Cara Mengobati Stroke Ringan Dengan Aman

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 5 menit
Cara Mengobati Stroke Ringan Dengan Aman
Meskipun gejala stroke ringan sembuh dalam beberapa menit atau jam tanpa perawatan khusus, namun penderitanya tetap memerlukan perawatan. Dengan menerapkan cara mengobati stroke ringan dengan tepat, maka kekambuhan dan stroke yang berat dapat dihindari. Stroke ringan atau mini-stroke adalah serangan stroke yang hanya terjadi selama beberapa menit atau jam ketika pembuluh darah yang menuju otak tiba-tiba tersumbat sementara. Ketika suplai darah terhenti, maka sel-sel dan jaringan otak kekurangan oksigen (iskemik). Oleh sebab itu, kondisi ini diistilahkan sebagai transient ischaemic attack (TIA). Bagi Anda yang baru mengalami gejala stroke ringan dan saat ini merasa sehat, tetap dianjurkan untuk berobat ke dokter. Bagaimana pun juga TIA adalah tanda peringatan bahwa Anda berisiko tinggi untuk mengalami stroke yang sesungguhnya dalam waktu dekat. Bahkan risiko tertinggi dapat terjadi pada hari-hari dan minggu setelah serangan. gambar ilustrasi stroke ringan Jika stroke terjadi, maka terhentinya aliran darah ke otak berlangsung lama sehingga dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, hilang kesadaran, bahkan kematian. Dan perlu diketahui bahwa hingga saat ini stroke masih menjadi penyakit paling mematikan di Indonesia. Mengobati stroke ringan sejak awal kemunculannya adalah kunci pokok dalam mencegah serangan TIA berulang ataupun stroke di kemudian hari. Pengobatan stroke ringan akan tergantung pada keadaan pribadi, seperti usia dan riwayat kesehatan. Bicarakan segala sesuatunya dengan dokter, mereka akan memberi tahu Anda tentang kemungkinan manfaat dan risiko dari masing-masing pengobatan yang hendak dijalani.

Bagaimana cara mengobati stroke ringan?

Diperlukan beberapa-beberapa pendekatan untuk dapat mengobati stroke ringan dengan tuntas dan aman. Hal itu meliputi perubahan gaya hidup untuk mengurangi risiko stroke, obat-obatan untuk mengatasi penyebab TIA, dan mungkin juga memerlukan pembedahan atau operasi. Selengkapnya dijelaskan di bawah ini:

1. Perubahan Gaya Hidup

Karena stroke ringan adalah peringatan, maka inilah saatnya mengubah gaya hidup yang lebih sehat untuk mengurangi kemungkinan terkena stroke. gaya hidup sehat untuk obati stroke ringan dan cegah stroke berat Inilah gaya hidup sehat untuk mengobati stroke ringan dan menurunkan risiko stroke:
  • Mengonsumsi makanan sehat - makanan rendah garam, rendah lemak, tinggi serat, termasuk buah-buahan dan sayuran segar.
  • Olahraga teratur - Bagi kebanyakan orang disarankan untuk berolahraga aerobik dengan intensitas sedang, seperti bersepeda atau berjalan cepat, setidaknya 150 menit setiap minggunya (silahkan dibagi dalam beberapa hari).
  • Berhenti merokok - Bagi perokok, berhenti merokokdapat mengurangi risiko terkena stroke secara signifikan.
  • Batasi atau hindari alkohol - Batas konsumsi alkohol maksimal untuk pria adalah tiga sampai empat gelas sehari dan dua sampai tiga gelas sehari untuk wanita.
  • Kendalikan gula darah - Bagi penyandang diabetes, hal ini sangat perlu dilakukan. Dokter pasti menyarankan agar Anda selalu menjaga kadar gula darah agar selalu dalam kisaran target. Untuk mencapainya, Anda mungkin perlu minum obat oral atau insulin, mengonsumsi makanan sehat dan berolahraga.
  • Tidur nyenyak - tidur nyenyak berkualitas secara teratur dapat menurunkan risiko terkena stroke. Buat rutinitas untuk bersantai di malam hari dan tidur dengan cukup.
  • Tidak mengemudi - meskipun TIA tidak memiliki dampak jangka panjang terhadap aktivitas sehari-hari, namun bagi penderitanya harus segera berhenti mengemudi. Jika dokter menyatakan bahwa pengobatan telah berhasil dan tidak ada masalah dalam satu bulan terakhir, maka Anda bisa mulai mengemudi lagi.

