Amyloidosis - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 7, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Apr 8, 2019 Waktu baca: 4 menit

Penyakit Amiloidosis, Gejala, Penyebab Dan Pengobatan

Pernahkah Anda mendengar tentang penyakit amiloidosis? Mungkin kebanyakan orang tidak pernah mendengar nama penyakit yang satu ini. Amiloidosis adalah penyakit langka yang akan muncul saat zat amiloid berkumpul pada organ-organ. Zat amiloid yang menumpuk ini akan mempengaruhi kerja organ dan bentuknya. Banyak organ yang dapat terkena amiloidosis. Contoh bagian yang umumnya terkena amiloidosis adalah jantung, limpa, hati, saluran pencernaan, ginjal, dan sistem saraf.

Amiloidosis dapat terjadi pada siapa saja, namun penyakit ini umumnya terjadi pada orang dengan usia 50 tahun ke atas. Dan terjadinya penyakit ini lebih banyak dialami oleh laki-laki dibandingkan wanita. Selain 2 faktor tersebut masih ada faktor-faktor lain yang dapat memicu terjadinya penyakit ini. Untuk itu dari pada penasaran dengan penyakit yang satu ini, yuk simak penjelasan artikel dibawah ini. Selamat membaca.

Apa sih penyakit Amiloidosis itu?

Amiloidosis merupakan sebutan untuk berbagai macam kondisi dengan adanya penumpukan protein amiloid pada organ dan/atau jaringan, sehingga mengakibatkan timbulnya penyakit. Amiloidgt;sendiri adalah protein abnormal yang di produksi pada sumsum tulang dan dapat menumpuk pada jaringan tubuh apapun atau organ. Bahan-bahan tersebut tidak dapat dipecah dan mengganggu fungsi normal dari organ.

Amiloidosis dapat mempengaruhi organ yang berbeda pada setiap orang dan jenisnya pun bermacam-macam. Amiloidosis seringkali berpengaruh pada jantung, ginjal, hati, limpa, sistem saraf dan saluran pencernaan. Amiloidosis parah dapat menyebabkan kegagalan organ yang bahkan dapat mengancam jiwa. Misalnya pada Orang-orang yang telah dicuci darah selama beberapa tahun sering mengembangkan amiloidosis karena membran buatan yang digunakan dalam dialisis gagal untuk menyaring bahan protein dari darah.

Apa saja sih tanda dan gejala-gejala pada amiloidosis?

Pada penyakit ini biasanya penderita tidak merasakan tanda dan gejala apa pun sampai kondisi amiloidosis sudah tahap lanjut atau sudah parah. Beberapa gejala yang dapat dirasakan oleh penderita amiloidosis yaitu:

  • Pembengkakan kaki
  • Cepat kenyang saat makan
  • Penurunan berat badan yang signifikan
  • Pembengkakan lidah
  • Perubahan kulit seperti penebalan atau mudah memar, dan bercak keunguan di sekitar mata
  • Jumlah sel darah merah yang rendah
  • Cepat merasa kelelahan dan lemas
  • Nyeri persendian
  • Sesak napas
  • Mati rasa, kesemutan atau nyeri ditangan atau kaki
  • Genggaman tangan yang melemah
  • Diare atau sembelit
  • Detak jantung tidak teratur
  • Kesulitan menelan

Apa sih penyebab dan faktor risiko terjadinya Amiloidosis?

Umumnya, amiloidosis disebabkan oleh penumpukan protein abnormal yang disebut amiloid. Amiloid diproduksi dalam sumsum tulang dan dapat disimpan dalam jaringan atau organ. Penyebab spesifik dari kondisi Anda tergantung pada jenis amiloidosis yang Anda miliki. Berikut jenis-jenis dari amiloidosis:

  • Amiloidosis primer, atau dikenal dengan nama AL amylodiosis (immunoglobulin light chain amylodiosis). Amiloidosis primer merupakan jenis yang paling umum ditemukan. Amiloidosis jenis ini terjadi ketika sumsum tulang memproduksi antibodi abnormal yang tidak dapat dipecah. Amiloidosis primer dapat mengenai organ jantung, ginjal, kulit, saraf dan hati.
  • AA amiloidosis atau dulu dikenal amiloidosis sekunder, banyak ditemukan pada ginjal tapi kadang juga berpengaruh pada saluran pencernaan atau hati. Hal ini terjadi seiring dengan penyakit infeksi atau peradangan kronis, seperti rheumatoid arthritis atau penyakit peradangan usus.
  • Amiloidosis keturunan. Ini adalah bentuk langka yang diturunkan melalui keluarga. Hal ini disebabkan oleh protein amyloid transthyretin (TTR) yang tidak normal, yang dibuat di hati. Protein ini bertanggung jawab untuk bentuk yang paling umum dari amiloidosis turun-temurun.
  • Amiloidosis yang berhubungan dengan dialysis, terjadi ketika protein dalam darah disimpan dalam sendi dan tendon, kekakuan dan cairan pada sendi, serta sindrom carpal tunnel. Jenis ini umumnya mempengaruhi orang-orang dengan dialysis jangka panjang.
  • Amiloidosis sistemik senilis (SSA). Hal ini disebabkan deposit dari TTR normal dalam jantung dan jaringan lain. Hal ini paling sering terjadi pada pria yang lanjut usia.
  • Organ-specific amylodiosis, yang dapat menyebabkan penumpukan zat amiloid pada satu organ spesifik, termasuk kulit.

 Beberapa faktor yang dapat memperbesar risiko seseorang menderita amiloidosis adalah:

  • Berjenis kelamin pria
  • Usia lanjut, umumnya di atas 50 tahun
  • Menderita penyakit lain, memiliki penyakit infeksi atau inflamasi kronis dapat meningkatkan risiko Amiloidosis
  • Faktor Keturunan
  • Riwayat dyalisis atau cuci darah
  • Ras Afrika

Diagnosis penyakit amiloidosis

Untuk mendiagnosis amiloidosis, beberapa langkah-langkah pemeriksaan perlu dilakukan seperti:

  • Pemeriksaan darah dan urine. 
  • Biopsi. Biopsi bisa dilakukan pada jaringan tubuh bagian lemak perut, sumsum tulang, atau organ. Analisis jaringan dapat menentukan jenis zat amiloid yang menumpuk.
  • Uji pencitraan. Bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat keparahan amiloidosis.

Bagaimana cara mengobati penyakit amiloidosis?

Belum ditemukan penyembuhan untuk mengobati amiloidosis. Biasanya dokter akan meresepkan pengobatan untuk menekan pembentukan protein amiloid dan mengelola gejala yang muncul. Jika amiloidosis disebabkan oleh kondisi lain, maka pengobatan akan dilakukan dengan mengobati penyebab yang mendasarinya terlebih dahulu. Kemoterapi sering kali direkomendasikan untuk menghentikan produksi amiloidosis. Pilihan lainnya adalah transplantasi sel punca darah perifer.

Untuk mengelola tanda dan gejala amiloidosis yang sedang berlangsung, dokter mungkin merekomendasikan obat-obatan seperti, obat pereda nyeri, obat retensi cairan (diuretik) dan diet rendah garam, obat pengencer darah dan obat untuk mengendalikan detak jantung.

Penting untuk Anda untuk menjaga pola makan yang seimbang untuk memberikan tenaga untuk kesehatan Anda. Jika Anda mengalami beberapa gejala seperti yang telah disebutkan diatas, segera konsultasikan lebih lanjut ke dokter. Agar dokter dapat menegakkan diagnosis dengan baik dan dapat memberikan pengobatan yang tepat. Semoga bermanfaat.

 


19 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app