Bayi Sering Cegukan, Normalkah?

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 3 menit
Bayi Sering Cegukan, Normalkah?

Para orang tua tentu sering menyaksikan anak bayinya mengalami cegukan. Beberapa pasangan yang baru memiliki anak untuk kali pertamanya sering merasa khawatir ketika anaknya cegukan. Padahal cegukan dapat berhenti dengan sendirinya. Apakah normal jika bayi sering cegukan?

Bayi yang sering cegukan merupakan hal normal. Cegukan umumnya dialami sejak lahir sampai hingga usianya mencapai satu tahun. Bahkan fakta menunjukkan bahwa bayi mulai cegukan sejak berada dalam rahim sang ibu. Pasti Anda bertanya-tanya bagaimana bisa bayi cegukan di dalam rahim? Kan janin belum bisa bernapas layaknya manusia.

Iklan dari HonestDocs
Derma Filler Wajah Di Genese Clinic

Perawatan ini berfungsi untuk meninggikan hidung, membentuk dagu supaya lebih Vshape, membentuk bibir supaya lebih menawan, dan menghilangkan kantung mata. Perawatan ini di lakukan oleh dokter.

bayi sering cegukan

Ya bisa saja terjadi, karena sesungguhnya cegukan tidak ada kaitannya dengan napas. Cegukan adalah kondisi di mana bayi mengalami kontraksi diafragma secara mendadak yang disebabkan oleh iritasi atau stimulasi otot.

Apa Penyebab Bayi Cegukan?

Menurut Lynnette Mazur, seorang profesor pediatri University of Texas Health Science Center di Houston, cegukan bayi biasanya disebabkan oleh pemberian makanan yang terlalu berlebihan (seperti ASI, susu formula, atau makanan lainnya). 

Cegukan pada orang dewasa sangat mengganggu pernapasan, akan tetapi berbeda halnya pada bayi yang tidak merasa terganggu ketika cegukan. Selain cegukan yang mengganggu aktivitas sehari-hari seperti tidur atau makan, tidak perlu menemui dokter untuk memeriksakan bayi Anda.

Bayi juga dapat mengalami cegukan karena bayi menghisap udara berlebihan ketika menyusu. Oleh karena itu, buatlah bayi Anda bersendawa setelah menyusu. Hal tersebut merupakan salah satu cara untuk mengeluarkan udara dari perut agar bayi terhindar dari resiko cegukan dan rasa tak nyaman lainnya.

Bagaimana Menghentikan Cegukan pada Bayi?

Sebenarnya tidak banyak yang perlu Anda lakukan untuk menghentikan cegukan si buah hati, karena cegukan dapat berhenti dengan sendirinya. Namun apabila cegukan tak kunjung reda, ada beberapa tips yang dapat Anda lakukan untuk menghentikan cegukan pada bayi, yaitu:

Iklan dari HonestDocs
Dermal Fillers Treatment di Reface Clinic

Dermal Filler merupakan perawatan wajah yang berfungsi untuk memperbaiki area tertentu yang memang diperlukan. Misalnya, untuk membantu mengatasi kerutan, garis halus atau cekungan yang disebabkan penuaan, meratakan tekstur dan menghaluskan kulit, hingga menghilangkan bekas luka. Perawatan wajah ini dilakukan dengan menyuntikan cairan seperti asam hialuronat atau kolagen, maupun zat sintesis kebagian wajah yang bermasalah, Contohnya pipi,hidung,bibir,rahang,dagu,area sekitar muka, dan lainnya. Perawatan dermal filler akan menjadikan wajah menjadi lebih berisi sehingga keriput atau garis-garis halus jadi tersamarkan.

  • Berikan sesuatu untuk dapat dihisap oleh bayi, seperti empeng atau benda lainnya yang aman digunakan untuk bayi.
  • Saat menyusu, jaga kepala bayi agar lebih tinggi dari perutnya. Namun jangan menekuk pada leher.
  • Mencoba membuat bayi bersendawa dapat dilakukan untuk menghentikan cegukan. Sendawakan bayi setelah menyusu, jika dia tidak segera bersendawa, maka rangsanglah dengan cara menepuk bagian punggung bayi dengan lembut sambil menggendongnya. Lakukan hal ini selama satu hingga dua menit sampai bayi bersendawa.
  • Jangan beri bayi makan atau minum ketika masih cegukan, tunggu sampai ia tenang.
  • Jika bayi Anda sering mengalami cegukan, tunda waktu memberi makan hingga bayi merasa lebih santai dan tenang. Namun, jangan ditunda terlalu lama hingga bayi menjadi rewel karena kelaparan.

Baca juga: Penyebab Cegukan Pada Bayi dan Cara Mengatasinya

Jangan pernah mencoba untuk menyembuhkan cegukan dengan cara mengejutkan bayi Anda, menekan bola matanya, menekan ubun-ubunnya, atau menarik lidahnya, yang merupakan pengobatan umum di kalangan masyarakat awam. Karena usaha tersebut tidak terbukti berhasil, bahkan Anda bisa menyakiti bayi Anda dalam prosesnya. 

Kapan Waktu yang Tepat untuk Menghubungi Dokter?

Memang kita tidak perlu khawatir ketika bayi sering cegukan. Namun ada beberapa hal yang membuat orang tua lebih waspada dan mengharuskannya membawa sang buah hati ke dokter. Jika sang bayi mengalami kondisi di bawah ini segera bawa ke dokter:

  • Bayi yang menderita penyakit refluks gastroesophageal (GERD) mungkin akan mengalami cegukan lebih sering. Jika bayi sering cegukan, terutama jika cegukan disertai muntah atau batuk dan bayi Anda menjadi sangat rewel segeralah hubungi dokter.
  • Anda juga perlu mewaspadai apabila cegukan tidak terkendali, terlalu sering atau terjadi terus-terusan setelah anak berusia satu tahun ke atas. Meski sangat jarang, ini bisa jadi tanda dari penyakit yang lebih serius.
  • Cegukan pada bayi prematur yang sedang menggunakan alat bantu pernapasan atau ventilasi mekanis dapat menyebabkan komplikasi. Hal ini disebabkan karena bayi kemungkinan memiliki masalah sumbatan saluran pernapasan bagian atas dan berkurangnya frekuensi pernapasan.

Demikianlah ulasan tentang penyebab cegukan pada bayi dan bagaimana cara mengatasinya. Penulis berharap artikel ini dapat menambah wawasan para orang tua tentang cegukan pada bayinya. Jangan sampai orang tua salah metode dalam mengobati buah hatinya yang sedang cegukan, hingga membahayakannya.

13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Mayo Clinic Staff. (2015, August 6). Hiccups: Definition (http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hiccups/basics/definition/con-20031471)
Howes, D. (2012, June). Hiccups: A new explanation for the mysterious reflex. BioEssays, 34(6), 451-453 (http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/bies.201100194/full)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app