Kapan Anak Mulai Boleh Ikut Puasa?

Dipublish tanggal: Apr 10, 2019 Update terakhir: Mar 31, 2021 Waktu baca: 5 menit
Kapan Anak Mulai Boleh Ikut Puasa?

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Anak mulai boleh berpuasa kapanpun ia merasa siap, tidak ada patokan umur anak boleh berpuasa.
  • Jangan memaksakan buah hati Anda untuk langsung berpuasa sehari penuh di bulan Ramadhan. Mulailah dari puasa beberapa jam, lalu tingkatkan perlahan.
  • Isi hari-hari berpuasa dengan aktivitas menyenangkan seperti menggambar, membuat origami, atau menonton film kartun favorit anak agar ia tidak bosan.
  • Ketika anak berhasil berpuasa, jangan lupa berikan ucapan selamat dan penghargaan sebagai bentuk apresiasi untuk meningkatkan semangat anak.
  • Tetap perhatikan kondisi kesehatan dan tumbuh kembang anak beberapa minggu sebelum bulan Ramadhan tiba. Beli paket medical check up di sini.

Puasa di bulan Ramadhan adalah salah satu kewajiban bagi setiap Muslim yang sudah baligh atau melewati masa puber. Tidak hanya bagi orang dewasa saja, anak yang sudah puber alias beranjak remaja juga dianjurkan untuk berpuasa di bulan Ramadhan.

Namun, Anda mungkin masih bingung dan cemas soal puasa anak. Di satu sisi, Anda ingin mengajarkan soal kewajiban berpuasa Ramadhan dengan segala manfaatnya. Tapi di sisi lain, Anda juga cemas bila nantinya si kecil tidak kuat puasa dan memengaruhi tumbuh kembangnya. Memangnya, kapan anak mulai boleh berpuasa? Mari simak ulasannya berikut ini.

Kapan anak mulai boleh berpuasa?

Membiasakan anak berpuasa di bulan Ramadhan merupakan hal yang positif. Selain untuk mengenalkan kewajiban berpuasa, Anda juga dapat melatih anak supaya lebih sabar. Anda bahkan juga bisa mengajarkan anak tentang manfaat puasa Ramadhan bagi kesehatan.

Baca Selengkapnya: 12 Manfaat Puasa Ramadhan Bagi Kesehatan Fisik dan Mental

Namun, Anda mungkin masih bertanya-tanya soal puasa anak di bulan Ramadhan. Mulai dari kapan waktu yang tepat bagi anak untuk berpuasa, cara supaya puasa anak jadi lancar, menu sahur dan buka puasa yang baik untuk anak, dan sebagainya.

Pada dasarnya, anak mulai boleh berpuasa kapanpun ia merasa siap. Bisa saja si kecil ingin ikut ikut-ikutan berpuasa di bulan Ramadhan karena melihat orangtuanya berpuasa, lalu ada pula yang memang sudah menyadari kewajibannya untuk berpuasa Ramadhan.

Nah, disinilah pentingnya peran orangtua. Sebelum membolehkan anak berpuasa, Anda harus tahu dulu bagaimana kondisi kesehatan dan tumbuh kembang buah hati Anda saat ini.

Coba perhatikan, apakah berat badannya normal dan sehat? Apakah perkembangan anak sama seperti teman sebayanya atau justru mengalami hambatan?

Bila tumbuh kembang anak dalam kondisi normal, baik dari segi fisik maupun psikologis, maka anak boleh saja ikut berpuasa di bulan Ramadhan layaknya orang dewasa. Sebaliknya, jika si kecil mengalami penurunan berat badan atau dalam kondisi yang tidak sehat, sebaiknya jangan memaksanya berpuasa.

Dari segi medis, tidak ada patokan khusus mengenai usia yang tepat bagi anak berpuasa. Hal ini tergantung dari kondisi kesehatan dan kesiapan masing-masing anak. Sebaiknya konsultasikan ke dokter terlebih dahulu mengenai kapan anak mulai boleh berpuasa.

Apa yang akan terjadi ketika anak berpuasa?

Puasa adalah proses menahan diri dari lapar dan haus selama beberapa jam. Ini artinya, Anda tidak boleh makan atau minum dari waktu sahur sampai waktu buka puasa tiba. 

Seperti yang mungkin Anda sudah tahu, tubuh membutuhkan energi dan cairan untuk menjaga fungsi-fungsi organ tubuh tetap optimal. Namun saat puasa, kebutuhan ini tentu tidak bisa sepenuhnya terpenuhi karena jumlah asupan yang terbatas. 

Bila orang dewasa saja bisa merasa lemas dan dehidrasi saat berpuasa di bulan Ramadhan, anak-anak pun demikian. Anak-anak bahkan lebih berisiko mengalami masalah saat puasa, karena ukuran tubuhnya lebih kecil dan kebutuhan zat gizinya lebih banyak.

Anak membutuhkan asupan nutrisi yang lebih banyak untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya. Ketika nutrisi tersebut tidak terpenuhi, maka tumbuh kembang anak tentu akan terganggu.

Selama puasa, tubuh juga melakukan detoksifikasi atau pembuangan racun-racun, radikal bebas, dan kelebihan lemak tubuh. Karena tubuh anak tidak memiliki banyak racun atau lemak seperti orang dewasa, maka wajar saja bila si kecil jadi lebih gampang capek, lemas, dan dehidrasi saat puasa Ramadhan.

Namun Anda tak perlu khawatir. Supaya hal tersebut tidak terjadi, pastikan untuk selalu memenuhi kebutuhan gizi anak saat sahur dan berbuka puasa. Dengan begitu, tubuh anak akan tetap kuat dan tidak mudah sakit selama berpuasa di bulan Ramadhan.

