Fungsi Penting Sumsum Tulang Belakang Pada Tubuh Manusia

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 5 menit
Fungsi Penting Sumsum Tulang Belakang Pada Tubuh Manusia

Sumsum tulang belakang atau dalam dunia medis disebut medula spinalis merupakan bagian vital dalam sistem saraf manusia. Bersama dengan otak, organ ini membentuk sistem saraf pusat.

Fungsi sumsum tulang belakang yang paling utama adalah untuk komunikasi antara saraf dengan otak dalam menerima rangsang, pergerakan dan juga refleks tubuh.

struktur dan fungsi sumsum tulang belakang

Fungsi Utama Sumsum Tulang Belakang

Sumsum tulang belakang hampir sama pentingnya seperti otak. Tanpa organ ini, akan sulit bagi manusia untuk melangsungkan kehidupan, karena hampir sebagian besar saraf yang menyebar di seluruh tubuh terhubung dengan sumsum tulang belakang yang kemudian diteruskan ke otak. Secara umum fungsi sumsum tulang belakang meliputi:

1. Komunikasi antar Saraf

Dalam menjalankan fungsinya, sel-sel saraf (neuron) harus berkomunikasi satu dengan lainnya. Komunikasi yang terjadi adalah penghantaran sinyal-sinyal listrik. Pertama-tama sensor tubuh menerima rangsangan, lalu sensor yang notabene adalah sel saraf ini mengubahnya menjadi sinyal listrik.

Sinyal-sinyal listrik ini nantinya akan disampaikan ke otak untuk diolah. Namun, sebelum mencapai otak, sinyal-sinyal ini terlebih dahulu bermuara ke sumsum tulang belakang, yang kemudian diteruskan ke otak untuk diolah. Setelah otak mengolahnya maka muncullah perintah, sinyal-sinyal perintah ini kemudian disalurkan lagi ke sumsum tulang untuk kemudian di sampai ke efektor tubuh.

2. Gerak tubuh dan kerja organ

Ketika seseorang berjalan, beberapa otot kaki akan berkontraksi. Gerakan melangkahnya kaki ini mungkin terlihat sederhana dan mudah, karena kita sudah terlalu sering melakukannya, padahal ada banyak faktor yang harus dikoordinasikan dengan benar agar gerakan ini dapat terjadi.

Bagian sumsum tulang belakang yang terdiri dari neuron ini mengirimkan sinyal ke otot kaki dan membuatnya meregang atau berkontraksi. Hasilnya adalah gerakan bolak-balik yang terjadi saat seseorang berjalan.

Begitupula dengan gerak tubuh lainnya, termasuk organ-organ dalam, baik diawali oleh sebuah rangsangan ataupun perintah langsung dari otak.

3. Gerak Refleks

Refleks merupakan respons spontan akibat rangsangan yang melibatkan otak, sumsum tulang belakang, dan saraf pada sistem saraf perifer.

Itulah fungsi utamanya, dibawah ini akan dijelaskan struktur penting dari medula spinalis sehingga membuat Anda lebih memahami fungsi sumsum tulang belakang yang ternyata sangat banyak dan kompleks.

Struktur Penting yang Menunjang Fungsi Sumsum Tulang Belakang

Sumsum tulang belakang adalah kumpulan saraf berbentuk silinder yang dimulai dari otak bagian bawah kemudian memanjang menyusuri kanal tulang belakang. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi beberapa segmen, masing-masing segmen memiliki sepasang akar saraf di kanan dan kiri. Akar saraf depan (ventral) atau saraf eferen bertindak sebagai motorik, sedangkan akar saraf belakang (dorsal) atau saraf aferen bertindak sebagai sensorik (lihat gambar di bawah).

Segmen-segmen pada sumsum tulang belakang dikelompokkan menjadi beberapa area, urutannya dari atas ke bawah yaitu:

  • Servikal (leher), terdiri dari 8 akar saraf.
  • Torak (dada), terdiri dari 12 akar saraf.
  • Lumbar (perut), terdiri dari 5 akar saraf.
  • Sakrum (pelvis), terdiri dari 5 akar saraf.
  • Koksigeus (tulang ekor), terdiri dari 1 akar saraf.

Dari masing-masing level area di atas, maka serabut saraf akan menyebar ke bagian tubuh dan organ-organ tertentu sesuai dengan levelnya. Sebagai contoh, saraf torak berarti mempersarafi bagian dada, kulit, otot-otot pernafasan, dan organ-organ di dalamnya. Begitu seterusnya untuk level-level berikutnya hingga sampai mempersarafi kaki.

Fungsi Bagian Putih & Abu-abu dari Sumsum Tulang Belakang

Jika dilakukan pemotongan melintang, maka akan terlihat struktur sumsum tulang belakang yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian abu-abu (yang berbentuk kupu-kupu) dan bagian putih (yang mengitari bagian abu-abu).

Lihat grey matter (subtansia grisea) dan grey matter (subtansia alba)

Bagian putih (substansia alba) terdiri dari serabut saraf yang disebut akson, yang memanjang naik dan turun di sepanjang medula sepinalis. Setiap kelompok akson membawa informasi tertentu yang perlu dikomunikasikan. Saluran akson yang naik akan berkomunikasi dengan otak, sementara yang turun akan membawa sinyal dari otak ke berbagai otot dan kelenjar di seluruh tubuh.

