Spina Bifida - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 9, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Apr 16, 2019 Waktu baca: 4 menit

Spina Bifida atau cacat lahir merupakan suatu kondisi yang paling ditakuti bagi setiap orang khususnya bagi setiap ibu hamil. Oleh karena itu, hampir setiap ibu pasti akan menjaga kandungannya saat hamil sebaik mungkin.

Tapi tahukah Anda apa itu spina bifida? Pernahkah Anda melihat bayi dengan cacat lahir yang disertai dengan terbentuknya celah pada tulang belakang dan sumsum tulang belakangnya? 

Perlu diketahui bahwa kelainan spina bifida ini dipicu oleh pembentukan sumsum tulang belakang yang tidak sempurna pada bayi selama dalam kandungan dan hal ini dapat menyebabkan masalah fisik dan mental pada bayi nantinya.

Apakah Spina Bifida itu?

Spina bifida dengan tulang belakang terbuka merupakan jenis perkembangan kelainan bawaan yang serius di mana kondisi ini terjadi ketika janin masih berada dalam kandungan dan seharusnya mengalami perkembangan di dalam rahim tetapi tulang belakangnya tidak terbentuk dengan sempurna sehingga terjadinya cacat tabung saraf yang dapat mempengaruhi sistem saraf.

Spina bifida merupakan penyakit cacat berat tetapi pada umumnya hal ini bisa dicegah. Spina bifida paling mungkin disebabkan oleh multifaktorial yang dapat disebabkan oleh beberapa hal termasuk faktor genetik, gizi, dan/atau faktor lingkungan yang berdampak pada munculnya gangguan ini. 

Menurut beberapa studi penelitian, kekurangan asam folat yang dikonsumsi ibu hamil selama kehamilan juga dapat menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya spina bifida.

Mengenai Spina Bifida

Penyebab Spina Bifida

Sampai saat ini masih belum diketahui penyebab pasti munculnya spina bifida saat bayi lahir. Tetapi beberapa ahli penelitian berpendapat bahwa penyebab spina bifida adalah gabungan dari masalah genetika dan faktor lingkungan.

Penelitian menunjukkan bahwa wanita yang melahirkan bayi dengan kondisi spina bifida akan menghadapi risiko yang lebih tinggi untuk melahirkan bayi lainnya dengan kelainan yang sama. Begitupun dengan wanita hamil yang memiliki risiko penyakit kronis seperti diabetes ataupun ibu hamil dengan kondisi obesitas yang biasanya akan melahirkan bayi dengan kelainan tertentu.

Gejala Spina Bifida

Ada banyak gejala spina bifida namun gejalanya bervariasi, tergantung kepada beratnya kerusakan pada jaringan saraf dan akar saraf yang terkena. Beberapa anak memiliki gejala ringan atau tanpa gejala; sedangkan yang lainnya mengalami kelumpuhan pada daerah yang dipersarafi oleh jaringan saraf maupun akar saraf yang terkena.

Pada umumnya gejala- gejala yang dapat muncul pada spina bifida dapat berupa:

  • Penonjolan seperti kantung di punggung tengah sampai bawah pada bayi baru lahir. Jika disinari, kantung tersebut tidak tembus cahaya.
  • Hidrosefalus. Kondisi di mana terjadi penumpukan cairan otak sehingga dapat menyebabkan kejang dan gangguan penglihatan.
  • Kelumpuhan/kelemahan pada pinggul, tungkai atau kaki.
  • Penurunan sensasi.
  • Gangguan saluran kemih dan pencernaan.
  • Jaringan saraf yang terkena rentan terhadap infeksi seperti meningitis

Jenis Spina Bifida

  • Spina Bifida Occulta (SBO)

Ini adalah jenis spina bifida yang paling umum terjadi tetapi sebagian besar orang tidak menyadarinya. Jenis Spina Bifida Occulta (SBO) ini memiliki kondisi di mana sumsum tulang belakang dan sistem saraf biasanya dalam kondisi baik, tetapi mungkin ada celah kecil pada tulang belakang. 

