Apa yang Harus Dilakukan jika Tinggal Serumah dengan Pasien COVID-19?

Dipublish tanggal: Mei 24, 2021 Update terakhir: Jul 2, 2021 Waktu baca: 3 menit
Apa yang Harus Dilakukan jika Tinggal Serumah dengan Pasien COVID-19?

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Pasien COVID-19 tanpa gejala atau hanya mengalami gejala ringan biasanya dirujuk untuk melakukan isolasi mandiri di rumah.
  • Hal-hal yang harus diperhatikan jika kamu tinggal serumah dengan pasien COVID-19: Terapkan protokol kesehatan dengan disiplin, pisahkan barang-barang pribadi, jaga kesehatan diri sendiri, bersihkan ruangan secara berkala, kelola kebutuhan pasien secara khusus, cuci tangan sesering mungkin, dan jangan biarkan ada tamu yang masuk ke rumah.
  • Klik untuk mendapatkan maskerperlengkapan new normal, serta produk suplemen dan vitamin  yang kamu butuhkan di rumah. *Gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia dan bisa COD.
  • Klik untuk membeli paket tes COVID-19 dan layanan penyemprotan disinfektan di rumah lewat HDmall dengan promo menarik dan tenaga ahli berpengalaman.

Pandemi COVID-19 di Indonesia belum berakhir. Lonjakan kasus paparan virus corona masih saja bermunculan hingga sekarang. Untuk menghindari ambruknya fasilitas dan tenaga kesehatan, pasien tidak bergejala atau bergejala ringan disarankan untuk menjalani isolasi mandiri. Masalahnya, bagaimana jika kita tinggal serumah dengan pasien COVID-19?

Penerapan isolasi mandiri di rumah mesti dilakukan dengan hati-hati karena virus corona dapat menyebar dengan mudah. Virus ini juga dapat bertahan hidup di berbagai permukaan untuk periode waktu tertentu sehingga semakin mempermudah penyebaran dari satu orang ke orang lain. Jika tidak diantisipasi, bukan tidak mungkin isolasi mandiri bisa memunculkan cluster keluarga baru atau malah menyebabkan penyebaran yang lebih luas lagi di masyarakat. 

Iklan dari HonestDocs
Paket Vaksin Hepatitis B Di NK Health Klinik

Cegah Penyakit Hepatitis B dengan Vaksin. Paket ini termasuk 3x suntik vaksin Hepatitis B, biaya registrasi, konsultasi dengan dokter, dan pemeriksaan tanda-tanda vital.

Lalu, bagaimana cara menangani pasien terinfeksi virus corona yang menjalani isolasi mandiri di rumah? 

Tips Aman Tinggal Serumah dengan Pasien COVID-19

1. Menerapkan protokol kesehatan

Penerapan protokol kesehatan tak hanya berlaku di luar rumah saja, tetapi juga ketika terdapat anggota keluarga yang terinfeksi virus corona. Menjaga jarak serta rajin mencuci tangan menjadi hal penting untuk dilakukan selama berada di rumah. 

Jangan lupa untuk selalu menggunakan masker dengan benar selama di rumah meskipun kamu tidak melakukan kontak langsung dengan pasien. Sedapat mungkin, hindari pula kontak langsung dengan pasien COVID-19. Jika terpaksa, kamu bisa pakai alat pelindung diri (APD) termasuk sarung tangan.

Baca juga: Daftar APD yang Wajib Digunakan Tenaga Medis dalam Menangani Pasien COVID-19

2. Pisahkan barang-barang pribadi

Pasien COVID-19 yang tetap tinggal di rumah untuk menjalani isolasi mandiri seharusnya memiliki ruangan tersendiri. Itu berarti, barang-barang pribadi, seperti peralatan makan dan mandi, juga harus dipisahkan. Hal ini untuk menghindari paparan infeksi yang mungkin terjadi akibat menyentuh barang yang sama. Jika harus digunakan secara bersamaan, misalnya kamar mandi, pastikan agar pasien COVID-19 membersihkannya terlebih dahulu setelah pemakaian. 

3. Jaga kesehatan diri sendiri

Penting bagi kamu untuk tetap menjaga kesehatan sendiri jika tinggal serumah dengan pasien COVID-19. Usahakan untuk makan makanan bergizi secara teratur, istirahat yang cukup, serta mengonsumsi suplemen dan vitamin untuk mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh.

Iklan dari HonestDocs
Paket Vaksin Hepatitis B Di NK Health Klinik

Cegah Penyakit Hepatitis B dengan Vaksin. Paket ini termasuk 3x suntik vaksin Hepatitis B, biaya registrasi, konsultasi dengan dokter, dan pemeriksaan tanda-tanda vital.

Baca juga: Jaga Sistem Imun dengan Konsumsi Vitamin dan Mineral

4. Bersihkan ruangan secara berkala

Membersihkan ruangan dan barang-barang yang ada di dalam rumah, seperti gagang pintu, dengan disinfektan perlu dilakukan secara berkala terutama jika telah disentuh atau digunakan oleh pasien COVID-19. Pastikan juga ruangan memiliki sirkulasi udara yang baik dan terbuka.

Jika pasien COVID-19 sudah dinyatakan negatif, sebaiknya kamu menggunakan jasa penyemprotan disinfektan untuk membersihkan seluruh rumah.

5. Kelola kebutuhan pasien secara khusus

Pisahkan sampah bekas pasien COVID-19 ke dalam wadah tersendiri dan semprot dengan disinfektan sebelum dibuang. Oleh karenanya, bantuan dari anggota keluarga sangat penting dalam melayani kebutuhan pasien COVID-19. 

Makanan atau kebutuhan apa pun bisa ditaruh di depan ruangan dan dibersihkan setelahnya. Cuci pakaian, seprai, dan handuk yang dikenakan pasien COVID-19 dengan air hangat bersuhu 60 derajat atau lebih.

6. Cuci tangan sesering mungkin

Kamu harus rajin mencuci tangan dengan air bersih dan sabun. Gunakan pula hand sanitizer yang mengandung 60% alkohol atau lebih. Cuci tangan wajib dilakukan setelah batuk, sebelum menyentuh area wajah, sebelum dan setelah makan atau saat ingin mempersiapkan makanan, selesai dari kamar mandi, dan ketika selesai membantu pasien COVID-19.

7. Pastikan tidak ada tamu yang masuk ke rumah

Hanya mereka yang tinggal di rumah kamu yang boleh tinggal. Jangan mengundang atau mengizinkan pengunjung--seperti teman dan keluarga besar--untuk masuk. Jika mendesak untuk berbicara dengan seseorang yang bukan penghuni rumah, lakukan komunikasi melalui telepon.

Penanganan dan upaya pencegahan penularan virus corona ketika menjalani isolasi mandiri di rumah tidak boleh dianggap remeh. Jika pasien COVID-19 memang harus dirawat di rumah, kamu harus memperhatikan hal-hal di atas supaya penyebaran tidak semakin meluas.

Baca juga: Mengapa Sabun Cuci Tangan Penting dalam Mencegah COVID-19?

3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app