Keracunan Singkong

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mei 10, 2019 Waktu baca: 3 menit
Keracunan Singkong

Singkong merupakan tanaman umbi-umbian yang tumbuh di seluruh Indonesia. Di beberapa daerah di pulau Jawa singkong bahkan merupakan makanan utama penduduk.

Penyebab Keracunan Singkong

Penyebab keracunan singkong ialah asam sianida yang terkandung di dalamnya. Bergantung pada jenis singkong kadar asam sianida berbeda-beda. Namun tidak semua orang yang makan singkong akan menderita keracunan. Hal ini disebabkan selain kadar asam sianida yang terdapat dalam singkong itu sendiri, juga dipengaruhi oleh cara pengolahannya sampai dimakan. Diketahui bahwa dengan merendam singkong terlebih dahulu di dalam air dalam jangka waktu tertentu, kadar asam sianida (HCN) dalam singkong akan berkurang oleh karena HCN akan larut di dalam air.

Asam sianida (HCN) ialah suatu racun kuat yang menyebabkan  tubuh kekurangan oksigen di jaringan atau asfiksia. Asam ini akan mengganggu oksidasi (pengikatan oksigen) ke jaringan dengan jalan mengikat enzim sitokrom oksidase. Akibatnya oksigen tidak dapat dipergunakan oleh jaringan dan tetap tinggal dalam pembuluh darah vena yang berwarna merah cerah oleh adanya oksihemoglobin. Ikatan antara sitokrom oksidase dengan HCN bersifat reversible (dapat kembali normal).

Oleh karena adanya ikatan ini, O2 tidak dapat digunakan oleh jaringan sehingga beberapa organ yang sensitif terhadap kekurangan O2 akan sangat menderita terutama jaringan otak. Akibatnya akan terlihat pada permulaan suatu tingkat stimulasi daripada susunan saraf pusat yang disusul oleh tingkat depresi dan akhirnya dapat timbul kejang oleh hipoksia dan kematian oleh kegagalan pernafasan (Ward dan Wheaticy, 1947). Kadang-kadang dapat pula timbul detak jantung yang tidak beraturan (Wexler dkk., 1947).

HCN ialah suatu racun yang bekerja sangat cepat, kematian dapat ditimbulkan dalam beberapa menit Apabila HCN murni ditelan dalam keadaan lambung kosong dalam kadar asam yang tinggi, maka kerja racun ini sangat cepat sekali. HCN dalam bentuk cair dapat diserap oleh kulit dan mukosa, tetapi garam sianida hanya berbahaya bila termakan. 

Sebenarnya tubuh sendiri mempunyai daya proteksi terhadap HCN ini dengan cara detoksikasi HCN menjadi ion tiosianat yang relatif kurang toksik. Detoksikasi ini beriangsung dengan perantaraan enzim rodanase (transulfurase). Enzim ini terdapat di dalam jaringan, terutama hati. Tubuh sebenamya mempunyai kemampuan mendetokstkasi HCN tetapi sistem enzim rodanase ini bekerja sangat lambat sehingga keracunan masih dapat timbul. Kerja enzim ini dapat dipercepat dengan memasukkan sulfur ke dalam tubuh. Secara klinis hal inilah yang dipakai sebagai dasar menyuntikkan natrium tiosulfat pada pengobatan keracunan oleh singkong; HCN pada umumnya.

Gejala Keracunan Singkong

Biasanya pada keracunan singkong gejala akan timbul beberapa jam setelah seseorang makan singkong.

  • Kelemahan, pingsan
  • Gangguan neurologis : sakit kepala, vertigo, kebingungan, kesadaran menurun, kejang, koma
  • Gangguan saluran pencernaan seperti mual, muntah dan diare.
  • Gangguan jantungdan paru : sesak, nyeri dada, henti nafas (apnea)

Diagnosis Keracunan Singkong

Diagnosis keracunan singkong umumnya mudah ditegakkan. Biasanya orang tua atau orang yang didekatnya menceritakan timbulnya gejala seperti telah disebut di atas setelah penderita makan singkong.

Pengobatan Keracunan Singkong

Pengobatan harus dilakukan secepatnya. Bila makanan diperkirakan masih ada di dalam lambung (kurang dari 4 jam setelah makan singkong), dilakukan pencucian lambung atau membuat penderita muntah.

Diberikan natrium tiosulfat 30% (sebagai antidotum keracunan singkong) sebanyak 10-30 ml secara intravena perlahan. Bila sukar menemukan pembuluh darah vena dapat dilakukan venoklisis atau pemberian dapat dilakukan secara intramuskular. Sebelum pemberian natrium tiosulfat (selama mempersiapkan obat tersebut), pada penderita dapat diberikan amil nitrit secara inhalasi

Cara pemberian natrium tiosulfat ialah mula-mula dengan menyuntikkan obat tersebut sebanyak 10 ml intra vena, kemudian penderita dicubit untuk mengetahui apakah kesadaran sudah pulih. Bila penderita belum sadar dapat diberikan lagi 10 ml natrium tiosulfat. Bila timbul sianosis, dapat diberikan O2. Bila pengobatan cepat dilakukan, penderita akan sembuh.

Pencegahan Keracunan Singkong

Untuk mencegah agar tidak keracunan singkong,  janganlah memakan singkong beracun atau rendamlah singkong terlebih dahulu dalam waktu lama (satu malam sebelum dimasak).


17 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Toxic substances portal – Cyanide. (2014). (https://www.atsdr.cdc.gov/mmg/mmg.asp?id=1073&tid=19)
Safety guideline: Sodium cyanide. (https://ehs.usc.edu/files/SOP-Sodium-Cyanide.pdf)
Sachs C. (2007). Don’t overlook cyanide poisoning in smoke inhalation. (https://www.acep.org/Clinical---Practice-Management/Don-t-Overlook-Cyanide-Poisoning-in-Smoke-Inhalation/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app