Susah buang air besar (BAB) merupakan suatu gejala yang sering dialami oleh anak-anak terutama pada bayi. Ketika menyaksikan bayi susah BAB, sebagai orang tentu saja akan merasa khawatir jangan-jangan itu menjadi kondisi yang membahayakan sang buah hati.
Tak heran, berbagai upaya pun dilakukan, mulai dari cara sederhana dengan memasukkan sabun ke anus hingga membeli obat-obatan di apotek.
Kasus bayi susah BAB, lebih lanjut kita sebut dengan konstipasi atau sembelit pada bayi, merupakan suatu kondisi dimana tidak adanya buang air besar selama kurun waktu tertentu, biasanya 3 hari, hal ini seringkali disebabkan oleh feses atau kotoran yang keras sehingga sulit dikeluarkan dan tentu saja terasa menyakitkan.
Jika anak mengalami sembelit, maka bisa saja terjadi fenomena lingkaran setan: semakin sakit saat BAB, mereka akan semakin menahan. Dengan demikian akan semakin sembelit. Bahkan jika buang air besar sudah tidak menyakitkan lagi, mereka jadi takut ketika ingin buang air besar karena pengalaman rasa sakit sebelumnya. Bagaimana mengatasi bayi susah BAB dengan tuntas? terus baca untuk menemukan jawabannya.
Benarkah bayi mengalami susah BAB?
Tidak seperti orang dewasa yang biasanya memiliki jadwal teratur saat buang air besar, bayi memiliki waktu BAB yang bervariasi dan tidak ada patokan pastinya. Bayi baru lahir hingga usia satu tahun bisa maksimal delapan kali per hari, bayi yang diberi susu formula akan lebih jarang. Semakin bertambah usia frekuensi buang air besar bayi menjadi menurun hingga pada usia kanak-kanak cukup 1-2 kali perhari.
Namun, jika kemarin dan hari ini belum terlihat adanya feses dalam popoknya, maka perlu diselidiki apakah bayi mengalami konstipasi. Berikut tanda dan gejala ketika bayi susah BAB akibat sembelit:
- Sering menangis dan rewel, lekas marah atau terlihat kesakita seraya mengedan (terlihat seperti ingin BAB).
- Feses atau kotoran yang keluar keras, padat, kering atau lengket.
- BAB lebih sedikit dari tiga kali seminggu.
- Kentut ataupun feses berbau busuk.
- Tidak mau makan.
- Perut terlihat buncit dan teraba keras.
Mencermati Penyebab Susah Buang Air Besar pada si Kecil
Untuk dapat mengatasi susah BAB dengan tuntas, maka kita harus mengetahui hal-hal apa yang menyebabkannya.
- Susu formula. Bayi yang diberi susu formula bayi lebih rentan terkena sembelit karena lebih sukar dicerna daripada ASI.
- Belajar makanan padat. Bayi sering menjadi sembelit ketika mereka mulai belajar mengonsumsi makanan padat apalagi rendah cairan dan rendah serat.
- Dehidrasi. Kurang minum atau asupan cairan juga sering menyebabkan bayi susah BAB karena feses menjadi keras.
- Kondisi medis atau penyakit. Kadang-kadang, sembelit bisa menjadi gejala dari alergi makanan, keracunan makanan (seperti botulisme), atau masalah dengan cara tubuh menyerap makanan, yang dikenal sebagai gangguan metabolisme.
Cara Efektif Mengatasi Bayi Susah BAB
Langkah pengobatan teraman adalah memeriksakan bayi Anda ke dokter atau pelayanan kesehatan sebelum mencoba hal apapun untuk meringankan ketidaknyamanan akibat susah BAB.
Dan berikut ini beberapa perawatan di rumah yang biasanya dokter sarankan untuk mengatasi bayi susah BAB:
- Terlentangkan bayi ditempat yang nyaman, pegang kakinya dan gerakkan tungkai bayi secara lembut dengan gerakan seperti mengayuh sepeda secara bergantian. Gerakan ini untuk akan membantu memindahkan feses yang keras melalui sepanjang usus hingga mencapai anus sehingga membantu melancarkan buang air besar.
- Cobalah gliserin supositoria atau menggunakan ujung lancip termometer yang dibasahi dengan minyak lalu dimasukan ke dalam anus bayi secara perlahan, hal ini berguna untuk merangsang BAB. Jangan coba cara ini tanpa berbicara dengan dokter terlebih dahulu.
- Jika bayi minum susu formula, berilah ia minum air putih sebelum atau sesuai minum susu, bukannya megencerkan susu formula. Pastikan bahwa Anda menggunakan takaran yang disarankan sesuai petunjuk pada kotak susu formula. Takaran bubuk susu yang terlalu banyak dapat mendehidrasi bayi dan menyebabkan sembelit. Dokter mungkin juga menyarankan untuk mengganti merek susu dengan yang lebih sesuai.
- Jika bayi belajar makan makanan padat, maka memberilah lebih banyak air putih atau jus buah yang diencerkan. Banyak serat dalam makanan untuk bayi yang lebih besar juga bisa membantu. Bubur atau cincang apel, aprikot, blueberry, anggur, pir, raspberry dan strawberry merupakan contoh-contoh makanan tinggi serat yang baik untuk anak. Anda juga bisa menambahkan sejumlah kecil sereal tinggi serat untuk sarapan bayi.
Baca juga: Cara Efektif Mengatasi Sembelit pada Bayi dengan Aman
Jika perawatan rumah ini belum berhasil, atau jika sembelit bayi semakin parah, maka dokter akan meresepkan obat pencahar, seperti makrogol atau laktulosa. Cobalah untuk tidak terlalu khawatir jika bayi susah BAB.
Dengan memperhatikan setiap gejala yang dialami bayi, mengenali kemungkinan penyebabnya dan melakukan tindakan segera sangatlah diperlukan, karena semakin awal ditangani akan semakin baik hasilnya.
Semakin lama sembelit dibiarkan, maka akan semakin sulit penanganannya bahkan ada yang sampai membutuhkan tindakan operasi untuk mengatasinya.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.