4 Manfaat Kopi Decaf Bagi Kesehatan

Dipublish tanggal: Jul 23, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
4 Manfaat Kopi Decaf Bagi Kesehatan

Kopi tanpa kafein? Mungkin belum banyak orang yang mengetahui bahwa ada kopi yang tidak mengandung kafein dan kopi tersebut dinamakan kopi decaf. Kopi decaf atau decaffeinated coffee merupakan jenis kopi yang tidak mengandung atau hanya sedikit kandungan kafein di dalamnya. 

Baca selengkapnya: Mengenal Kopi Decaf, Kopi Tanpa Kafein

Bagaimana proses pembuatan kopi decaf?

Hampir 97 persen kandungan kafein pada biji kopi decaf hilang akibat proses pencucian biji kopi, baik dengan air, pelarut organik, ataupun karbon dioksida yang dicampur sebelum biji kopi mengalami proses roasting ataupun ditumbuk. Hal ini menyebabkan adanya perubahan warna, rasa, dan wangi kopi decaf menjadi lebih ringan dibandingkan kopi biasa.

Kopi decaf mungkin tidak sepenuhnya bebas kafein, tetapi jumlah kandungan kafein dalam kopi biasanya sangat kecil dibandingkan kopi pada umumnya. Jika dalam kopi biasa, jumlah kafein dalam secangkir kopi bisa mencapai 70-140 mg, tetapi pada kopi decaf, kandungan kafein mungkin hanya sekitar 0-7 mg per cangkir. Hal inilah yang membuat kopi decaf disebut kopi tanpa kafein.

4 Manfaat kopi decaf bagi kesehatan

Kopi decaf mengandung beberapa nutrisi penting seperti magnesium, kalsium, zat besi, kalium, natrium, serta vitamin B3 yang baik bagi kesehatan. Beberapa penelitian juga mengungkapkan dengan mengonsumsi kopi dapat meningkatkan fungsi kerja hati (liver), mengurangi risiko kematian dini akibat stroke serta mencegah risiko penyakit alzheimer, parkinson, dan demensia. Berikut ini 4 manfaat kopi decaf bagi kesehatan:

1. Menangkal radikal bebas

Kandungan antioksidan yang terkandung pada kopi decaf terdiri dari beberapa jenis, di antaranya asam caffeic (caffeic acid), asam klorogenat (chlorogenic acid), dan asam ferulic (ferulic acid). Kandungan kopi tanpa kafein yang mengandung asam caffeic (caffeic acid) dapat melindungi tubuh dari radikal bebas. Hal ini juga mungkin terjadi akibat proses dekafeinasi yang telah menghilangkan beberapa kandungan polifenol pada kopi.

Asam klorogenat (chlorogenic acid) merupakan jenis antioksidan yang dapat melindungi tubuh dari virus, bakteri, maupun jamur. Kandungan antioksidan lain yang terdapat pada kopi adalah asam ferulic (ferulic acid) yang dapat menetralkan radikal bebas dan mencegah kerusakan oksidatif pada tubuh yang disebabkan oleh paparan sinar ultraviolet.

2. Menurunkan risiko diabetes

Dalam sebuah penelitian, kopi tanpa kafein (kopi decaf) dapat menurunkan risiko diabetes karena mengandung lignan dan asam klorogenat (chlorogenic acid) yang dapat mengurangi produksi glukosa pada hati dan juga mengurangi kadar hiperglikemik dalam darah akibat mengonsumsi gula. Kandungan magnesium pada kopi dapat menurunkan risiko diabetes serta meningkatkan fungsi kardiovaskular dan fungsi otak.

3. Meningkatkan fungsi kerja hati (liver)

Manfaat kandungan minyak cafestol dan khaweol pada kopi decaf menujukkan efek perlindungan terhadap racun tertentu yang disebut aflatoxin yang berdampak pada risiko penyakit hati (liver). Hal ini disebabkan karena minyak cafestol dan khaweol dapat mendorong produksi glutathione yang merupakan antioksidan kuat untuk meningkatkan fungsi hati dan jalur detoksifikasi dalam tubuh.

4. Mencegah risiko penyakit parkinson dan alzheimer

Asam ferulic atau ferulic acid pada kopi decaf bertindak sebagai anti inflamasi yang dapat mengurangi peradangan otak dan menjadi penyebab timbulnya risiko penyakit parkinson dan alzheimer.


10 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Mazzafera, Paulo. (2012). Which is the by-product: Caffeine or decaf coffee?. Food and Energy Security. 1. 10.1002/fes3.4.. ResearchGate. (Accessed via: https://www.researchgate.net/publication/264329018_Which_is_the_by-product_Caffeine_or_decaf_coffee)
Huxley, Rachel & Lee, Crystal & Barzi, Federica & Timmermeister, Leif & Czernichow, Sebastien & Perkovic, Vlado & Grobbee, Diederick & Batty, David & Woodward, Mark. (2009). Coffee, Decaffeinated Coffee, and Tea Consumption in Relation to Incident Type 2 Diabetes Mellitus A Systematic Review With Meta-analysis. Archives of internal medicine. 169. 2053-63. 10.1001/archinternmed.2009.439.. ResearchGate. (Accessed via: https://www.researchgate.net/publication/40686411_Coffee_Decaffeinated_Coffee_and_Tea_Consumption_in_Relation_to_Incident_Type_2_Diabetes_Mellitus_A_Systematic_Review_With_Meta-analysis)
McCusker, Rachel & Fuehrlein, Brian & Goldberger, Bruce & Gold, Mark & Cone, Edward. (2006). Caffeine Content of Decaffeinated Coffee. Journal of analytical toxicology. 30. 611-3. 10.1093/jat/30.8.611.. ResearchGate. (Accessed via: https://www.researchgate.net/publication/6666837_Caffeine_Content_of_Decaffeinated_Coffee)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app