ADELIA MARISTA SAFITRI, S.K.M
Ditulis oleh
ADELIA MARISTA SAFITRI, S.K.M
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Angkak: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Jan 15, 2021 Update terakhir: Jan 15, 2021 Waktu baca: 3 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Angkak adalah beras ragi merah yang merupakan hasil fermentasi beras dengan jenis jamur bernama Monascus pupureus;
  • Manfaat angkak dapat digunakan untuk membantu mengatasi kolesterol tinggi, karena bahan aktifnya sama seperti dalam obat statin;
  • Dosis angkak untuk mengatasi kolesterol tinggi dan hiperlipidemia adalah 1-2 x sehari 1200-2400 mg angkak selama 4,5 tahun;
  • Efek samping angkak adalah sakit perut, perut bergas, heartburn, sakit kepala, nyeri otot, hingga kerusakan hati;
  • Tidak untuk ibu hamil atau menyusui, wanita yang sedang merencanakan kehamilan, dan penderita gangguan ginjal atau hati;
  • Klik untuk mendapatkan angkak atau obat herbal maupun asupan gizi dan nutrisi lainnya ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia dan bisa COD.

Angkak adalah beras ragi merah yang merupakan hasil fermentasi beras dengan jenis jamur bernama Monascus pupureus. Angkak kerap dijadikan obat alami untuk mengatasi berbagai kondisi seperti kolesterol tinggi hingga demam berdarah.

Angkak tersedia dalam bentuk kapsul atau tablet, biasanya dikombinasikan dengan bahan alami lainnya seperti koenzim Q10, nattokinase, atau asam lemak omega-3. Pada makanan, angkak sering digunakan sebagai pewarna pada bebek Peking.

Mengenai Angkak

Golongan

Suplemen herbal

Kemasan

  • Kapsul
  • Tablet

Kandungan

Angkak

Manfaat Angkak

Bahan aktif pada beras ragi merah ini sama dengan salah satu bahan aktif dalam obat statin. Statin adalah obat kolesterol tinggi yang umum digunakan. 

Suplemen angkak dibuat dengan cara menumbuhkan jenis jamur tertentu pada beras dalam lingungan yang terkontrol. Hal ini memungkinkan terbentuknya bahan aktif seperti dalam obat statin. Itu sebabnya, angkak berpotensi memiliki efek samping, interaksi obat, dan tindakan pencegahan yang sama seperti statin.

Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi angkak selama 6 bulan dapat menurunkan kolesterol total, kolesterol jahat (LDL), dan trigliserida. Selain itu, beras ragi merah ini juga disinyalir memberikan manfaat berikut:

  • Menurunkan kolesterol dan kadar trigliserida pada penderita HIV;
  • Membantu menurunkan risiko serangan jantung dan kematian pada orang dengan riwayat serangan jantung;
  • Membantu meningkatkan trombosit.

Kontraindikasi

  • Penderita gangguan ginjal atau hati
  • Ibu hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan

Efek samping Angkak

Meski secara umum aman dikonsumsi, angkak juga dapat menimbulkan efek samping pada sebagian orang. Hanya saja, efek sampingnya bisa berbeda-beda, tergantung dari usia, dosis, dan daya tahan tubuh masing-masing orang.

Karena mengandung bahan kimia yang sama dengan statin, efek samping angkak berpotensi sama dengan efek samping statin. Efek samping angkak yang dapat terjadi antara lain:

  • Sakit perut;
  • Perut bergas;
  • Heartburn:
  • Sakit kepala:
  • Pusing;
  • Nyeri otot yang parah;
  • Kerusakan otot;
  • Kerusakan hati.

Perlu diketahui bahwa setiap produk angkak mungkin memiliki kandungan statin yang berbeda-beda. Ada yang tidak mengandung statin, bahkan ada juga yang kadarnya tinggi sehingga dikhawatirkan akan memberikan efek samping yang lebih berat.

Oleh karena itu, pastikan untuk selalu membaca daftar bahan kandungan yang tertera pada label kemasan sebelum mengonsumsi obat, suplemen, maupun herbal apa pun.

Dosis Angkak

Dosis angkak bisa jadi berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini tergantung dari usia, jenis kelamin, tingkat keparahan penyakit, dan kebutuhan masing-masing orang.

Berdasarkan penelitian, dosis angkak yang dapat digunakan antara lain:

  • Mengatasi kolesterol tinggi dan hiperlipidemia: 1-2 x sehari 1200-2400 mg angkak selama 4,5 tahun;
  • Menangani kadar lemak darah abnormal pada penderita HIV/AIDS: 2 x sehari 1200 mg angkak dengan formulasi spesifik selama 8 minggu;
  • Mencegah serangan jantung: 1200 mg ekstrak angkak setiap hari selama sekitar 4,5 tahun.

Interaksi Angkak

Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja herbal. Sebagai akibatnya, herbal tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun dalam tubuh.

Jenis obat-obatan yang dapat berinteraksi dengan angkak adalah sebagai berikut:

  • Siklosporin: Meningkatkan efek samping gangguan otot;
  • Gemfibrozil: Meningkatkan risiko gangguan otot;
  • Obat hepatotoksik, seperti acetaminophen, amiodarone, carbamazepine, isoniazid, methotrexate, methyldopa, fluconazole, itraconazole, erythromycin, phenytoin, lovastatin, pravastatin, simvastatin: Berpotensi merusak ginjal;
  • Cytochrome P450 3A4 (CYP3A4) inhibitor, seperti amiodarone, clarithromycin, diltiazem, erythromycin, indinavir, ritonavir, saquinavir: Meningkatkan efek samping obat herbal;
  • Obat penurun kolesterol seperti statin: Kadar kolesterol merosot;
  • Niacin: Meningkatkan risiko gangguan otot.

Kemungkinan ada jenis obat lainnya yang juga dapat berinteraksi dengan angkak, tetapi belum tercantum dalam daftar di atas. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter.

Perhatian

Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum menggunakan angkak adalah:

  • Beri tahukan dokter jika Anda memiliki riwayat alergi obat maupun penyakit tertentu, terutama gangguan hati;
  • Sampaikan pada dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, maupun herbal apa pun;
  • Ibu hamil dan menyusui tidak disarankan untuk mengonsumsi angkak. Pasalnya, beberapa bahan kimia di dalamnya menyebabkan cacat lahir pada hewan;
  • Beras ragi merah yang tidak difermentasi dengan benar berpotensi mengandung citrinin. Citrinin adalah racun yang dapat menyebabkan ginjal. Maka dari itu, konsultasikan dulu dengan dokter sebelum mengonsumsi angkak dalam bentuk apa pun.

Artikel terkait:


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
National Center for Complementary and Integrative Health. Red Yeast Rice. (https://www.nccih.nih.gov/health/red-yeast-rice). Juli 2013.
Mayo Clinic. Red yeast rice. (https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements-red-yeast-rice/art-20363074). 14 November 2020.

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app