Cara Ampuh Mengatasi Kram Kaki Saat Yoga

Dipublish tanggal: Mei 30, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Cara Ampuh Mengatasi Kram Kaki Saat Yoga

Kram kaki saat yoga biasa terjadi ketika Anda melakukan gerakan tertentu secara intens tanpa melakukan pemanasan sebelum memulai kelas yoga. Beberapa orang mengalami hal ini karena mereka tidak melakukan peregangan otot terlebih dahulu sebelum memulai latihan yoga. 

Saat kram menyerang, terjadi kontraksi pada otot Anda secara tiba-tiba sehingga Anda akan merasakan nyeri yang luar biasa pada bagian tubuh yang terkena kram. Bahkan ada beberapa kasus kram yang membuat bagian tubuh tertentu menjadi sulit digerakkan selama beberapa detik hingga beberapa menit.

Sebenarnya apa penyebab dari kram saat yoga?

Kontraksi otot atau kram biasa terjadi secara tiba-tiba dan tidak disadari. Kram bisa menyerang bagian tubuh mana saja. Dalam aktivitas olahraga, kram cenderung menyerang bagian kaki. Terjadinya kram disebabkan karena gerakan peregangan pada kaki yang tidak biasa Anda lakukan dalam aktivitas sehari-hari.

Kram otot juga dapat disebabkan oleh tidak seimbangnya elektrolit tubuh atau dehidrasi, terutama jika Anda mengikuti kelas hot yoga dimana suhu ruangan yoga bisa mencapai 40°C. Hot yoga akan membuat tubuh Anda kehilangan banyak cairan melalui keringat sehingga tubuh kekurangan elektrolit selama melakukan latihan yoga. 

Saraf otot akan menjadi sangat sensitif dalam keadaan ini sehingga memungkinkan terjadinya kontraksi di luar kendali Anda. Terori ini juga didukung dengan observasi pada para atlet profesional yang terbukti lebih sering cedera pada musim panas dibandingkan musim lainnya.

Terjadinya kram otot dapat pula disebabkan karena Anda sengaja untuk tidak makan sebelum berolahraga, atau pola makan Anda sedang tidak baik. Selain itu, kram juga bisa terjadi karena Anda sedang mengonsumsi obat tertentu yang dapat menguras elektrolit dalam tubuh Anda.

Apa yang harus dilakukan saat kita mengalami kram kaki?

Ketika kram kaki menyerang, cobalah untuk tidak panik dan tetap tenang. Luruskan kaki Anda dan gerakkan jari-jari kaki ke atas untuk meregangkan kaki Anda. Setelah itu, Anda bisa memijat telapak kaki dengan lembut sampai rasa nyeri pada kaki mereda. 

Jika perlu, mintalah bantuan teman untuk menarik telapak kaki Anda ke arah kepala. Setelah nyeri pada bagian yang kram telah hilang, Anda tidak boleh langsung melanjutkan olahraga. Anda harus membiarkan otot-otot Anda beristirahat terlebih dahulu.

Saat terjadi kram, coba perhatikan seberapa sering dan seberapa parah rasa sakit/nyeri yang muncul. Jika tips di atas tidak membantu atau justru membuat kram Anda semakin parah, segera konsultasikan pada dokter. 

Karena dalam kasus tertentu, kram bisa jadi adalah gejala dari suatu penyakit yang membutuhkan penanganan dengan segera.  Umumnya, dokter akan memberikan resep obat untuk membantu melemaskan otot Anda.

Bagaimana cara mencegah kram kaki saat yoga?

Simak beberapa tips berikut ini yang akan membantu Anda mencegah kram kaki selama yoga:

  • Peregangan kaki

Pastikan Anda melakukan pemanasan atau peregangan sebelum dan sesudah kelas yoga. Hal ini dapat membantu otot Anda menjadi lebih rileks dan fleksibel.

  • Gunakan alat bantu

Jika diperlukan, Anda bisa menggunakan alat bantu seperti bantal kecil atau handuk untuk menyangga pergelangan kaki Anda ketika Anda melakukan gerakan Child Pose (Balasana) atau gerakan-gerakan lain yang mengharuskan bagian atas kaki Anda menghadap ke lantai.

  • Konsumsi makanan bergizi

Pastikan Anda mendapatkan asupan elektrolit yang cukup sebelum melakukan latihan yoga. satu jam sebelum yoga, Anda bisa mengonsumsi makanan ringan yang bergizi seperti roti gandum, oatmeal, smoothies, salad, maupun buah.

  • Konsumsi cairan

Pastikan kebutuhan cairan Anda terpenuhi. Minumlah air putih paling tidak satu jam sebelum Anda berlatih yoga. Jika Anda merasa haus selama yoga, segera minum air putih.


9 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app