Sedangkan untuk bagian abu-abu (substansia grisea) terbagi lagi dalam beberapa fungsi khusus. Jika bagian abu-abu ini dibagi menjadi dua bagian: masing-masing bagiannya memiliki bagian yang disebut tanduk dorsal, tanduk ventral, dan tanduk lateral. Tanduk dorsal dan ventral terhubung dengan otot rangka, sementara tanduk lateral terhubung dengan otot jantung dan otot polos.

Mengenai Gerak Refleks

Fungsi sumsum tulang belakang yang cukup penting. Ada dua jenis gerka refleks, pertama respon sederhana yang tidak memerlukan proses belajar sebelumnya; dan yang kedua adalah respon yang didapat (dipelajari sebelumnya).

Ketika seseorang segera menarik tangannya saat menyentuh sesuatu yang panas, itulah refleks sederhana. Sedangkan refleks dapatan atau dipelajari sebelumnya, contohnya ketika bermain piano.

Terbentuknya gerak refleks melibatkan 5 komponen dibawah ini:

  1. Reseptor : Bagian tubuh yang menangkap rangsang dan menghasilkan sinyal.
  2. Jalur Afferen : Jalur ini mengirimkan sinyal ke pusat integrasi.
  3. Pusat Integrasi : Berupa sistem saraf dimana semua potensi tindakan diproses. Begitu informasi diproses, pusat integrasi akan menentukan bagaimana tubuh harus merespon.
  4. Jalur efferen : Jalur ini mengirimkan sinyal respon ke organ efektor.
  5. Organ Efektor : Organ ini melakukan respon terhadap semua hal yang dihasilkan dari proses di atas. Organ yang merespon biasanya berupa otot atau kelenjar di dalam tubuh.

alur gerak refleks

- - -

Begitu pentingnya fungsi sumsum tulang belakang, membuat tubuh kita sangat tergantung padanya. Betapa tidak, bagian tubuh inilah yang memungkinkan kita untuk berdiri tegak, membungkuk, dan berputar

Begitu pentingnya, struktur ini dilindungi oleh tulang tulang sehingga meminimalisir kemungkinan cidera. Jika sampai terjadi cidera, maka umumnya akan menyebabkan perubahan permanen pada organ penting tubuh yang dipersarafi. Sumsum tulang belakang yang rusak tentu akan menghambat aliran informasi dari saraf (sensorik) di seluruh tubuh yang menuju otak atau sebaliknya, informasi dari otak ke seluruh tubuh (motorik).

Tak heran, ada yang menyebutnya sebagai pusat fungsi tubuh, karena kehidupan seseorang dapat berubah drastis jika organ ini mengalami masalah. Untungnya, sudah banyak penelitian dilakukan untuk pengobatan cedera tulang belakang, sehingga para ilmuwan optimis bahwa kemajuan teknologi akan mampu memperbaiki kerusakan parah yang terjadi.

Cedera Medula Spinalis

Cedera medula spinalis terjadi ketika bagian dari sumsum tulang belakang yang terlindungi tulang mengalami kerusakan. Hal ini akan sangat berpengaruh pada fungsi sumsum tulang belakang itu sendiri, misalnya kemampuan sensorik, motorik, dan refleks tubuh, karena otak tidak dapat mengirimkan informasi melewati bagian saraf yang cidera.

Semakin dekat lokasi terjadinya cidera dengan otak, semakin luas kemungkinan kerusakannya (ingat level-level di atas). Seperti yang banyak terjadi pada kerusakan saraf tulang belakang akibat kecelakaan yang dapat benar-benar merubah hidup seseorang selamanya.

Meskipun dewasa ini pilihan perawatan yang tersedia sudah banyak serta ditunjang banyaknya penelitian. Namun, penyembuhan akibat cidera medula spinalis ini dirasa masih kurang menjanjikan hasil yang maksimal.

Untuk itu, jagalah sumsum tulang belakang Anda mulai sekarang. Biasakan hidup sehat dan konsumsi makan yang baik untuk tulang serta saraf, hindari olahraga berat berlebihan yang dapat menyebabkan cedera pada saraf tulang belakang Anda. Selalu gunakan pengaman saat melakukan perjalanan dengan kendaraan untuk meminimalisir benturan ke tulang belakang jika terjadi kecelakaan.


8 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Menant JC, Gandevia SC. Poliomyelitis. Handb Clin Neurol. 2018;159:337-344. doi:10.1016/B978-0-444-63916-5.00021-5 (https://doi.org/10.1016/B978-0-444-63916-5.00021-5)
National Institute for Neurological Disorders and Stroke. Spinal muscular atrophy fact sheet. Updated August 13, 2019. (https://www.ninds.nih.gov/Disorders/Patient-Caregiver-Education/Fact-Sheets/Spinal-Muscular-Atrophy-Fact-Sheet)
MedlinePlus. Vitamin B12. Updated February 2, 2019. (https://medlineplus.gov/ency/article/002403.htm)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app