Keratosis Seboroik - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 8, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Apr 10, 2019 Waktu baca: 3 menit

Keratosis Seboroik

Keratosis seboroik adalah suatu penyakit kulit yang merupakan benjolan tumor jinak. Penyakit ini banyak terjadi pada usia lanjut. Kondisi ini disebabkan oleh adanya proliferasi sel-sel di kulit yang tumbuh mulai dari satu dan dapat semakin banyak. Penyakit ini dapat muncul pada kondisi kulit yang sering terpapar sinar matahari seperti pada wajah leher, dan pergelangan.

Keratosis seboroik sering disebut juga dengan istilah lain seperti keratosis senil, veruka seboroik senilis, seboroik war dan papiloma sel basal. Tumor jinak pada kulit jenis ini banyak terjadi di benua tropis dan pada orang dengan kulit lebih gelap. Baik pria dan wanita di usia tua dapat berpeluang munculnya keratosis seboroik.

Penyebab Keratosis Seboroik

Munculnya kondisi ini disertai oleh beberapa penyebab antara lain:

  • Paparan cahaya matahari

Sinar matahari dapat memicu meningkatkan perkembangan sel-sel tumor jinak terserbut

  • Iklim

Populasi terbanyak keratosis seboroik sering terjadi di iklim tropis atau pada musim panas

  • Genetik

Adanya kelainan yang sama yang terjadi pada anggota keluarga menimbulkan adanya kemungkinan bawaan genetik dari riwayat keluarga.

  • Warna kulit

Orang berkulit putih dan cokelat lebih rentan terkena penyakit ini.

Gejala Keratosis Seboroik

Gejala klinis yang ditemukan pada keratosis seboroik adalah munculnya benjolan di permukaan kulit wajah , leher, punggung, dada, dan daerah pergelangan atas. Kesan kulit yang ditemukan pada keratosis seboroik antara lain:

  • Benjolan yang berbentuk bulat, bersisik, permukaan licin, dan berwarna gelap kecokelatan
  • Ukuran pada benjolan yang bervariasi
  • Benjolan yang dapat menimbulkan rasa gatal
  • Benjolan biasanya tidak menimbulkan rasa nyeri
  • Benjolan dapat berdarah apabila terkena gesekan atau garukan di benjolan
  • Bercak kehitaman yang dapat menyebar dan semakin banyak terutama pada punggung

Luka pada keratosis seboroik dibagi menjadi beberapa jenis antara lain:

  •  Acnthotic Seborrheic Keratoses
  •  Reticulated Seborrheic Keratoses
  •  Irritated Seborrheic Keratoses

Diagnosis Keratosis Seboroik

Munculnya keratosis seboroik sangat sulit didiagnosis karena terdapat beberapa penyakit yang permukaan kulitnya mirip sekali dengan keratosis seboroik. Sehingga diagnosis banding menjadi pertimbangan yang berat bagi dokter. Beberapa penyakit yang memiiki gejala dan luka kulit yang mirip antara lain veruka vulgaris, kondiloma akuminata, lentigo solaris, melanoma, penyakin bowen dan masih banyak lagi. Adanya perbedaan pada lokasi munculnya luka dan peran infeksi baik itu virus atau bakteri dapat memudahkan dokter untuk membandingkannya dengan diagnosis lain.

Pemeriksaan fisik sangat penting untuk membantu mendiagnosis keratosis seboroik. Selain menganalisa jenis dan bentuk luka di permukaan kulit, pemeriksaan lain yang dapat digunakan adalah dengan tindakan biopsi kulit. Biopsi kulit dilakukan dengan mengambil sampel kulit dan mendeteksi adanya perkembangan sel tumor dengan menggunakan mikroskop.

Penanganan Pada Keratosis Seboroik

Tindakan pada keratosis seboroik harus ditangani oleh dokter kulit, Dokter kulit harus memeriksa secara detil bentuk dan jenis luka serta hasil pemeriksaan laboratorium yang membuktikan diagnosis yang sesuai. Meskipun keratosis seboroik tidak menimbulkan kegawatdaruratan dan tidak memicu kanker. Dokter akan melakukan tindakan terapi pada keratosis seboroik apabila kondisi ini terasa menganggu dan bentuknya seperti sel kanker.

Operasi pengangkatan tumor menjadi pilihan yang aman dengan mengangkat seluruh jaringan tumor pada kulit yang menganggu penampilan. Selain terapi tersebut, dapat dilakuan terapi berupa Cryosurgery. Teknik ini menggunakan cairan nitrogen yang dingin yang disemprot ke daerah luka. Tindakan ini dilakukan dengan menghancurkan perkembangan sel tumor secara perlahan hingga luka mengering.

Terapi lain yaitu kauterisasi (electrocautery) menggunakan teknik anestesi. Tindakan diawali dengan pemberian anestesi di sekitar luka hingga terasa baal. Lalu dengan menggunakan kabel yang dipanaskan dengan aliran listrik bernama elektroda untuk memotong benjolan yang diduga sebagai tumor. Terapi kauterisasi juga dapat ditambahkan electrosurgery apabila ada keperluan khusus.

Anda tidak disarankan untuk mencabut sendiri luka akibat keratosis seboroik dengan gunting atau silet karena ini dapat menimbulkan resiko infeksi yang sangat besar dan dapat memperparah kondisi. Selalu perhatikan kesehatan diri anda terutama adanya luka pada daerah kulit karena banyak sekali penyebab yang dapat timbul yang beresiko tinggi seperti munculnya sel kanker atau infeksi penyakit lainnya.

 

 

 


16 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Balin, A. Medscape (2017). Seborrheic Keratosis. (https://emedicine.medscape.com/article/1059477-overview)
O’connel, K. Healthline (2017). Seborrheic Keratoses. (https://www.healthline.com/health/seborrheic-keratosis)
Drugs (2018). Seborrheic Keratosis. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6290447/)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app