Sakit Kepala Hormonal: Penyebab, Gejala, dan Cara Penanganan

Dipublish tanggal: Sep 18, 2019 Update terakhir: Jan 21, 2022 Tinjau pada Okt 10, 2019 Waktu baca: 3 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Sakit kepala hormonal pada wanita terjadi akibat perubahan kadar hormon terutama selama siklus menstruasi, kehamilan, serta menopause;
  • Gejala sakit kepala hormonal adalah sakit kepala migrain ditambah dengan gejala lain seperti penurunan nafsu makan hingga pelemahan koordinasi;
  • Untuk membantu mengatasi sakit kepala hormonal adalah dengan minum air putih, beristirahat, kompres dingin, pijat agar tubuh rileks;
  • Klik untuk membeli obat saraf dan otak yang dikirim ke rumah Anda melalui HDMall. *Gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia dan bisa COD;
  • Gunakan fitur chat untuk berkonsultasi dengan apoteker kami secara gratis seputar obat dan pemeriksaan kesehatan yang Anda butuhkan.

Sakit kepala hampir pernah dirasakan oleh banyak orang dan dapat disebabkan oleh banyak hal, termasuk faktor genetik dan pola hidup yang tidak sehat. Pada wanita, kadar hormon yang berubah juga dapat menjadi faktor utama sakit kepala kronis dan migrain.

Apakah Sakit Kepala Hormonal itu?

Sakit kepala hormonal yang terjadi pada wanita terjadi akibat perubahan kadar hormon. Tingkat hormon yang berubah selama siklus menstruasi, kehamilan, serta menopause tersebut juga dapat dipengaruhi oleh penggunaan alat kontrasepsi oral ataupun terapi penggantian hormon. 

Dalam meredakan sakit kepala, ada berbagai cara penanganan dan obat yang dapat digunakan, tetapi perubahan hormonal ini biasanya tidak terjadi selama kehamilan maupun setelah masa menopause karena kadar hormon yang cukup baik dalam tubuh. 

Mengenai Sakit Kepala Hormonal

Penyebab Sakit Kepala Hormonal

Sakit kepala terutama sakit kepala sebelah (migrain) mungkin terkait dengan perubahan hormon estrogen pada wanita, di mana hormon estrogen berfungsi mengendalikan bahan kimia pada otak yang dapat mempengaruhi rasa sakit. Penurunan kadar estrogen inilah yang dapat memicu sakit kepala. 

Selain itu, beberapa hal yang dapat mempengaruhi perubahan hormon adalah:

  • Siklus menstruasi, di mana terjadi penurunan kadar estrogen dan progesteron sesaat sebelum menstruasi terjadi
  • Kehamilan, di mana kadar estrogen akan meningkat pada saat hamil sehingga sakit kepala pun biasanya akan terjadi
  • Perimenopause dan menopause, di mana level hormon akan berubah-ubah selama masa perimenopause (masa menjelang menopause) sehingga wanita akan merasa sakit kepala lebih sering, tetapi akan membaik setelah memasuki masa menopause
  • Penggunaan kontrasepsi oral dan terapi penggantian hormon, di mana hal tersebut dapat menyebabkan kadar hormon naik turun (tidak stabil) dan menimbulkan sakit kepala (migrain).

Di samping faktor hormonal, faktor lain penyebab sakit kepala di antaranya faktor genetik serta pola hidup yang tidak sehat, termasuk tidak makan secara teratur (telat makan), kurang tidur, perubahan cuaca yang ekstrim, mengonsumsi minuman beralkohol dan kafein, stress, mengonsumsi daging olahan, MSG, produk kedelai, serta pemanis buatan yang berlebihan.

Gejala Sakit Kepala Hormonal

Karakteristik atau tanda utama sakit kepala hormonal adalah sakit kepala atau migrain. Akan tetapi, sakit kepala hormonal juga dapat terjadi dengan gejala lain seperti penurunan nafsu makan, kelelahan, muncul jerawat, nyeri sendi, sembelit, jarang buang air kecil, serta pelemahan koordinasi.

