Waspadai Jenis Kanker Menyerang Vagina yang Sering Ditaburi Bedak

Dipublish tanggal: Jun 28, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Sep 30, 2019 Waktu baca: 2 menit
Waspadai Jenis Kanker Menyerang Vagina yang Sering Ditaburi Bedak

Banyak para wanita yang sering kali melakukan kesalahan dalam menciptakan vagina yang segar dan kering. Kesalahan yang sering kali dilakukan yaitu menaburi bedak di area kelamin. 

Sedangkan terlalu sering menaburi bedak pada area kelamin dapat menimbulkan penyakit kanker ovarium. Pada area genital nya, para perempuan tidak diperbolehkan menaburkan bedak pada bagian selakangan maupun vagina.

Ada banyak alasan mengapa bedak tidak diperbolehkan untuk digunakan wanita pada daerah kewanitaan nya. Sedangkan untuk kandungan yang dimiliki bedak dapat menimbulkan risiko kanker ovarium karena, kandungan dalam bedak dapat menyebar ke kelamin secara keseluruhan, sehingga dapat menimbulkan reaksi inflamasi.

Penyebab bedak bisa menjadi pemicu Kanker

Kanker ovarium yang menyerang wanita bisa jadi bersumber dari bedak. Untuk itu, jangan menaburkan bedak pada area kewanitaan Anda, hal ini dikarenakan beberapa hal, diantaranya:

  • Tidak semua bedak memiliki jaminan dari adanya asbestos. Sedangkan kebanyakan bedak memiliki kandungan berupa serat talcum super halus, sehingga kandungan ini membutuhkan hingga tahunan untuk bisa larut.
  • Bedak memiliki tekstur yang sangat halus dan lembut, sehingga pada saat bedak ditaburkan ke bagian area genital, maka bedak akan terbawa masuk dalam tubuh dengan melalui vagina ke rahim dan pada sepanjang di saluran tuba menuju ovarium. Hal ini dapat menciptakan penumpukan sekaligus memicu adanya reaksi peradangan karena memberikan efek berupa karsinogen asbes yang ada di paru-paru.
  • Bagi wanita yang menggunakan bedak tabur ke bagian vagina setiap harinya, maka akan meningkatkan terjadinya risiko kanker ovarium sampai dengan 30%.
  • Bedak memiliki kandungan berupa magnesium silikat dan magnesium oksida. Kandungan berupa magnesium oksida aman untuk tubuh dan tidak membahayakan tubuh manusia. Akan tetapi untuk kandungan magnesium silikat memiliki sifat yang tidak stabil, sehingga kandungan silikat dapat memicu terserang penyakit kanker.
  • Kanker dapat menyerang bagian vagina yang sering kali ditaburi bedak dalam jangka waktu yang panjang. Terlebih lagi apabila bedak tersebut diberikan pada bagian perineum, yaitu antara anus dan vagina. Apabila hal ini tetap dilakukan, maka wanita akan lebih mudah terserang penyakit kanker ovarium.
  • Kanker akan bersarang pada bagian ovarium ketika wanita sudah memiliki partikel bedak sebanyak 80 partikel pada bagian indung telurnya.

Langkah mencegah Kanker Ovarium

Menghindarkan diri dari serangan penyakit ovarium dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan vagina dengan cara yang tepat dan benar. Meskipun bedak dapat menghindarkan dari vagina lembab, namun cara ini bukanlah menjadi solusi bagi wanita yang ingin menjaga kesehatan dengan baik. 

Teruntuk Anda yang sering kali menggunakan bedak di bagian area kewanitaan sebaiknya kebiasaan ini Anda hindarkan.

Tidak seharusnya bedak yang memiliki tekstur sangat lembut dan kecil harus ditaburkan ke vagina. Semakin sering Anda menaburkan bedak ke bagian vagina, maka akan semakin besar pula peluang serangan penyakit kanker ovarium yang bisa menyerang Anda. 

Apabila Anda memiliki vagina yang lembab dan seringkali ditumbuhi jamur, masih ada cara lain yang dapat untuk Anda lakukan selain menggunakan bedak.

Cara yang paling tepat untuk menghindari kanker ovarium yaitu dengan menjaga kebersihan vagina setiap harinya, mengganti pakaian dalam sesering mungkin dan menggunakan celana dalam berbahan katun. 

Melalui bahan katun yang Anda gunakan inilah yang akan membantu untuk menyerap keringat dan memberikan sirkulasi pada bagian vagina. Vagina yang terjaga dengan baik, akan terhindarkan dari serangan jamur dan kondisi yang lembab.


5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app