Penyebab dan Cara Menangani Kekurangan Hemoglobin

Dipublish tanggal: Agu 15, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mar 6, 2020 Waktu baca: 3 menit
Penyebab dan Cara Menangani Kekurangan Hemoglobin

Hemoglobin atau Hb merupakan salah satu komponen dalam sel darah merah yang memiliki peran penting untuk mengikat oksigen dalam darah. Ketika tubuh kekurangan hemoglobin maka dapat terjadi anemia yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Hemoglobin sendiri merupakan protein yang kaya zat besi dan membantu mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh.

Baca juga: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Anemia

Fungsi hemoglobin dalam tubuh

Hemoglobin dalam tubuh memiliki banyak fungsi penting untuk membantu menjaga kesehatan tubuh, di antaranya:

  • Mengatur sistem pernafasan di mana hemoglobin yang terdapat pada molekul protein sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh dan mengembalikan karbon dioksida dari jaringan tersebut untuk kembali ke paru-paru lalu dikeluarkan dari dalam tubuh.
  • Menjaga bentuk sel darah merah agar tetap normal, yaitu berbentuk bulat dengan bagian tengah pipih mirip donat tanpa lubang. Hal ini penting karena jika bentuk sel darah merah abnormal akan mengganggu fungsi darah dan berpengaruh ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah.

Tanda-tanda tubuh kekurangan hemoglobin

Kadar hemoglobin normal berada di angka 14-18 gr/dL untuk pria dewasa, sementara untuk wanita dewasa adalah 12-16 gr/dL. Melalui pemeriksaan darah, kadar hemoglobin atau Hb seseorang bisa diketahui kurang atau tidaknya karena kekurangan hemoglobin sendiri dapat menjadi pertanda adanya penyakit tertentu dalam tubuh.

Gejala atau tanda-tanda tubuh kekurangan hemoglobin berbeda pada setiap orang, hal ini tergantung dari tingkat keparahan penyakit yang diderita. Berikut ini adalah beberapa tanda jika tubuh mengalami kekurangan hemoglobin:

  • Lelah
  • Lemah
  • Gusi dan kulit terlihat pucat
  • Sesak nafas
  • Detak jantung tidak teratur
  • Mata dan kulit menguning

Penyebab tubuh kekurangan hemoglobin

Kekurangan hemoglobin dalam tubuh dapat disebabkan dari berbagai faktor, di antaranya:

  • Penyakit yang mengganggu produksi sel darah merah atau Hb, seperti anemia, defisiensi zat besi, anemia aplastik, dan defisiensi vitamin b12
  • Penyakit kronis lain yang dapat mengganggu organ tubuh, seperti kanker darah, gastritis, sirosis hati, penyakit hodgkin, hipotirodisme, gagal ginjal kronis, sistitis, leukimia, myeloma, maupun myelodysplastic syndrome
  • Sebagai efek samping pengobatan kemoterapi
  • Kondisi akibat kelainan tertentu, seperti porfiria, splenomegali, vaskulitis (radang pembuluh darah), anemia hemolitik, thalassemia, serta anemia sel sabit

Baca juga: Makanan Penambah Darah Agar Terhindar dari Anemia

Bagaimana cara mengukur kadar hemoglobin?

Untuk mengetahui kurang atau tidaknya hemoglobin dalam tubuh, ada beberapa cara medis yang bisa dilakukan, yaitu:

  • Tes darah lengkap dengan memeriksa sampel darah yang diambil dari pembuluh vena lengan tangan
  • Pemeriksaan morfologi
  • Retikulosit
  • Serum besi
  • Total iron binding capacity (TIBC)
  • Biopsi sumsum tulang
  • Serum ferritin
  • Pemeriksaan urine

Rekomendasi kadar hemoglobin normal 

Untuk menentukan kurang atau tidaknya kadar hemoglobin dalam darah seseorang, hal ini bisa tergantung pada usia dan jenis kelaminnya. Seiring bertambahnya usia seseorang, maka kadar hemoglobin (Hb) juga akan ikut menurun. Berikut ini rekomendasi yang dianjurkan terkait kadar hemoglobin normal:

  • Bayi baru lahir seharusnya memiliki kadar hemoglobin sekitar 17-22 gram/dL
  • Bayi usia 1 bulan seharusnya memiliki kadar hemoglobin sekitar 11-15 gram/dL
  • Anak-anak seharusnya memiliki kadar hemoglobin sekitar 11-13 gram/dL
  • Laki-laki dewasa seharusnya memiliki kadar hemoglobin sekitar 14-18 gram/dL
  • Wanita dewasa seharusnya memiliki kadar hemoglobin sekitar 12-16 gram/dL

Cara meningkatkan kadar hemoglobin

Berikut ini beberapa metode yang dapat membantu meningkatkan kadar hemoglobin dalam tubuh:

  • Transfusi sel darah merah dapat dilakukan jika tubuh tidak dapat memproduksi Hb secara normal, misalnya pada kondisi thalasemia dan anemia sel sabit
  • Mengonsumsi suplemen zat besi dengan resep dokter dapat dilakukan untuk meningkatkan kadar hemoglobin
  • Penggunaan eritropoitein untuk merangsang produksi sel darah merah pada penderita anemia yang memiliki gagal ginjal berat, kanker, gangguan sumsum tulang dan pasien yang sedang menjalani kemoterapi
  • Mengonsumsi makanan kaya zat besi seperti daging merah, daging unggas, sayur-sayuran, dan seafood
  • Terapi sel punca atau stem cell therapy pada penderita thalassemia karena pasien ini harus rutin mendapatkan transfusi darah agar Hb dalam tubuh tercukupi. Terapi ini dilakukan melalui operasi cangkok atau transplantasi sumsum tulang

Baca juga: Resiko Transfusi Darah Yang Harus Diwaspadai

Kondisi tertentu yang menyebabkan Hb berkurang

Kekurangan hemoglobin tidak selalu menunjukkan penyakit serius, seperti pada kasus ibu hamil yang seringkali memiliki Hb rendah. Namun kondisi tersebut tidak boleh dibiarkan, apalagi jika merasakan beberapa gejala berikut:

  • Kekurangan Hb disertai demam
  • Penurunan berat badan tanpa alasan tertentu
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Penurunan kesadaran (pingsan)

Karena jika seseorang mengalami gejala di atas maka disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan rutin dan berkonsultasi dengan dokter agar segera ditangani untuk mengurangi risiko penyakit tertentu yang lebih berbahaya.


14 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
CBC with differential, blood. Mayo Medical Laboratories. http://www.mayomedicallaboratories.com/test-catalog/Clinical+and+Interpretive/9109.
Iron: Fact sheet for health professionals. National Institutes of Health Office of Dietary Supplements. https://ods.od.nih.gov/factsheets/Iron-HealthProfessional/#h3.
Mahoney DH, et al. Iron deficiency in infants and young children: Treatment. http://www.uptodate.com/home.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app