Migrain sendiri menimbulkan rasa sakit berdenyut yang dimulai di salah satu sisi kepala. Jika migrain terjadi, kepekaan terhadap cahaya mungkin berkurang dan disertai dengan rasa mual atau muntah.

Ketika sakit kepala terjadi secara mendadak dan merasakan beberapa gejala seperti pusing, leher kaku, ruam pada kulit, sesak napas, serta penglihatan menjadi kabur, ada baiknya untuk segera memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan penanganan sakit kepala Anda tidak terlambat.

Baca juga: Kenali Jenis-jenis Migrain agar Mudah Mengatasinya

Pengobatan Sakit Kepala Hormonal

Dalam mengatasi sakit kepala hormonal, beberapa cara sederhana ini mungkin dapat membantu, di antaranya:

  • Minum air putih yang banyak agar tetap terhidrasi
  • Tidur di ruangan yang gelap dan tenang
  • Kompres kepala dengan es atau kain dingin
  • Pijat area kepala yang terasa sakit
  • Tarik nafas dalam-dalam dan biarkan tubuh rileks

Selain beberapa cara di atas, bantuan suplemen magnesium juga dapat membantu mengurangi intensitas sakit kepala sehingga menjadi salah satu suplemen yang bisa dikonsumsi ketika sakit kepala datang. Tak hanya itu, menghindari stress juga dapat membantu Anda mencegah terjadinya sakit kepala. 

Beberapa obat khusus migrain juga mungkin dapat membantu meredakan nyeri di kepala, seperti obat antiinflamasi nonsteroid yang dijual bebas (NSAID), seperti ibuprofen dan triptan yang dapat digunakan untuk mengurangi intensitas serangan migrain. 

Jika Anda sering mengalami sakit kepala hormonal, Anda dapat mengonsumsi sejumlah obat untuk mencegah sakit kepala, di antaranya beta blocker, antikonvulsan, calcium channel blockers, serta obat antidepresan.

Jika obat-obatan belum dapat menghilangkan rasa sakit kepala, mungkin Anda dapat mencoba terapi hormon di mana Anda akan diberikan hormon estrogen tambahan untuk diminum setiap hari melalui pil. Pil KB tersebut digunakan untuk menetralkan hormon dan mengurangi sakit kepala akibat perubahan hormon.

Jika sedang hamil atau menyusui, konsultasikan semua penggunaan obat yang Anda konsumsi karena ada beberapa jenis obat sakit kepala yang dapat membahayakan ibu hamil dan bayi dalam kandungan, sehingga penggunaannya harus diperhatikan dan dihentikan.

Baca juga: Cara Mengatasi Sakit Kepala Saat Hamil 

Pencegahan Sakit Kepala Hormonal

Untuk mencegah sakit kepala hormonal timbul, perlu diketahui terlebih dahulu apa yang menjadi pemicu sakit kepala tersebut, apakah dari pola makan, jam tidur, aktivitas fisik atau olahraga, hingga siklus mentruasi. 

Selain itu, hindari stress sebaik mungkin karena jika sakit kepala terjadi, umumnya dapat meningkatkan risiko depresi, gelisah, hingga mengalami gangguan tidur.

Sebagian besar wanita diperkirakan aman dalam menggunakan kontrasepsi oral dan penambahan kadar estrogen untuk mencegah terjadinya sakit kepala hormonal. Tetapi ada pula risiko yang mungkin terjadi akibat penggunaan alat kontrasepsi dan terapi hormon tersebut, seperti stroke dan terjadinya pembekuan darah.


16 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Higuera, V. Cherney, K. Healthline (2018). Tension Headaches. (https://www.healthline.com/health/tension-headache)
Mayo Clinic (2017). Diseases and Conditions. Tension Headache. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tension-headache/symptoms-causes/syc-20353977)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app