Lakukan Cara Berikut Agar Ph Vagina Bisa Seimbang

Dipublish tanggal: Jun 28, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Sep 25, 2019 Waktu baca: 2 menit
Lakukan Cara Berikut Agar Ph Vagina Bisa Seimbang

Secara normal, vagina memiliki ph antara 3,8 hingga 4.2 yang mana hal ini berarti bahwa vagina memiliki sifat asam. Kondisi ini pun harus Anda jaga dengan sebaik mungkin supaya tidak terlalu rendah. 

Sedangkan untuk pH alami ini dibutuhkan supaya bakteri baik seperti lactobacillus tetap mendominasi pada area kewanitaan. Melalui bakteri baik inilah yang bertugas untuk melakukan pencegahan terhadap berbagai infeksi pada vagina.

Kadar pH yang ada pada daerah intim wanita haruslah diperhatikan dengan baik, karena hal ini akan berpengaruh secara langsung terhadap kesehatan vagina, termasuk berhubungan dengan bakteri yang ada di dalam vagina. Vagina dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi apabila ph yang dimiliki vagina berupa asam basa normal.

Apabila jumlah pH vagina meningkat dari angka normalnya, maka hal ini juga akan berpotensi terhadap bakteri jahat yang berkembang dan bisa menimbulkan jamur, sehingga hal ini dapat menimbulkan rasa gatal dan terjadinya keputihan pada vagina yang terjadi secara tidak normal. 

Untuk menjaga kesehatan vagina, Anda harus bisa menyeimbangkan pH vagina, caranya seperti berikut ini:

Selalu menjaga kebersihan vagina

Langkah pertama yang bisa Anda lakukan untuk menjaga pH vagina yaitu dengan menjaga kebersihan vagina. Kebersihan yang dimaksud yaitu menjaga kelembaban vagina, karena vagina yang lembab akan menjadi sarang bakteri dan jamur. 

Semakin banyaknya bakteri jahat yang bersarang dalam vagina, maka bakteri baik dalam vagina akan kalah dan mati.

Untuk itu, Anda selalu disarankan untuk tetap memperhatikan area kewanitaan Anda dengan baik. Meskipun area ini tidak akan terlihat oleh siapapun terkecuali Anda dan pasangan, namun tetaplah selalu mengutamakan kebersihan vagina. 

Semakin Anda menjaga kebersihan area vagina, maka akan semakin menghindarkan Anda dari serangan bakteri dan virus.

Perhatikan kondisi vagina selama menstruasi

Saat menstruasi, darah akan lebih mudah terkontaminasi dengan bakteri dan virus. Oleh sebab itu, saat Anda menstruasi, Anda tidak boleh asal merawat vagina. Perawatan yang dapat untuk Anda lakukan selama menstruasi yaitu dengan sering mengganti pembalut. 

Terutama saat Anda sering bolak balik ke kamar mandi untuk buang air kecil atau buang air besar.

Mengganti pembalut saat menstruasi tidak hanya untuk menghilangkan kelembaban pada area vagina saja. Akan tetapi hal ini juga memiliki tujuan untuk menghindari darah menstruasi yang terkontaminasi. Apabila Anda membiarkan pembalut terkontaminasi dengan bakteri, maka hal ini bisa menimbulkan infeksi pada area kewanitaan Anda.

Hindari menggunakan sabun pembersih

Sabun pembersih yang Anda gunakan harus memiliki komposisi kandungan bahan yang jelas. Apabila sabun pembersih yang Anda gunakan tersebut memiliki pH yang tinggi, maka akan membahayakan kondisi vagina Anda. Untuk itu, gunakan sabun pembersih yang memiliki Ph rendah. Anda bisa melakukan pengecekan pada kemasan produknya.

Penggunaan sabun mandi untuk membersihkan area vagina pun juga tidak dianjurkan, karena sabun mandi memiliki kandungan pH yang tinggi, sehingga apabila Anda membersihkan vagina menggunakan sabun mandi maka akan menimbulkan iritasi dan infeksi pada vagina. 

 Apabila keseimbangan antara bakteri jahat dan bakteri baik terganggu, maka hal ini bisa menjadikan Anda mengalami serangan bakteri vaginosis. Menjaga pH vagina supaya tetap basa sangatlah penting untuk Anda perhatikan, agar tidak mengganggu kesehatan vagina Anda. 

Semakin banyaknya bakteri baik yang ada di dalam vagina Anda, maka akan menjaga vagina Anda dari ancaman bakteri-bakteri jahat. 


17 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app