Benarkah Perempuan Memerlukan Pelumas Vagina?

Dipublish tanggal: Mei 29, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Benarkah Perempuan Memerlukan Pelumas Vagina?

Faktanya setiap perempuan memerlukan pelumas ketika melakukan hubungan seksual dengan pasangannya. Hal itu diperkuat dengan adanya kegiatan penetrasi yang tidak lancar sehingga baik Anda maupun pasangan memerlukan sedikit bantuan berupa pelumas. 

Meskipun pada kenyataannya setiap wanita akan memiliki cairan yang dihasilkan ketika orgasme, namun masih banyak yang tidak bisa memproduksi cairan tersebut akibat proses awal yang kurang tepat.

Akan tetapi banyak beredar informasi yang menjelaskan bahwa penggunaan pelumas tersebut dapat berakibat buruk bagi pasangan. Karena bisa jadi pelumas tersebut memberikan efek yang merugikan bagi kesehatan vagina.

Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah berdiskusi dengan baik bersama pasangan soal menentukan pelumas yang tepat dan tentunya aman bagi kesehatan vagina. 

Sehingga Anda hanya akan mendapatkan efek yang sesuai dengan penggunaan pelumas tersebut dan tidak berdampak buruk di kemudian hari. Simak penjelasannya berikut ini.

Perhatikan dengan seksama saat menentukan pelumas vagina yang tepat

Terdapat beberapa pertimbangan yang harus Anda perhatikan ketika memilih sebuah pelumas vagina. Yaitu soal keamanan dan kenyamanan. Berikut ulasannya:

  • Keamanan

Anda harus mengetahui beberapa bahan yang bisa berbahaya bagi tubuh. Karena penggunaan pelumas ini mengarah pada kesehatan alat reproduksi Anda sendiri. Sehingga memilih bahan yang tepat akan baik bagi Anda dan pasangan. 

Sebagai contoh sederhana, apabila Anda menggunakan kondom. Maka pastikan kondom tersebut berfungsi dengan baik dengan pelumas yang Anda pilih. Sehingga baik kondom ataupun pelumas tersebut dapat bekerja dengan baik untuk memainkan perannya masing-masing.

  • Kenyamanan

Pastikan Anda tidak mengalami alergi karena penggunaan pelumas vagina. Tujuan penggunaan pelumas ini adalah untuk mendapatkan kenyamanan dari kedua belah pihak. Sehingga keduanya bisa mencapai orgasme dan penetrasi yang diharapkan. 

Ketika Anda memilih sebuah brand pelumas vagina, maka Anda harus mengikuti petunjuk penggunaan soal kadar dan jumlah yang sesuai dengan aturan yang tertera.

Bahan-bahan pelumas vagina yang bisa dipertimbangkan

Terdapat beberapa bahan-bahan tertentu yang bisa Anda pilih untuk pelumas. Sehingga Anda dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan yang sekiranya akan mempengaruhi kegiatan seksual Anda bersama pasangan. Berikut ini beberapa bahan yang bisa Anda pertimbangkan sebagai pelumas vagina, antara lain:

  • Berbahan dasar air dengan non-gliserin

Pelumas jenis ini dapat digunakan oleh Anda yang memiliki alergi atau bahkan jamur pada alat reproduksi akibat menggunakan bahan pelumas lainnya.  Karena pelumas non gliserin memang dirancang khusus supaya tidak menimbulkan jamur di area vital Anda. 

Penggunaan pelumas ini juga tidak meninggalkan noda.

  • Berbahan dasar air dengan gliserin

Pelumas dengan bahan air yang mengandung gliserin merupakan pelumas yang paling banyak beredar di pasaran. Sehingga kisaran harganya lebih murah, aman digunakan bersama kondom berbahan latex dan juga tidak menimbulkan noda. 

Pelumas ini diidentifikasi lebih sering menimbulkan infeksi jamur dan memiliki tekstur cepat kering.

  • Berbahan minyak

Pelumas dengan kandungan bahan minyak ini dapat ditemukan dengan mudah dan bahkan dapat Anda temukan di dalam rumah Anda sendiri, seperti baby oil dan olive oil. 

Akan tetapi pelumas ini dapat merusak kondom yang menggunakan bahan latex kemudian meninggalkan noda pada kain atau pakaian.

  • Berbahan silikon

Bahan pelumas ini memiliki penggemar yang cukup banyak, apalagi bagi perempuan yang mengalami vagina kering sehingga terhindar dari rasa nyeri dan terbilang aman untuk digunakan. 

Tidak menimbulkan alergi karena tidak dapat menembus pori-pori kulit akan tetapi harga yang dibanderol cukup mahal dan harus diperhatikan penggunaannya.


16 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app