Bahaya Vape untuk Kesehatan Gigi dan Mulut

Dipublish tanggal: Sep 26, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Bahaya Vape untuk Kesehatan Gigi dan Mulut

Vape atau rokok elektrik saat ini sudah mulai menjadi salah satu bagian dari gaya hidup terutama anak muda karena vape dianggap dapat membantu seseorang mengurangi kecanduan terhadap rokok.

Baca juga: Rokok vs Vape di Indonesia

Beberapa penelitian mengenai vape pun mulai menjadi bahan perbincangan banyak orang karena selama ini sebagian orang khawatir jika penggunaan vape dianggap dapat merusak paru-paru dan saluran pernapasan. Tetapi ternyata tidak hanya itu, vape juga memiliki efek negatif pada kesehatan gigi dan mulut secara keseluruhan. Beberapa penelitian pun masih diperlukan untuk mengetahui efek penggunaan vape yang mungkin terjadi dalam jangka panjang.

Bagaimana vape mempengaruhi kesehatan gigi dan gusi?

Beberapa penelitian terkait berbagai kandungan dan rasa vape diperkirakan memberikan efek samping tertentu pada mulut, seperti pengurangan jumlah sel baik dalam jaringan ikat pada mulut, peningkatan risiko iritasi dan peradangan pada mulut serta mengembangkan risiko penyakit periodontal.

Penggunaan vape juga diperkirakan dapat menimbulkan beberapa gangguan pada gigi dan mulut, seperti infeksi gusi, gigi berlubang, mulut kering, bau mulut, kehilangan gigi, hingga kerusakan gigi. Tak hanya itu, kandungan nikotin pada vape juga dapat menimbulkan efek samping yang ditandai dengan adanya noda pada gigi atau perubahan warna gigi, tetapi tidak seperti tar dari rokok yang bertahan lama, warna pada liquid vape menempel akibat oksidasi nikotin.

Mentol pada liquid vape diklaim memiliki efek perusak paling tinggi terhadap sel-sel oral (mulut) dan kandungan aerosol pada vape yang biasanya dijumpai pada permen dan minuman dengan sukrosa tinggi dapat meningkatkan risiko gigi berlubang. Beberapa masalah lainnya juga mungkin dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan gusi jika Anda terus menggunakan vape, di antaranya:

1. Mulut kering

Beberapa bahan cairan dalam vape terutama kandungan propilen glikol dapat menyebabkan mulut kering. Hal ini juga akan terkait dengan bau mulut, sariawan, serta kerusakan gigi. Untuk mengatasi mulut kering, minum air putih yang banyak dapat melarutkan kandungan vape.

2. Bakteri menumpuk pada gigi

Sebuah penelitian menemukan bahwa gigi yang terpapar kandungan aerosol dari rokok elektrik (vape) mengandung lebih banyak bakteri terutama pada lubang dan celah gigi. Jika bakteri menumpuk pada gigi dapat menimbulkan gigi berlubang, kerusakan gigi, dan penyakit gusi.

3. Peradangan pada gusi

Penggunaan vape dapat memicu peradangan atau inflamasi pada jaringan gusi. Peradangan gusi juga terkait dengan berbagai penyakit periodontal (infeksi gusi). Iritasi yang terjadi pada gusi dapat menimbulkan pendarahan, rasa nyeri, bengkak, serta kemerahan.

4. Gigi berlubang

Masalah gigi yang satu ini mungkin paling sering terjadi tetapi tidak disadari karena tidak ada gejala apapun di awal. Hal ini terjadi akibat pengaruh nikotin dan pemanis buatan yang terdapat dalam vape.

Apakah pengaruh vape sama buruknya dengan rokok?

Meskipun vape tidak mengandung tembakau, tetapi rokok elektrik mengandung nikotin dan berbagai bahan kimia yang menimbulkan uap dengan varian rasa. Uap yang dihasilkan vape berasal dari cairan nikotin yang dipanaskan menjadi aerosol lalu dihirup. Jika banyak orang yang mengatakan bahwa vape dapat menjadi alternatif pengganti rokok, tetapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa vape tetap dapat menimbulkan kecanduan  yang sama seperti rokok.

Selain kertegantungan, vape juga dapat menyebabkan kesehatan pernapasan terganggu dan meningkatkan risiko penyakit paru-paru. Bahkan, uap yang dihasilkan vape malah dianggap jauh lebih berbahaya daripada asap rokok sehingga dapat memperburuk kondisi asma, menyebabkan batuk, dan meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan, seperti pilek, flu, dan bronkitis. 

Baca selengkapnya: Bahaya Vape, Masih Mau Vaping?

Tak hanya berdampak pada sistem pernapasan saja, sebuah penelitian menunjukkan bahwa vape memiliki risiko kesehatan mulut yang lebih sedikit daripada rokok, tetapi bukan berarti penggunaan rokok elektrik menjadi lebih baik karena rokok dalam bentuk apapun memiliki kaitan dengan beberapa indikator kesehatan mulut termasuk plak pada gigi dan pendarahan pada gusi. Tetapi penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami efek jangka pendek maupun jangka panjang dari vape terhadap kesehatan gigi dan mulut.

Bagaimana cara mengurangi efek samping vape?

Penting untuk merawat gigi Anda, terutama bagi para pengguna rokok elektrik (vape) karena hal ini dapat membantu mengurangi risiko efek samping pada gigi dan mulut. Beberapa hal yang dapat membantu Anda mengurangi efek samping vape meliputi:

  • Membatasi asupan nikotin karena dapat membatasi efek nikotin pada gigi dan gusi
  • Minum air putih untuk menghindari bau mulut dan mulut kering
  • Gosok gigi secara teratur 2 kali sehari untuk mencegah gigi berlubang
  • Gunakan benang gigi untuk membersihkan gigi dan menghilangkan plak
  • Periksa gigi ke dokter gigi secara teratur untuk mencegah masalah gigi

24 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Willershausen I, et al. (2014). Influence of e-smoking liquids on human periodontal ligament fibroblasts. DOI: (https://doi.org/10.1186/1746-160X-10-39)
Whelton H, et al. (2012). Randomized controlled trial to evaluate tooth stain reduction with nicotine replacement gum during a smoking cessation program. DOI: (https://dx.doi.org/10.1186%2F1472-6831-12-13)
Wadia R, et al. (2016). A pilot study of the gingival response when smokers switch from smoking to vaping. DOI: (http://reenawadia.com/wp-content/uploads/2016/12/wadia_et_al-2016-british_dental_journal.pdf)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app