Dada Cekung - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Apr 13, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Sep 4, 2019 Waktu baca: 3 menit

Pectus excavatum adalah istilah Latin yang berarti “dada cekung.” Seseorang dengan kondisi bawaan ini biasanya memiliki dada yang cekung.

Tulang dada yang cekung biasanya akan terlihat sejak lahir. Mungkin juga dapat muncul di kemudian hari, dan biasanya selama masa remaja.

Nama umum lainnya untuk kondisi ini yaitu dada tukang sepatu, dada corong, dan dada cekung Sekitar 37 persen orang dengan pectus excavatum juga memiliki keluarga dengan kondisi tersebut.

 Kondisi ini menunjukkan bahwa dada cekung mungkin dapat terjadi secara turun temurun. Pectus excavatum adalah anomali dinding dada yang paling sering terjadi di anak-anak.

Pada kasus yang parah, kondisi ini dapat mengganggu fungsi jantung dan paru-paru. Dalam beberapa kasus yang ringan, kondisi ini juga dapat menyebabkan masalah kepercayaan diri.

Beberapa pasien dengan kondisi ini sering menghindari aktivitas seperti berenang yang membuatnya menyembunyikan kondisi tersebut.

Gejala dada cekung yang parah

Pasien dengan dada cekung yang parah dapat mengalami sesak napas dan nyeri dada. Pembedahan mungkin diperlukan untuk menghilangkan ketidaknyamanan dan mencegah kelainan jantung dan pernapasan.

Dokter akan menggunakan x-ray dada atau CT scan untuk melihat gambar struktur internal dada. Pemeriksaan ini membantu mengukur tingkat kelengkungan dari dada Anda.

Indeks Haller adalah pengukuran standar yang digunakan untuk menghitung tingkat keparahan kondisi.Indeks Haller dihitung dengan membagi lebar tulang rusuk dengan jarak dari tulang dada ke tulang belakang.

Indeks normalnya adalah sekitar 2,5. Indeks yang lebih besar dari 3,25 dianggap suatu kondisi yang perlu dilakukan tindakan pembedahan.

Pasien memiliki pilihan untuk tidak melakukan apapun jika kelengkungannya masih ringan.

Tindakan pembedahan

Pembedahan mungkin merupakan tindakan yang invasif atau invasif minimal, dan mungkin melibatkan beberapa prosedur berikut.

Prosedur Ravitch

Prosedur Ravitch adalah teknik bedah invasif yang dipelopori pada akhir 1940-an. Teknik ini dilakukan dengan cara membuka rongga dada dengan sayatan horizontal lebar.

Bagian-bagian kecil tulang rusuk dihilangkan dan sternum atau tulang dada diratakan.Struts, atau batang logam, dapat ditanamkan untuk menahan tulang rawan dan tulang yang berubah pada tempatnya.

Saluran pembuangan ditempatkan di kedua sisi sayatan, dan sayatan tersebut dijahit kembali. Struts umumnya dapat dilepaskan, tetapi biasanya batang logam ini diletakkan secara permanen.

Komplikasi dari kondisi ini biasanya minimal, dan akan tinggal di rumah sakit kurang dari seminggu.

Prosedur Nuss

Prosedur Nuss dikembangkan pada 1980-an. Prosedur ini adalah prosedur invasif minimal. Prosedur ini melibatkan dua sayatan kecil di kedua sisi dada, sedikit di bawah puting susu.

Sayatan kecil ketiga memungkinkan spesialis bedah untuk memasukkan kamera mini, yang digunakan untuk memandu penyisipan batang logam ke dalam tubuh. Batang logam tersebut diputar sehingga melengkung ke luar dan di tempatkan di bawah tulang dan tulang rawan pada tulang rusuk bagian atas.

Batang logam ini dapat mendorong tulang dada keluar.Batang logam kedua dapat dipasang tegak lurus dengan yang pertama untuk membantu menjaga batang logam tersebut melengkung di tempatnya.

Sayatan ditutup dengan jahitan, dan saluran pembuangan sementara ditempatkan di atau dekat lokasi sayatan. Teknik ini tidak memerlukan pemotongan atau pengangkatan tulang rawan atau tulang.

Batang logam biasanya dilepaskan selama prosedur rawat jalan sekitar dua tahun setelah operasi. Pada saat itu, perbaikan diharapkan bersifat permanen.

Batang logam tidak boleh dilepas selama tiga hingga lima tahun atau dibiarkan permanen pada orang dewasa. Prosedur ini dapat berjalan baik pada anak-anak, yang tulang dan tulang rawannya masih dalam proses pertumbuhan.

Komplikasi operasi dada cekung

Tindakan pembedahan memiliki tingkat keberhasilan yang sangat baik. Setiap prosedur bedah melibatkan risiko, termasuk:

  • rasa sakit
  • risiko infeksi
  • kemungkinan bahwa tindakan operasi akan kurang efektif dari yang diharapkan

Bekas luka merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari, tetapi bekas luka tersebut akan cukup minimal dengan prosedur Nuss. Ada resiko distrofi toraks dengan penggunaan prosedur Ravitch, yang dapat menyebabkan masalah pernapasan yang lebih parah.

Untuk mengurangi risiko ini, pembedahan biasanya ditunda sampai seseorang telah berusia 8 tahun. Komplikasi jarang terjadi pada kedua prosedur operasi, tetapi tingkat keparahan dan frekuensi komplikasi hampir sama untuk keduanya.

Kesimpulan

Saat ini Dokter sedang mengevaluasi teknik baru yaitu prosedur mini-mover magnetik. Prosedur eksperimental ini melibatkan penanaman magnet yang kuat di dalam dinding dada.

Magnet kedua ditempelkan di bagian luar dada. Magnet tersebut dapat menghasilkan kekuatan yang cukup kuat untuk secara bertahap memperbaiki tulang dada dan tulang rusuk, dan mendorong tulang tersebut keluar.

Magnet eksternal dipakai sebagai penahan atau penjepit untuk beberapa jam yang telah ditentukan per hari.


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app