2. Obat Stroke Ringan

Selain perubahan gaya hidup, obat stroke ringan juga perlu dikonsumsi sehari-hari untuk membantu mengurangi kemungkinan terkena stroke atau TIA berulang. obat stroke ringan meliputi antiplatelet, antikoagulan, antihipertensi, dan statin Beberapa obat utama yang digunakan dalam pengobatan stroke ringan meliputi:

Antiplatelet

Trombosit adalah sel darah yang membantu darah menggumpal (membeku). Jika ada kerusakan pembuluh darah, maka trombosit akan menempel membentuk bekuan darah untuk mencegah perdarahan. Obat antiplatelet bekerja dengan mengurangi kemampuan trombosit untuk tetap menyatu dan membentuk bekuan. Karena stroke ringan umumnya disebabkan oleh gumpalan darah, maka obat antiplatelet sangat diperlukan. Dua antiplatelet yang umum digunakan yaitu aspirin dan clopidogrel. Aspirin kadang juga bisa diminum dengan obat antiplatelet lain yang disebut dipyridamole karena bisa lebih efektif daripada meminum obat ini secara terpisah. Efek samping utama obat antiplatelet meliputi gangguan pencernaan dan peningkatan risiko pendarahan - misalnya, mungkin mengalami perdarahan lebih lama jika terjadi luka, dan mungkin mudah memar.

Antikoagulan

Obat antikoagulan berfungsi mencegah pembekuan darah dengan mengubah komposisi kimia darah. Obat pengencer darah ini umumnya direkomendasikan bagi penderita stroke ringan yang disebabkan oleh bekuan darah yang berasal dari jantung. Atrial fibrilasi adalah salah satu contohnya, dimana jantung berdetak tidak teratur sehingga memungkinkan terjadinya pembentukan gumpalan darah. Contoh antikoagulan yang umumnya digunakan untuk mengobati stroke ringan meliputi warfarin , apixaban, dabigatran, edoxaban dan rivaroxaban. Efek samping dari semua antikoagulan adalah risiko perdarahan yang disebabkan oleh berkurangnya kemampuan darah untuk menggumpal. Untuk menghindari efek buruknya, maka diperlukan tes darah rutin agar dokter dapat memastikan dosis yang tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Antihipertensi (obat darah tinggi)

Darah tinggi juga menjadi faktor risiko TIA ataupun stroke. Jika terbukti bahwa darah Anda tinggi, maka obat antihipertensi wajib dikonsumsi agar pengobatan stroke ringan berhasil optimal. Ada banyak jenis golongan obat yang bisa membantu mengendalikan tekanan darah, termasuk:
  • diuretik thiazide.
  • penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE)
  • penghambat saluran kalsium
  • beta-blocker
Dokter akan merekomendasikan antihipertensi yang paling sesuai untuk Anda. Beberapa orang mungkin ditawarkan kombinasi dua atau lebih obat yang berbeda.

Statin

Kolesterol tinggi juga harus dikendalikan, statin merupakan jenis obat yang disarankan untuk menurunkan kolesterol tinggi. Fungsi statin yaitu mengurangi kadar kolesterol dalam darah dengan menghalangi enzim di hati yang membantu produksi kolesterol. Statin juga dapat membantu mengurangi risiko stroke berapapun kadar kolesterol Anda. Oleh sebab itu, obat statin umumnya tetap diresepkan meskipun kadar kolesterol Anda tidak terlalu tinggi. Contoh statin yang sering digunakan untuk mengobati stroke ringan meliputi atorvastatin, simvastatin dan rosuvastatin. Baca juga: 20 Jenis Obat Kolesterol Generik dan Paten

3. Operasi atau Pembedahan

Dalam beberapa kasus, prosedur operasi yang disebut endarterektomi karotis dapat direkomendasikan dalam pengobatan stroke ringan. Endarterektomi karotis adalah operasi menghilangkan penyumbatan yang ada di dalam arteri karotis yang mengantarkan darah ke otak. Ketika timbunan lemak terbentuk di dalam arteri karotis, maka membuat arteri ini menjadi keras dan sempit, sehingga sulit bagi darah mengalir melaluinya. Kondisi ini dikenal sebagai aterosklerosis yang dapat menyebabkan TIA dan stroke jika suplai darah ke otak menjadi terganggu. Dengan membuka penyumbatan arteri karotis pada orang-orang yang memang memilikinya, maka endarterektomi karotis secara signifikan mengurangi risiko terkena stroke atau TIA berulang.
39 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app