Tips membuat puasa anak jadi lancar dan menyenangkan

Hari pertama berpuasa di bulan Ramadhan mungkin akan menjadi momen yang menantang bagi Anda dan si kecil. Tenang, puasa anak bisa jadi lancar dan menyenangkan dengan tips-tips berikut ini:

1. Tentukan waktu puasa anak secara bertahap

Jangan memaksakan buah hati Anda untuk langsung berpuasa sehari penuh di bulan Ramadhan. Alih-alih membiasakannya berpuasa, momen puasa anak malah bisa jadi berantakan dan membuat buah hati Anda jatuh sakit.

Sebagai langkah awal, tanyakan dulu apakah ia benar-benar ingin puasa atau tidak. Biarkan ia menentukannya sendiri supaya tidak merasa terpaksa.

Tentukan seberapa lama anak boleh berpuasa, misalnya selama 6 jam sampai waktu makan siang. Setelah itu, biarkan anak berbuka puasa untuk mengembalikan energinya. Lakukan selama beberapa hari sampai anak mulai terbiasa puasa di bulan Ramadhan.

Barulah tambahkan waktunya sampai sore hari, kemudian satu hari penuh. Dijamin, waktu puasa anak di bulan Ramadhan akan berjalan secara teratur dan lancar.

2. Sajikan makanan yang bernutrisi saat sahur dan berbuka

Memenuhi kebutuhan nutrisi saat sahur dan berbuka berperan penting untuk memastikan puasa anak berjalan lancar. Oleh karena itu, pastikan Anda memberikan menu makanan yang sehat dan bergizi seimbang untuk anak selama di bulan Ramadhan.

Salah satu komponen penting yang harus ada dalam menu sahur dan buka puasa adalah karbohidrat kompleks. Zat gizi ini berfungsi untuk menyuplai dan mempertahankan energi selama berjam-jam saat puasa, terutama bagi si kecil.

Asupan protein juga tak kalah penting untuk cadangan energi sekaligus menyeimbangkan cairan dalam tubuh. Tambahkan beberapa jenis protein seperti telur, keju, roti gandum, dan sayuran segar di dalam menu sahur dan buka puasa. Sediakan juga beberapa jenis buah untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral anak.

Selain itu, pastikan anak minum banyak air putih saat sahur dan berbuka. Hal ini dapat membantu menjaga hidrasi tubuh dan mencegah dehidrasi saat puasa di bulan Ramadhan.

Baca Selengkapnya: 5 Tips Agar Tidak Mudah Haus Saat Puasa

3. Isi hari-hari berpuasa dengan kegiatan yang menyenangkan

Menjalani hari tanpa makan atau minum mungkin membuat anak jadi gampang bosan. Untuk menyiasatinya, ajak buah hati Anda untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan selama puasa di bulan Ramadhan.

Anda bisa mengajak anak menggambar, membuat origami, atau menonton film kartun favoritnya. Berbagai kegiatan ini dapat membantu merangsang kreativitas anak sekaligus mengalihkan perhatiannya selama berpuasa. Anda pun tak perlu khawatir ia akan merasa capek karena aktivitas tersebut tidak membutuhkan banyak energi.

4. Libatkan anak saat menyiapkan menu buka puasa

Anak biasanya akan mudah bosan dan tidak sabar untuk berbuka puasa. Agar waktu puasa anak di bulan Ramadhan jadi lebih menyenangkan, libatkan buah hati Anda saat menyiapkan menu buka puasa.

Tanyakan mengenai makanan apa yang ia inginkan dan ajaklah berbelanja bersama. Setelah itu, mintalah bantuannya untuk memasak, menata makanan di meja, dan menunggu waktu berbuka bersama-sama.

Baca Juga: 10 Jenis Minuman Buka Puasa yang Sehat dan Menyegarkan

5. Berikan penghargaan

Setelah buah hati Anda berhasil menyelesaikan puasanya di bulan Ramadhan dengan baik, ucapkan selamat dan berikan penghargaan. Cara ini dapat membantu meningkatkan semangat dan antusias anak untuk terus berpuasa keesokan harinya.

Penghargaan tidak melulu harus mahal, kok. Bisa dengan cara yang sederhana seperti memberikan mainan yang diinginkan, menyiapkan makanan favoritnya, atau mengajaknya pergi jalan-jalan di akhir pekan.

Dengan tips-tips tersebut, dijamin anak bisa berpuasa Ramadhan dengan nyaman. Bukan hanya bermanfaat untuk melatih kesabarannya, tubuhnya juga akan semakin sehat dan perkembangannya pun tetap optimal.


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Azad, Kishwar & Mohsin, Fauzia & Zargar, Abdul & Zabeen, Bedowra & Ahmad, Jamal & Raza, S. Abbas & Tayyeb, Samin & Bajaj, Sarita & Ishtiaq, Osama & Kalra, Sanjay. (2012). Fasting guidelines for diabetic children and adolescents. Indian journal of endocrinology and metabolism. 16. 516-8. 10.4103/2230-8210.97998.. ResearchGate. (Accessed via: https://www.researchgate.net/publication/230574470_Fasting_guidelines_for_diabetic_children_and_adolescents)
Pediatric Education. When Should Children Begin Fasting? (https://pediatriceducation.org/2011/10/10/when-should-children-begin-fasting/). 10 Oktober 2011.
My Baby Clinic. Tips on Fasting for Older Children. (http://mybabyclinic.com/en/news/31/tips-on-fasting-for-older-children.html).

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app