Mengapa Sabun Mandi Tidak Aman untuk Bersihkan Vagina?

Dipublish tanggal: Jun 28, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Sep 25, 2019 Waktu baca: 2 menit
Mengapa Sabun Mandi Tidak Aman untuk Bersihkan Vagina?

Bagian tubuh yang memiliki banyak bakteri setelah usus yaitu bagian vagina. Meskipun miss V memiliki banyak bakteri, namun hal ini tidak perlu mengkhawatirkan, karena bakteri yang ada di dalam vagina bisa berupa bakteri baik dan bakteri buruk. 

Bakteri baik dalam vagina memiliki peran untuk melindungi dan menjaga kesehatan pada area kewanitaan nya. 

Apabila produksi bakteri jahat lebih banyak dibandingkan dengan bakteri baik, maka hal ini memberikan ancaman akan serangan infeksi terhadap vagina. Kesalahan yang sering kali dilakukan oleh wanita yaitu penggunaan sabun mandi untuk membersihkan area vagina. 

Hal ini sering kali terjadi pada saat wanita sedang mandi dan membersihkan vagina menggunakan sabun mandi.

Alasan Sabun Mandi Tidak Aman Digunakan untuk Membersihkan Vagina 

Tahukah Anda? Bahwa sabun mandi tidak disarankan digunakan untuk membersihkan vagina. Hal ini disebabkan karena banyak hal, diantaranya yaitu sebagai berikut:

1. Memiliki wangi yang menyengat

Sabun memiliki kandungan pewangi yang sangatlah menyengat. Sedangkan vagina tidak membutuhkan aroma wangi dalam sabun. Aroma wangi dari sabun dapat menimbulkan iritasi pada area vagina.

2. Menyebabkan bakteri dalam vagina mati, termasuk bakteri baik

Sabun memiliki kandungan yang akan membuat bakteri-bakteri dalam vagina menjadi mati. Sedangkan apabila bakteri baik dalam vagina mati karena kandungan dalam sabun mandi, maka hal ini justru akan menimbulkan bakteri jahat semakin meningkat dan menimbulkan infeksi pada bagian vagina. Sabun mandi juga bisa menghentikan pertumbuhan pada bakteri lain yang ada di dalam dinding vagina. Dengan demikian, ada baiknya jika Anda tidak menggunakan sabun mandi untuk membersihkan vagina.

3. Memiliki pH basa

Sabun mandi memiliki kandungan pH yang mencapai 8, artinya kandungan dalam sabun adalah kandungan pH basa. Pada saat pH vagina terganggu dan mengalami perubahan maka hal ini akan menimbulkan risiko terhadap infeksi yang cukup tinggi. Dengan demikian, maka bakteri jahat dikhawatirkan berkembang di dalam vagina. Sedangkan vagina memiliki lingkungan yang asam. Apabila sabun mandi digunakan untuk membersihkan area vagina, maka hal ini dapat mengganggu pada keseimbangan flora. Semakin sering Anda menggunakan sabun mandi untuk membersihkan vagina, maka hal ini akan menjadikan pH menjadi tidak seimbang. Apabila Anda ingin membersihkan vagina, maka Anda bisa menggunakan pembersih khusus kewanitaan yang memiliki kandungan berupa ekstrak Lactobacillus. Melalui kandungan inilah yang akan memberikan rangsangan terhadap pertumbuhan flora yang baik dan menjaga keseimbangan pH pada vagina.

Bagaimana Jika Tetap Ingin Membersihkan Vagina dengan Sabun Mandi?

Apabila Anda tetap ingin menggunakan sabun mandi untuk membersihkan vagina, Anda bisa menggunakan sabun yang memiliki kandungan pH asam dengan kandungan bahan alami. 

Dengan demikian, maka hal ini akan menghindarkan vagina dari iritasi dan serangan bakteri jahat. Meskipun sabun mandi tidak terlalu bermasalah ketika digunakan, namun Anda tidak disarankan untuk menggunakan sabun sembarangan.

Di dalam vagina terdapat bakteri baik yang memiliki peran untuk menjaga area vagina agar tetap asam, memiliki ph yang lebih rendah yaitu kurang dari 4,5. 

pH tersebut dapat ditujukan supaya tidak terdapat organisme yang tumbuh pada area vagina. Dengan demikian, maka vagina tidak akan mudah terserang infeksi. Sedangkan vagina memiliki kandungan antibiotik secara alami yang dapat membunuh bakteri jahat.

Sabun mandi yang sering kali digunakan untuk membersihkan vagina, maka hal ini akan menimbulkan iritasi pada bagian vagina. Untuk itu, sangat disarankan bagi Anda untuk lebih berhati-hati dalam menjaga kebersihan vagina, termasuk memperhatikan sabun yang Anda gunakan untuk membersihkan vagina.


10 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Vulvovaginal health. (2015).   (https://www.acog.org/Patients/FAQs/Vulvovaginal-Health)
Vandenburg T, et al. (2016). ‘Basically, it’s sorcery for your vagina’: unpacking Western representations of vaginal steaming. DOI: (https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/13691058.2016.1237674)
Thorp J, et al. (2008). Alteration in vaginal microflora, douching prior to pregnancy, and preterm birth. DOI: (https://dx.doi.org/10.1111%2Fj.1365-3016.2008.00970.x)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app