Ciri-Ciri Hamil 1 Minggu dan Tips Sehat Menjaga Kehamilan

Dipublish tanggal: Mar 9, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 7 menit
Ciri-Ciri Hamil 1 Minggu dan Tips Sehat Menjaga Kehamilan

Usia kehamilan yang terlalu dini dan baru memasuki usia kehamilan 1-2 minggu seringkali membuat sebagian wanita tidak sadar kalau dirinya sedang mengandung. Apalagi jika ditambah dengan siklus haid yang selama ini tidak teratur, maka kondisi tersebut cenderung dianggap sebagai kondisi yang normal dan seringkali diperkirakan hanya mengalami telat haid.

Anggapan tersebut tidak salah, karena usia kehamilan yang baru memasuki usia 1 minggu biasanya memang belum menunjukkan gejala apapun selain menunggu keluar atau tidaknya darah menstruasi itu sendiri pada periode siklus haid selanjutnya, sehingga diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan apakah sedang hamil atau tidak.

Akan tetapi beberapa gejala awal kehamilan, seperti berkurangnya minat terhadap makanan atau hal yang disukai, perubahan suasana hati (moody), sering buang air kecil, mual, nyeri perut, serta mudah lelah sudah bisa dirasakan oleh ibu hamil pada tahap ini. Tetapi tak banyak juga yang mengira kondisi ini hanyalah gejala haid biasa dan bukan merupakan ciri ciri kehamilan.

Baca juga: Tanda-Tanda Awal Kehamilan

Seputar siklus haid dan kehamilan

Setiap bulannya, siklus haid umumnya terjadi 28 hari sekali pada wanita, meskipun begitu ada pula wanita yang mengalami menstruasi lebih singkat atau lebih lama hingga mencapai 35 hari. Menstruasi sendiri umumnya berlangsung selama 3-5 hari dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi (estrogen).

Proses siklus haid sendiri bermula dari pindahnya sel telur dari ovarium ke saluran tuba falopi untuk bertemu sperma agar dapat dibuahi. Begitu sel telur dibuahi, maka itu akan berpindah ke rahim untuk implantasi. Tetapi jika sel tidur tidak dibuahi, maka akan pecah dan menyebabkan lapisan tebal dinding rahim meluruh selama periode menstruasi.

Beberapa pihak mengklaim kalau pada minggu pertama kehamilan sebenarnya belum benar-benar terjadi kehamilan karena fertilisasi umumnya baru terjadi pada minggu ke-2 atau ke-3 (tergantung pada masa subur atau ovulasi). Hal ini juga yang seringkali menjadi alasan mengapa kondisi kehamilan belum dapat terdeteksi pada minggu pertama.

Salah satu cara mendeteksi apakah terjadinya kehamilan atau tidak, Anda dapat memeriksa kondisi suhu tubuh basal dengan menggunakan termometer selama beberapa hari. Lakukan pengecekan ini pada pagi hari setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas apapun. Jika suhu meningkat, maka ada kemungkinan bahwa Anda sedang hamil.

Baca juga: 4 Fase Siklus Menstruasi

Mengenal ciri ciri hamil 1 minggu

Kondisi janin pada usia kehamilan 1 minggu

Pada minggu pertama kehamilan biasanya belum ada perkembangan buah hati dalam kandungan. Perubahan yang terjadi hanyalah ketika sel telur meninggalkan indung telur dan masuk ke saluran tuba falopi. Selama proses ini, boleh dibilang sebenarnya wanita belum benar-benar hamil karena belum terjadi pembuahan.

Walau pembuahan terjadi 2 minggu setelah hari pertama haid, tapi minggu pertama tetap masuk hitungan dalam kalender kehamilan karena ini akan menunjukkan kapan permulaan haid terakhir. Sebab dari tanggal itulah, dokter kemudian menentukan HPL (Hari Perkiraan Lahir) yang jatuh 40 minggu kemudian. Jadi meski kehamilan diklaim memakan waktu 40 minggu, namun pada kenyataannya, usia kandungan biasanya hanya berkisar sekitar 38 minggu.

Pada 7-10 hari berikutnya, sel telur yang sudah dibuahi akan mulai membelah diri. Di minggu pertama kehamilan ini, janin masih berupa blastosit yang kemudian membelah menjadi 2 bagian. Bagian luar blastosit akan menjadi plasenta, sedangkan bagian dalamnya adalah embrio. Proses pembelahan ini terjadi pada minggu ke-2 kehamilan.

