Suasana Hati Kosong - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Apr 12, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Agu 28, 2019 Waktu baca: 4 menit

Apa itu sikap Apatis?

Apatis adalah kurangnya minat dalam melakukan aktivitas kehidupan dan / atau berinteraksi dengan orang lain. Sikap apatis dapat mempengaruhi kemampuan Anda dalam hal pekerjaan, bersosialisasi, dan mengontrol emosi.

Semua orang pasti pernah mengalami Apatis. Kadang-kadang Anda mungkin merasa tidak termotivasi atau tidak tertarik dalam melakukan tugas sehari-hari. Jenis sikap Apatis situasional ini normal dan dapat terjadi pada siapa saja.

Sikap Apatis menjadi berbahaya jika Anda sikap apatis yang Anda miliki disebabkan oleh kondisi kesehatan kronis dan Anda tidak memiliki motivasi untuk mengobatinya.

Apatis adalah gejala dari sejumlah gangguan neurologis, seperti penyakit Alzheimer. Apatis juga bisa merupakan sindrom itu sendiri.

Apa yang menyebabkan sikap Apatis?

Apatis adalah gejala dari sejumlah gangguan kejiwaan dan neurologis. Contohnya termasuk:

  • penyakit Alzheimer
  • distimia atau depresi ringan kronis
  • demensia frontotemporal
  • penyakit Huntington
  • penyakit Parkinson
  • palsy supranuclear progressive
  • skizofrenia
  • stroke
  • demensia vaskular

Seseorang juga dapat mengalami Apatis tanpa disertai dengan kondisi medis yang mendasarinya. Pada sebuah penelitian tahun 2011, ditemukan bahwa gejala apatis dapat disebabkan oleh masalah pada lobus frontal otak.

Pusat Apatis otak secara luas diyakini berada di bagian depan otak. Sikap Apatis bisa terjadi akibat stroke yang mempengaruhi bagian otak ini.

Seorang remaja cenderung mengalami periode Apatis. Biasanya berlalu seiring waktu. Sikap Apatis yang berlangsung lama pada remaja, bukan merupakan hal yang normal.

Apa saja gejala Apatis?

Anda mungkin merasakan kurangnya gairah atau motivasi jika Anda mengalami sikap Apatis. Sikap apatis dapat mempengaruhi perilaku dan kemampuan Anda dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Gejala utama yang dapat Anda temukan dari sikap Apatis adalah kurangnya motivasi untuk melakukan, menyelesaikan, atau mencapai apa pun. Anda juga mungkin terlihat tidak berenergi.

Anda mungkin telah kehilangan emosi, motivasi, dan kemauan untuk melakukan apapun. Kegiatan atau acara yang biasanya menarik bagi Anda akan terasa membosankan ketika Anda bersikap apatis.

Sikap Apatis dapat menyebabkan Anda mengekspresikan ketidaktertarikan dalam banyak aspek kehidupan. Anda mungkin acuh tak acuh ketika bertemu orang baru atau mencoba hal baru.

Sikap Apatis yang berkelanjutan dapat mempengaruhi kemampuan Anda untuk menjaga hubungan dengan orang lain dan menjaga performa Anda di sekolah atau di tempat kerja.

Sikap Apatis tidak sama dengan depresi. Sikap apatis bisa menjadi gejala depresi bersamaan dengan ketidaktertarikan. Depresi juga dapat menyebabkan perasaan putus asa dan bersalah. Risiko serius yang dapat ditimbulkan oleh depresi termasuk penyalahgunaan zat dan bunuh diri.

Bagaimana mendiagnosis Apatis?

Praktisi kesehatan menggunakan empat kriteria untuk mendiagnosis Apatis. Orang yang Apatis biasanya memiliki keempat kriteria yang meliputi:

  • Penurunan atau kurangnya motivasi : Seorang pasien memiliki tingkat motivasi yang sangat rendah yang tidak sesuai dengan usia, budaya, atau status kesehatan.
  • Perubahan perilaku , pemikiran, atau emosional : Perubahan perilaku dapat menghambat hubungan dengan orang lain dan pekerjaan. Perubahan cara berpikir meliputi ketidaktertarikan pada berita, acara sosial, atau memikirkan hal yang rumit.
  • Efek pada kualitas hidup: Perubahan perilaku secara negatif mempengaruhi kehidupan baik dari segi pekerjaan maupun hubungan pribadi seseorang.
  • Perubahan perilaku yang tidak disebabkan oleh kondisi lain: Perubahan perilaku tidak terkait dengan cacat fisik, penyalahgunaan zat, atau pengaruh pada tingkat kesadaran.

Untuk dapat dikatakan seseorang memiliki sikap apatis, seseorang tersebut harus memiliki gejala-gejala di atas selama empat minggu atau lebih.

Bagaimana cara mengatasi sikap Apatis?

Pengobatan sikap Apatis tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Pengobatan dan psikoterapi dapat membantu memulihkan minat Anda. Anda dapat menunjukkan gejala Apatis kronis jika Anda memiliki gangguan progresif seperti Parkinson atau Alzheimer.

Obat-obatan

Dokter akan memberikan pengobatan sesuai dengan kondisi yang menyebabkan Apatis.

Contoh obat yang mungkin akan diresepkan dokter meliputi:

  • agen antidementia, yang mengobati penyakit Alzheimer, seperti donepezil (Aricept), galantamine (Razadyne), dan rivastigmine (Exelon)
  • antidepresan, seperti paroxetine (Paxil), sertraline (Zoloft), dan bupropion (Wellbutrin, Zyban)
  • sirkulasi otak dan stimulan metabolisme yang mengobati gejala stroke, seperti nicergoline (Sermion)
  • stimulan dopamin, yang mengobati penyakit Parkinson, seperti ropinirole (Requip)
  • agen antipsikotik, yang digunakan untuk mengobati skizofrenia
  • psikostimulan, yang sering digunakan untuk mengobati Apatis tanpa penyebab mendasar yang diketahui (contohnya termasuk methylphenidate (Ritalin), pemoline (Cylert), dan amfetamin)

Perawatan di rumah

Anda memerlukan dukungan dari keluarga dan kerabat. Mereka dapat membantu Anda mendapatkan kembali minat Anda dalam kehidupan.

Dokter spesialis kejiwaan juga dapat membantu. Anda dapat mendiskusikan masalah Anda dengan mereka. Dokter spesialis kejiwaan membimbing orang untuk membangun kembali pandangan hidup yang lebih positif.

Kombinasi terapi dan penggunaan obat-obatan mungkin lebih efektif untuk mengobati Apatis daripada hanya menggunakan pengobatan sendiri.

Pengobatan di masa depan

Penelitian untuk mengatasi Apatis kronis masih terus dikembangkan. Salah satu pengobatan yang mungkin digunakan adalah stimulasi elektroterapi kranial. Pendekatan ini dapat membantu mengobati Apatis setelah cedera otak traumatis yang mempengaruhi lobus frontal. Seorang spesialis kejiwaan akan mengalirkan arus listrik bertegangan rendah secara singkat di dahi untuk merangsang otak. Perawatan ini tidak menimbulkan nyeri.

Terapi potensial lainnya adalah terapi stimulasi kognitif. Pendekatan ini digunakan untuk pasien Alzheimer. terapi stimulasi kognitif dilakukan dengan berpartisipasi dalam kegiatan kelompok untuk merangsang gelombang otak. Contohnya termasuk permainan atau melihat gambar untuk mengenali ekspresi wajah.


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Timothy J. Legg, PhD, PsyD, Apathy (https://www.healthline.com/health/apathy), 26 September 2019.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app