Menyibak Mitos vs Fakta Tanaman Penyebab Leukemia

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 3 menit
Menyibak Mitos vs Fakta Tanaman Penyebab Leukemia

Ramai beredar di jejaring sosial soal kabar adanya tanaman penyebab leukemia. Beragam komentar dan tanggapan pun seketika bermunculan. Ada yang mempercayainya lantas seketika memusnahkan tanaman tersebut. Namun tak sedikit pula yang mahfum bahwa itu hanya sekedar berita hoax belaka. Lantas, bagaimana fakta sebenarnya?

Mengenal tanaman yang diisukan sebagai penyebab leukemia

Adalah Zamioculcas zamiifolia atau di Indonesia di kenal dengan nama tanaman dolar yang dikabarkan sebagai tanaman penyebab leukemia. Tanaman ini termasuk ke dalam kelompok suku Araceae (talas-talasan) dan merupakan tanaman tahunan tropis asli Afrika Timur, dari Kenya selatan ke timur laut Afrika Selatan.

Tinggi tanaman dolar berkisar antara 45 hingga 60 cm dengan daun hijau tua yang mengkilap. Bunganya berwarna kuning kecoklatan dengan perbungaan berupa tongkol yang dikelilingi oleh bract atau daun pelindung. Biasanya berada tersembunyi di antara pangkal tanaman.

Daya tarik tanaman ini sebenarnya berada pada perawakan atau tampilan daunnya yang mengkilap. Ditambah lagi perawatannya yang relatif mudah, dimana kebutuhan air dan cahayanya cukup rendah sehingga cocok dijadikan sebagai tanaman hias, baik di rumah maupun di kantor-kantor.

Lantas, benarkah tanaman ini dapat menyebabkan leukemia?

Secara singkat, Zamioculcas zamiifolia atau tanaman dolar ini tidaklah dapat menyebabkan leukemia. Berita yang ramai beredar di medsos dan aplikasi chatting tersebut benar-benar hanya sekedar rumor tak berdasar. Bahkan tak ada satupun penelitian yang membuktikan bahwa tanaman ini dapat menyebabkan kanker ataupun leukemia.

Faktanya, justru hasil percobaan toksikologi yang dilakukan oleh University of Bergen pada tahun 2015 mengenai pengaruh ekstrak tanaman dolar terhadap Artemia salina (kelompok udang-udangan tingkat rendah) sebagai uji mematikan menunjukkan hasil nihil, bahkan pada konsentrasi ekstrak hingga 1 mg/mL.

Sedang pada biota laut kecil saja tak terbukti menghadirkan efek berbahaya, bagaimana bisa ia menyebabkan kanker ataupun leukemia pada manusia?

Yang membuatnya nampak 'berbahaya' adalah kehadiran kristal kalsium oksalat yang terdapat pada bagian tubuh tanaman. Senyawa tersebut memang dapat menimbulkan gejala alergi pada bagian kulit berbeda, seperti mukosa atau konjungtiva, terutama mereka dengan kulit yang sangat sensitif.

Namun demikian, sekali lagi ditegaskan bahwa oksalat bukanlah senyawa karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker. Lagipula, sebagian besar keluarga talas-talasan serta beberapa jenis sayuran diketahui memiliki kandungan oksalat didalamnya. Tubuh pun secara alami dapat menetralkan pengaruh dari oksalat, selama kadarnya tidak terlampau tinggi.

Manfaatnya justru tak bisa di pandang sebelah mata

Daripada efek negatifnya yang terbilang ringan, manfaat tanaman dolar justru tak bisa diremehkan. Selain dapat mempercantik ruangan berkat tampilan mengkilap daunnya, ternyata sejumlah penelitian telah membuktikan bahwa tanaman ini memiliki kemampuan dalam memurnikan udara.

Sebuah studi yang dirilis oleh Departemen Ilmu Tanaman dan Lingkungan di Universitas Copenhagen pada tahun 2014 menunjukkan bahwa Zamioculcas zamiifolia atau tanaman dolar terbukti mampu menghilangkan senyawa organik mudah menguap seperti benzena, toluena, etilbenzena dan xilena pada fluks molar sekitar 0,01 mol/(mhari).

Benzena sendiri diketahui sebagai salah satu faktor risiko penyebab terjadinya leukemia, terutama pada kasus leukemia limfositik akut (acute lymphocytic leukemia, ALL). Dengan demikian, menjadikan tanaman dolar sebagai penghias ruangan bukanlah suatu masalah. Justru hal tersebut bermanfaat bagi keindahan dan kebersihan udara di ruangan itu sendiri.

Pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa, berita yang beredar mengenai Zamioculcas zamiifolia/tanaman dolar sebagai tanaman penyebab leukemia hanyalah rumor belaka tanpa bukti yang mendasar. Sikap kehati-hatian diperlukan dalam menanggapi segala berita yang beredar, terutama di jejaring sosial atau aplikasi chatting yang seakan penuh sesak oleh beragam berita yang belum pasti kebenarannya.


6 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Sriprapat, Wararat & Thiravetyan, Paitip. (2013). Phytoremediation of BTEX from Indoor Air by Zamioculcas zamiifolia. Water, Air, & Soil Pollution. 224. 10.1007/s11270-013-1482-8.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/257673816_Phytoremediation_of_BTEX_from_Indoor_Air_by_Zamioculcas_zamiifolia)
Muharini, Rini & Masriani, Masriani & Rudiyansyah, Rudiyansyah. (2018). PHYTOCHEMICAL SCREENING, ANTIOXIDANT, AND CYTOTOXICITY OF Zamioculcas zamiifolia ROOT EXTRACT. Indonesian Journal of Pure and Applied Chemistry. 1. 62. 10.26418/indonesian.v1i2.30530.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/330457620_PHYTOCHEMICAL_SCREENING_ANTIOXIDANT_AND_CYTOTOXICITY_OF_Zamioculcas_zamiifolia_ROOT_EXTRACT)
Lopez, Roberto & Blanchard, M.G. & Runkle, E.S.. (2009). Propagation and production of Zamioculcas zamiifolia. Acta Horticulturae. 813. 559-564. 10.17660/ActaHortic.2009.813.77.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/282958523_Propagation_and_production_of_Zamioculcas_zamiifolia)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app