Jika terdapat lebih dari 1 sel telur yang dibuahi, maka beberapa zigot akan terbentuk. Zigot biasanya membawa jumlah kromosom yang seimbang yakni sebanyak 46 dari kedua orangtua. Kromosom inilah yang menjadi penentu jenis kelamin, warna rambut, jenis kulit, bentuk mata, tinggi badan, serta karakter kepribadian si bayi.

Kondisi ibu hamil pada usia kehamilan 1 minggu

Selama periode awal kehamilan seperti pada usia kehamilan 1 minggu umumnya belum ada perubahan signifikan yang terjadi. Meski jarang, beberapa ibu hamil mungkin sudah bisa merasakan berbagai ciri ciri awal kehamilan, seperti mudah lelah, payudara sensitif, moody (perubahan suasana hati), perubahan hormon, hingga mual dan muntah (morning sickness).

Selain beberapa kondisi di atas, pada usia kehamilan 1 minggu juga terkadang keluarnya cairan darah pada ibu hamil, tetapi umumnya kondisi ini tidak berbahaya. Hal ini terjadi karena dinding rahim sedang meluruhkan sel telur pada bulan sebelumnya yang gagal dibuahi. Akibat dari proses ini, rahim kemudian berkontraksi sehingga menyebabkan punggung dan perut terasa sakit.

Pada masa ini, kadar hormon hCG dalam darah juga belum terlalu tinggi sehingga kalaupun melakukan tes kehamilan, maka hasilnya mungkin akan negatif. Untuk itu, jika ingin melakukan tespack sebaiknya menunggu 10-12 hari kemudian, tetapi hasilnya bisa saja masih samar sehingga perlu dilakukan beberapa kali pengecekan.

Minggu pertama kehamilan juga termasuk masa yang penting karena momen ini akan menentukan bagaimana perkembangan janin di masa depan, serta apakah embrio mampu berimplantasi dengan kokoh pada dinding rahim.

Baca juga: Memahami Proses Kehamilan Tahap Demi Tahap

Tips sehat menjaga kehamilan

Ketika mengalami tanda-tanda awal kehamilan dan telah terbukti positif hamil, maka ibu hamil perlu menjaga kesehatan agar ibu dan bayi dalam kandungan tetap sehat hingga waktu persalinan. Berikut ini tips sehat menjaga kehamilan sejak usia kehamilan memasuki 1 minggu:

Mengubah gaya hidup

Salah satu cara sehat untuk menjaga kehamilan ibu hamil adalah dengan mengubah kebiasaan gaya hidup, termasuk pola makan dan aktivitas olahraga. Saat sedang mengandung terutama di usia kehamilan 1 minggu, ibu hamil harus banyak mengonsumsi makanan sehat dengan gizi yang seimbang, seperti telur, susu, gandum utuh, ikan salmon, sayuran hijau (bayam, brokoli, kale), buah-buahan (jeruk, jambu biji, alpukat), serta kacang-kacangan.

Selain itu, ibu hamil juga perlu melakukan aktivitas olahraga ringan untuk membantu memperkuat kondisi tubuh selama kehamilan. Beberapa olahraga yang dianjurkan untuk dilakukan oleh ibu hamil, antara lain yoga, pilates, jogging, maupun berenang. Bahkan olahraga pilates seringkali menjadi olahraga favorit ibu hamil karena dapat membantu memperkuat otot perut dan pinggul sehingga mengurangi rasa pegal dan tidak nyaman selama kehamilan.

Baca juga: Manfaat Pilates untuk Ibu Hamil

Mengonsumsi vitamin prenatal

Mengonsumsi tambahan vitamin saat hamil atau yang biasa disebut dengan vitamin prenatal juga penting bagi ibu hamil karena hal ini bisa membantu melengkapi kekurangan nutrisi yang berasal dari makanan yang dikonsumsi. Vitamin prenatal harus mengandung beragam vitamin serta mineral penting yang dapat mendukung pertumbuhan janin dan kesehatan ibu hamil, seperti asam folat, kalsium, dan zat besi.

Asam folat sudah dikenal sebagai kandungan yang wajib dikonsumsi oleh ibu hamil karena berfungsi untuk mencegah cacat bawaan yang berpotensi mempengaruhi kesehatan otak dan sumsum tulang belakang. Cacat bawaan ini biasanya berkembang pada 28 hari pertama setelah pembuahan, yakni masa di mana kebanyakan perempuan belum tahu kalau dirinya sedang hamil, sehingga meningkatkan asupan asam folat sebelum kehamilan juga perlu dilakukan.

