Air Ludah Menyembuhkan Luka Mitos atau Fakta

Peneliti di Chile menginvestigasi bagaimana ludah manusia membantu menyembuhkan luka secara lebih efektif.
Dipublish tanggal: Jul 18, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Air Ludah Menyembuhkan Luka Mitos atau Fakta

“Mencium luka untuk menyembuhkan: ditemukan bahwa ludah memiliki sifat yang dapat mempercepat proses penyembuhan” berdasarkan laporan Mail Online. Peneliti di Chile menginvestigasi bagaimana ludah manusia membantu menyembuhkan luka secara lebih efektif.

Peneliti di Chile menggunakan sel kulit yang ditumbuhkan di dalam laboratorium dan telur ayam yang telah dibuahi untuk mengetahui bagaimana sejenis protein yang ditemukan pada ludah, mempengaruhi pertumbuhan sel, penyebaran dan pembentukan pembulih darah baru. 

Peneliti menemukan bahwa air ludah mempercepat sel untuk menyebar dan berpindah sehingga menyebabkan peningkatan pembuluh darah (sebuah proses yang disebut dengan angiogenesis). Hal ini membantu penyembuhan luka pada kulit.

Percobaan membantu Anda memahami mengapa luka pada mulut lebih cepat sembuh, tetapi kita tidak tahu apakah ludah memicu penyembuhan luka pada bagian tubuh lain. 

Ketika orang tua “mencium luka untuk menyembuhkan” akan membantu ketika anak tidak sengaja melukai dirinya sendiri (kemungkinan karena efek placebo), yang tidak berarti ludah mereka membantu untuk mempercepat kesembuhan kaki yang terluka. 

Jumlah ludah yang akan dibutuhkan tidaklah praktikal maupun higienis, tetapi riset mungkin menemukan cara baru untuk menyembuhkan luka.

Dari mana cerita ini berasal?

Studi pernah dilakukan oleh peneliti dari Universidad De Chile dan Pontificia Universidad Catolica de Chile, dan dibiayai oleh lima pusat penelitian milik Chile.

 Studi yang dilakukan dipublikasikan di The FASEB Journal, yaitu jurnal Foundation of American Societies for Experimental Biology.

Menacuhkan headline yang menarik mata tapi tidak akurat, artikel the Mail Online memberikan sudut pandang yang dapat diterima mengenai penelitian tersebut. 

Hal tersebut termasuk spekulasi dari peneliti bahwa hasil penelitian mereka bisa memandu dalam pengembangan pengobatan yang lebih baik untuk mempercepat penyembuhan luka.

Tipe penelitian 

Penelitian ini adalah seri penelitian yang berdasarkan eksperimen laboratorium menggunakan sel kulit yang ditumbuhkan sendiri di laboratorium dan telur ayam yang telah dibuahi untuk melihat reaksi biokimia akibat pemberian protein tertentu, histatin-1, yang ditemukan di ludah. 

Penelitian tipe ini penting untuk memahami secara lebih jauh mengenai penyembuhan luka, tetapi penggunaan ludah alami manusia dalam menyembuhkan luka pada kulit manusia masih belum dilakukan.

Apa cakupan penelitan tersebut?

Peneliti melakukan seri percobaan menggunakan histatin-1 yang secara kimia disintesis. 

Pertama, mereka menguji apakah tipe histatin-1 ini aktif secara biologis dengan mencampurkannya dengan sel yang terinfeksi oleh jamur kandida (tipe jamur yang dapat menyebabkan infeksi pada luka), untuk melihat apakah histatin-1 memperlambat pertumbuhan jamur.

Selanjutnya, mereka mengetes histatin-1 pada sel kulit yang ditumbuhkan di laboratorium, dan melukai kulit tersebut untuk melihat seberapa cepat luka akan sembuh. 

Percobaan selanjutnya pada sel kulit yang ditumbuhkan di laboratorium termasuk tes yang dilakukan untuk melihat bagaimana histatin-1 mempengaruhi pergerakan sel, dan kemampuan penyebarannya, pertumbuhan, dan penempelan pada plat yang dilapisi oleh protein.

Pemeriksaan selanjutnya dilakukan pada telur yang telah dibuahi. Membran di sekitar embrio (yang disebut dengan membran chorioallantoic) membuat lebih mudah dalam melihat pertumbuhan pembuluh darah. 

Peneliti membuat robekan pada membran dan memberi hitatin-1 pada beberapa telur dan melihat bagaimana histatin-1 mempengaruhi pertumbuhan pembuluh darah baru.

Akhirnya, beberapa percobaan diulangi dengan menggunakan ludah alami dari donor, dan dengan saliva yang memiliki histatin-1 yang direduksi atau dihilangkan.

Hasil Percobaan 

Pada kultur sel ditemukan bahwa:

  • Histatin-1 memperlambat pertumbuhan jamur Candida albicans, yang berarti histatin-1 bersifat aktif secara biologis.
  • Bergantung pada tipe selnya, histatin-1 meningkatkan daerah luka yang telah disembuhkan. Untuk sel paling luar yang paling umum (keratosit), histatin-1 meningkatkan daerah dari 14,9 persen sembuh menjadi 25,4 persen dan 31,4 persen menjadi 46,1 persen untuk sel yang terdapat pembuluh darahnya.
  • Lebih banyak sel yang disembuhkan dengan histatin-1 bergerak ke daerah yang sel kulitnya rusak, lebih menyebar di sekitar area yang rusak dan lebih cenderung ke arah plat yang dilapisi protein
  • Histatin-1 tidak memicu pertumbuhan sel yang lebih banyak, histatin-1 akan mempengaruhi cara sel berperilaku.

Percobaan menggunakan membran telur ayam menunjukkan bahwa histatin-1 memicu pembentukan pembuluh darah baru, dibandingkan dengan efek zat lain.

Percobaan lanjutan menemukan bahwa menggunakan ludah manusia dari donor memicu pergerakan sel, ketika ludah yang histatin-1 nya dihilangkan tidak memicu pergerakan sel.


10 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Vila, Taissa & Rizk, Alexandra & Sultan, Ahmed & Jabra-Rizk, Mary Ann. (2019). The power of saliva: Antimicrobial and beyond. PLOS Pathogens. 15. e1008058. 10.1371/journal.ppat.1008058.. ResearchGate. (Accessed via: https://www.researchgate.net/publication/337267667_The_power_of_saliva_Antimicrobial_and_beyond)
Jia, Jinjing & Sun, Ying & Yang, Huan & Wang, Xinghui & Liu, Lei & Zong, Liang & Hu, Hao. (2012). [Effect of human saliva on wound healing]. Zhongguo xiu fu chong jian wai ke za zhi = Zhongguo xiufu chongjian waike zazhi = Chinese journal of reparative and reconstructive surgery. 26. 563-6.. ResearchGate. (Accessed via: https://www.researchgate.net/publication/227159941_Effect_of_human_saliva_on_wound_healing)
Dodds, Michael & Johnson, Dorthea & Yeh, Chih-Ko. (2005). Health Benefits of Saliva: A Review. Journal of dentistry. 33. 223-33. 10.1016/j.jdent.2004.10.009.. ResearchGate. (Accessed via: https://www.researchgate.net/publication/8007187_Health_Benefits_of_Saliva_A_Review)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app