Ketahui 5 Efek Samping Dalam Pemakaian Pelumas Vagina

Dipublish tanggal: Jun 28, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Sep 20, 2019 Waktu baca: 2 menit

Pelumas vagina dapat memberikan kenyamanan dan keamanan jika digunakan dengan cara yang tepat. Namun jika pelumas vagina tidak digunakan dengan cara yang tepat, tentu saja hal ini bisa menimbulkan bahaya yang harus Anda perhatikan dengan sebaik mungkin. 

Selain memperhatikan produk apa yang Anda gunakan untuk melumasi vagina, Anda pun juga harus mengetahui efek samping yang ditimbulkannya.

Apabila Anda menggunakan produk pelumas ketika vagina dalam kondisi yang tidak sehat, maka hal ini bisa memunculkan infeksi pada vagina. Penting bagi Anda untuk mengetahui apa saja dampak dan efek samping yang ditimbulkan pelumas apabila tidak digunakan dengan cara yang tepat. 

Untuk mengetahui efek sampingnya, simak ulasan berikut ini:

Penyebaran penyakit kelamin melalui pelumas vagina

Pelumas vagina dapat menimbulkan penyakit kelamin seperti HIV/AIDS, gonore dan klamidia. Hal ini dikarenakan penggunaan produk pelumas memiliki kandungan bahan kimia yang dapat menimbulkan kerusakan pada bagian sel-sel dinding pada vagina, sehingga hal ini menjadi lebih rentan terhadap serangan penyakit kelamin.

Untuk menghindari penyakit kelamin yang disebabkan karena penggunaan pelumas vagina, Anda harus menggunakan kondom ketika berhubungan badan dan tidak sering bergonta ganti pasangan. Jika Anda berhubungan seksual dengan cara yang sehat, maka dapat meminimalisir adanya serangan penyakit.

Dapat memicu kemunculan infeksi jamur pada daerah kewanitaan

Infeksi jamur yang terdapat dalam vagina dapat terjadi akibat penggunaan pelumas vagina. Meskipun vagina memiliki bakteri baik yang dapat membunuh bakteri jahat, namun penggunaan pelumas sering kali membunuh bakteri baik, sehingga penyebaran bakteri jahat yang semakin banyak dapat menimbulkan infeksi pada daerah vagina.

Infeksi pada vagina dapat ditandai dengan rasa gatal, muncul benjolan-benjolan yang berwarna putih pada area kewanitaan Anda. Selain itu, kandungan gliserin yang ada di dalam produk pelumas dapat memicu tumbuhnya jamur dan dapat mengubah pH vagina normal.

Menimbulkan rasa gatal yang berlebihan akibat bahan pengawet

Produk pelumas vagina memiliki bahan pengawet seperti paraben, benzil alkohol dan asam sitrat. Kandungan bahan kimia tersebutlah yang dapat memberikan efek samping berupa vagina terasa gatal secara berlebihan. 

Semakin sering Anda menggunakan pelumas vagina, maka akan semakin terasa gatal. Jika hal ini terus terjadi, maka bisa menimbulkan iritasi dan infeksi pada vagina.

Menimbulkan kerusakan pada vagina tanpa disadari

Kerusakan pada vagina sering kali tidak disadari oleh sebagian wanita yang menggunakan pelumas saat melakukan hubungan seksual. Sedangkan bahan kimia yang terkandung di dalam pelumas dapat membantu menghilangkan rasa sakit saat penetrasi, sehingga dapat menutupi rasa sakit yang ditimbulkan pada vagina.

Kerusakan pada vagina dapat disebabkan karena melakukan hubungan seksual yang kasar. Apabila hal ini terus terjadi, maka akan menjadikan vagina Anda mengalami kerusakan.

Memberikan sensasi terbakar

Pelumas vagina dapat memberikan sensasi terbakar yang disebabkan karena kandungan pelumas berupa petrokimia seperti propilen glikol dan polietilena glikol. 

Kandungan tersebutlah yang memberikan efek samping seperti rasa terbakar. Rasa tersebut dapat Anda rasakan pada saat Anda sedang melakukan pemanasan.

Apabila Anda mengalami permasalahan pada hubungan seks, termasuk memiliki vagina yang kering dan mengharuskan Anda untuk menggunakan pelumas vagina, maka jangan asal menggunakannya dan jangan salah memilih produk pelumas. 

Akan tetapi Anda harus mengkonsultasikan kepada dokter untuk menangani masalah Anda dan memberikan resep pelumas vagina yang aman untuk Anda gunakan.


10 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Steiner, A. Z., Long, D. L., Tanner, C., & Herring, A. H. (2012). Effect of vaginal lubricants on natural fertility. Obstetrics and gynecology, 120(1), 44–51. https://doi.org/10.1097/AOG.0b013e31825b87ae. National Center for Biotechnology Information. (Accessed via: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3427535/)
Are Sexual Lubricants Safe?. Psychology Today. (Accessed via: https://www.psychologytoday.com/us/blog/all-about-sex/201710/are-sexual-lubricants-safe)
Need-to-Know Details Before You Buy Vaginal Lubricants. Verywell Health. (Accessed via: https://www.verywellhealth.com/what-you-need-to-know-before-you-buy-vaginal-lubricants-3572456)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app