Kandungan asam folat dapat ditemukan pada telur, kacang-kacangan, buah alpukat, pisang, jeruk, dan pepaya, sayuran hijau seperti bayam, dan asam lemak omega 3 yang terdapat pada ikan salmon dan tuna. Tetapi ibu hamil juga dapat mengonsumsi asam folat melalui suplemen dengan dosis 400 mcg setiap hari. Waktu untuk mengonsumsi asam folat sebaiknya adalah sebelum pembuahan dan terus berlanjut hingga minggu ke-12 usia kehamilan.

Selain asam folat, ibu hamil juga perlu mengonsumsi makanan dan vitamin yang tinggi kalsium. Hal ini bertujuan untuk menghindari keroposan tulang pada ibu hamil serta membantu membentuk tulang dan otot pada bayi. Kalsium yang cukup juga dapat membantu pembentukan gigi pada bayi, memperlancar peredaran darah dan kesehatan jantung, serta mengurangi risiko terjadinya komplikasi pada masa kehamilan. Selain mengonsumsi suplemen yang mengandung kalsium, ibu hamil dapat mengonsumsi susu, keju, kacang kedelai untuk membantu mencukupi kebutuhan kalsium selama hamil. 

Zat besi juga diperlukan selama masa kehamilan karena zat besi merupakan komponen utama dari darah. Darah sendiri berfungsi untuk mengikat serta membawa oksigen ke seluruh tubuh, termasuk pada bayi. Oleh karena itu, ibu hamil perlu mencukupi kandungan mineral penting ketika hamil. Selain kandungan zat besi sebesar 17 mg per hari, berikut ini beberapa kandungan vitamin yang dibutuhkan ibu hamil:

  • Vitamin D: 400 IU
  • Kalsium: 200-300 mg
  • Asam folat: 400 mcg
  • Thiamine: 3 mg
  • Vitamin C: 70 mg
  • Niasin: 20 mg
  • Riboflavin: 2 mg
  • Vitamin B12: 6 mg
  • Zinc: 15 mg
  • Vitamin E: 10 mg

Selain mengonsumsi vitamin prenatal, jika sebelum kehamilan ibu hamil memiliki kebiasaan mengonsumsi obat tertentu, maka konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter untuk memastikan obat tersebut aman untuk dikonsumsi selama kehamilan. Beberapa obat mungkin tetap aman diminum saat hamil, tetapi beberapa lainnya mungkin tidak aman. Hindari pula minuman beralkohol dan berkafein, obat-obatan terlarang, maupun asap rokok dari sekitar ibu hamil karena dapat dengan mudah terserap oleh bayi dalam kandungan.

Hindari radiasi sinar X

Selama kehamilan, terutama ketika usia kehamilan baru memasuki 1 minggu hingga 3 bulan, sebaiknya ibu hamil menghindari radiasi sinar X (X ray) terutama pada bagian perut kecuali benar-benar mendesak. Karena paparan radiasi berbahaya dan dapat meningkatkan risiko cacat lahir, keguguran, kerusakan genetik, serta penyakit kanker pada bayi.

Hindari stress

Kondisi stres yang dialami ibu hamil tentu dapat mempengaruhi kondisi kesehatan selama kehamilan, bahkan dapat menyebabkan peningkatkan infeksi penyebab keguguran dan kelahiran bayi prematur, menurunkan sistem kekebalan tubuh, serta dapat mempengaruhi otak dan tumbuh kembang janin. Maka dari itu, hindari pertengakaran atau beban pikiran dan nikmati masa kehamilan dengan senyaman mungkin.

Cukupi kebutuhan tidur

Salah satu tips sehat dalam menjaga kehamilan lainnya adalah waktu tidur yang cukup selama kehamilan. Setidaknya ibu hamil perlu tidur selama 8 jam setiap malam untuk membantu memperlancar proses persalinan serta menghindari risiko preeklampsia dan persalinan tidak normal (operasi caesar).

Kebiasaan sehat lain yang perlu dilakukan oleh ibu hamil selama kehamilan adalah menjaga tubuh tetap terhidrasi melalui kebiasaan minum air putih. Asupan cairan yang cukup dalam tubuh dapat membantu aliran darah dan oksigen dari jantung ke seluruh tubuh menjadi lancar, begitupun pada janin.

Selain itu, kebutuhan asupan gizi yang cukup bagi ibu hamil dan bayi dapat membantu menjaga berat badan ideal selama kehamilan serta menujukkan perkembangan yang baik pada janin dalam kandungan. Tetapi ibu hamil tetap harus memperhatikan kandungan dari setiap asupan yang dikonsumsi dan berkonsultasi dengan dokter mengenai apa yang boleh dan tidak dikonsumsi. 


15 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app