Jenis Vape Apakah yang Aman?

Dipublish tanggal: Mei 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Jenis Vape Apakah yang Aman?

Vape atau rokok elektrik kini semakin menjamur penggunaannya, baik di kalangan remaja sampai dewasa. Dimana alat tersebut menawarkan sensasi yang berbeda melalui varian rasa yang bisa Anda pilih sesuka hati. 

Sehingga menurut sebagian pengguna, vape memiliki rasa yang lebih baik jika dibandingkan dengan rokok yang berbahan dasar tembakau.

Ketika Anda menggunakan vape maka pastikan untuk memilih alat pemanas yang sesuai untuk kebutuhan. Ya, dalam rokok elektrik Anda tidak akan menemukan istilah pemantik manual seperti korek api. Melainkan sebuah alat pemanas vape disebut dengan istilah vaporizer. 

Alat pemanas ini memiliki beberapa jenis yang kini tersedia di pasaran.

Mari ketahui dengan lebih jelas tentang jenis-jenis vaporizer yang bisa digunakan untuk vape. Simak penjelasannya berikut ini.

Vaporizer atau pemanas vape tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran, misalnya memilih ukuran vaporizer yang tidak merepotkan ketika Anda bawa ke berbagai tempat.  

Sebagian orang berpendapat bahwa vape sebagai jalan satu-satunya untuk menghentikan kebiasaan merokok, sehingga Anda bisa mengurangi kecanduan terhadap rokok tembakau. Benarkah demikian?

Vaporizer jenis Pen

Sesuai namanya, vaporizer ini memiliki ukuran layaknya sebuah pulpen. Sehingga Anda akan memiliki alat yang jauh lebih kecil dan travel size karena bisa dibawa kemana-mana dengan lebih mudah.

Vaporizer jenis ini dapat mengeluarkan uap melalui pemanasan cairan vape itu sendiri. Dimana terdapat dua elemen pemanas yang terdapat pada vape jenis pen. Pertama, Atomizer. Merupakan alat pemanas yang bisa memanaskan cairan vape nikotin. 

Alat ini harus segera diganti apabila produksi uap sudah berkurang ketebalannya sehingga berpengaruh pada rasa yang dihasilkan. Atomizer berdekatan langsung dengan tabung berisi cairan vape yang dipanaskan.

Kedua, Cartomizer. Merupakan kombinasi yang unik antara atomizer dan cartridge, dimana elemen ini bersentuhan langsung dengan elemen pemanas. Sumber energi yang terdapat dalam vaporizer pen berasal dari baterai yang bisa diisi ulang, dimana baterai tersebut memiliki tegangan 3,7 volt atau berkekuatan 1300 MAh.

 Pastikan untuk teliti dalam penggunaan baterai vape. Karena beberapa kasus terjadi ledakan baterai sehingga harus diperhatikan dan dijauhkan dari jangkauan anak-anak di bawah umur.

Vaporizer Desktop

Jenis vaporizer ini lebih besar dan tidak mudah dibawa kemana-mana. Sehingga hanya dapat digunakan di rumah atau tempat tertentu saja. Soal rasa pada vape desktop tentu saja akan lebih baik karena pemanasan yang maksimal.

Vaporizer Portable

Jenis vaporizer ini lebih besar dari jenis pen namun tidak sebesar jenis desktop. Sehingga Anda tetap bisa membawanya kemana-mana karena ukurannya masih travel size, meskipun ukurannya cukup besar.

Vaporizer ini memiliki komponen sama yakni elemen pemanas dan baterai. Namun perbedaannya tidak terjadi kontak langsung antara cairan vape dengan elemen pemanas. Sehingga rasa yang akan Anda dapatkan lebih baik namun dengan ketebalan asap yang sedikit. 

Kemudian baterai vaporizer portable akan bertahan selama 2 sampai 3 jam atau bahkan lebih.

Kandungan Uap dan seputar bahayanya

Resiko yang akan Anda peroleh ketika menghirup uap vape tidak jauh berbeda yakni sama seperti rokok tembakau. Seperti yang dijelaskan dalam sebuah jurnal, nanopartikel yang sangat tinggi ternyata ditemukan dalam uap vape. 

Dimana efek beracun nanopartikel dapat berdiam diri di dalam paru, menimbulkan iritasi dan menimbulkan peradangan. Menurut penelitian lainnya menyatakan bahwa uap vape telah dikaitkan dengan deretan penyakit mematikan seperti jantung, asma, diabetes dan stroke.


32 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Tierney PA, et al. (2016). Flavour chemicals in electronic cigarette fluids. DOI: (https://doi.org/10.1136/tobaccocontrol-2014-052175)
Sundar IK, et al. (2016). E-cigarettes and flavorings induce inflammatory and pro-senescence responses in oral epithelial cells and periodontal fibroblasts. DOI: (https://dx.doi.org/10.18632/oncotarget.12857)
Stratton K, et al. (2018). Public health consequences of e-cigarettes. (https://www.nap.edu/read/24952/chapter/1)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app