Kondisi ini baru dapat diketahui setelah menjalani pemeriksaan X-ray, tetapi jenis spina bifida ini biasanya tidak menyebabkan kecacatan yang mengganggu fungsi kerja organ tubuh lainnya.

  • Meningocele

Meningocele merupakan jenis spina bifida yang langka terjadi. Meningocele terjadi ketika kantung cairan tulang belakang (bukan sumsum tulang belakang) mendorong melalui lubang pada punggung bayi.

Beberapa orang yang mengalami Meningocele mungkin hanya sedikit merasakan adanya gejala atau bahkan terjadi tanpa gejala. Selain itu, penderita Meningocele bisa juga memiliki masalah dengan kandung kemih dan usus.

  • Myelomeningocele

Ini adalah jenis spina bifida yang paling parah. Penderita Myelomeningocele memiliki kondisi di mana kanal tulang belakang bayi terbuka di satu titik atau beberapa titik pada bagian punggung bawah atau tengah dan disertai dengan kantung cairan menyembul keluar. Kantung ini juga memegang bagian dari sumsum tulang belakang dan saraf sehingga bagian-bagian tersebut akan mengalami kerusakan.

Diagnosis Spina Bifida

Untuk mendeteksi kondisi spina bifida yang terjadi, dokter biasanya akan menganjurkan beberapa tes medis, termasuk:

  • Pemeriksaan darah dengan memeriksa kadar alfa-fetoprotein yang terkandung dalam darah ibu hamil. Kadar alfa-fetoprotein yang tinggi dapat menandai adanya kecacatan tabung saraf terutama spina bifida
  • Pemeriksaan USG untuk mendeteksi kelainan struktur tertentu pada otak bayi yang mengindikasikan terjadinya spina bifida atau tidak
  • Amniosentesis (prosedur pengambilan sampel cairan ketuban)
  • Pemeriksaan pada bayi pasca kelahiran, termasuk USG, CT scan, atau MRI untuk menentukan tingkat keparahan dan membantu menentukan prosedur penanganan yang paling tepat

Pencegahan Spina Bifida

Kondisi spina bifida umumnya dapat dicegah oleh setiap ibu sejak awal kehamilan. Cara utama mencegah terjadinya spina bifida adalah dengan mencukupi kebutuhan asam folat, terutama selama masa kehamilan. Mengonsumsi asam folat umumnya dianjurkan sejak sebelum masa kehamilan. 

Selain ibu hamil dan wanita yang sedang merencanakan kehamilan, wanita pada usia subur juga dianjurkan untuk mengonsumsi suplemen asam folat. Kandungan asam folat juga dapat diperoleh secara alami dari makanan, seperti bayam, kuning telur, kacang-kacangan, dan brokoli.

Sebelum merencanakan kehamilan ada baiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter kandungan mengenai apa yang harus Anda lakukan dan apa yang harus Anda konsumsi selama proses kehamilan sampai melahirkan agar dapat menjalaninya dengan baik dan lancar.

Pengobatan Spina Bifida

Pada umumnya untuk mengobati dan mengatasi spina bifida adalah dengan melakukan tindakan pembedahan atau operasi. Pembedahan dilakukan untuk menutup lubang yang terbentuk dan untuk mengobati hidrosefalus, kelainan ginjal dan kandung kemih, serta kelainan fisik lainnya yang berkaitan dengan spina bifida. 

Terapi fisik juga dapat dilakukan agar pergerakan sendi tetap terjaga dan untuk memperkuat fungsi otot. Untuk mengobati atau mencegah meningitis, infeksi saluran kemih, ataupun infeksi lainnya, dokter mungkin akan memberikan antibiotik. Cara pengobatan lainnya akan bergantung pada masalah yang berkaitan dan menyebabkan terjadinya spina bifida.


13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Mayo Clinic (2017). Diseases Conditions. Spina bifida. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/spina-bifida/symptoms-causes/syc-20377860)
NHS Choices UK (2017). Health A-Z. Spina bifida. (https://www.nhs.uk/conditions/spina-bifida/)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app