Bisakah Pria Terkena Kanker Payudara Seperti Wanita?

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Agu 24, 2021 Tinjau pada Sep 8, 2019 Waktu baca: 1 menit
Bisakah Pria Terkena Kanker Payudara Seperti Wanita?

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Wanita dan pria sama-sama memiliki jaringan payudara sehingga pria juga berisiko terkena kanker payudara.
  • Karena jaringan payudara pada pria tidak sebanyak jaringan payudara pada wanita, benjolan kanker biasanya tidak terlalu kentara.
  • Gejala kanker payudara pada pria juga dapat ditandai dengan area puting yang kehitaman, memerah, mengkerut, atau mengeluarkan cairan.
  • Faktor yang dapat memicu kanker payudara pada pria adalah faktor keturunan, kebiasaan merokok, minum alkohol, hingga kelebihan hormon estrogen.
  • Dapatkan paket tes darah atau medical check up dengan promo menarik dan dokter berpengalaman melalui HDmall.
  • Gunakan fitur chat untuk berbicara dengan apoteker kami secara gratis seputar obat dan pemeriksaan kesehatan yang Anda butuhkan.

Pria dan kanker payudara sering dianggap sebagai dua hal yang berjauhan. Ibaratnya, kanker payudara hanya khas mengintai para wanita saja karena payudara identik dengan kaum wanita. Padahal, nyatanya, pria pun bisa terkena kanker payudara, lho! Kok bisa?

Kenapa pria bisa terkena kanker payudara?

Meski lebih sering terjadi pada wanita, pria juga bisa mengidap kanker payudara. Anda mungkin bertanya-tanya, bagaimana bisa?

Pada dasarnya, wanita dan pria sama-sama memiliki jaringan payudara. Itulah kenapa pria juga memiliki risiko yang sama untuk terkena kanker payudara layaknya wanita. 

Karena minimnya informasi inilah, banyak pria yang tidak menyadari telah terinfeksi kanker payudara dan pada akhirnya terlambat ditangani.

Baca juga: Hanya Butuh 5 Langkah untuk Mendeteksi Kanker Payudara

Gejala kanker payudara pada pria

Gejala kanker payudara pada pria kurang lebih sama dengan gejala yang dialami wanita. Hanya saja, karena jaringan payudara pada pria tidak sebanyak jaringan payudara pada wanita, benjolannya pun tidak terlalu kentara. Alasan ini juga yang menyebabkan para pria telat menyadari bahwa mereka telah terinfeksi.

Pada stadium lanjut, area puting pria yang terkena kanker payudara akan tampak kehitaman. Beberapa kasus juga mengalami kulit puting yang memerah, mengkerut, atau bahkan putingnya mengeluarkan cairan.

Baca juga: 10 Gejala Awal Kanker pada Pria yang Penting untuk Diketahui

Faktor pemicu kanker payudara pada pria

Ada beberapa hal yang dapat memicu kanker payudara pada pria, antara lain:

1. Faktor keturunan

Bila ada anggota keluarga yang pernah mengalami kanker payudara, Anda perlu lebih waspada. Pasalnya, Anda dikhawatirkan memiliki bakat terkena kanker dari riwayat keluarga. Gen BRCA2 merupakan gen yang diduga menjadi penyebab kanker yang diturunkan.   

2. Pola hidup

Kebiasaan merokok, sering begadang, dan mengonsumsi alkohol pun turut andil meningkatkan risiko kanker.   

3. Kelebihan hormon perempuan

Pria dengan kelebihan kandungan hormon estrogen dalam tubuh memungkinkan pertumbuhan ukuran payudaranya membesar.

Mewaspadai gejala kanker payudara pada pria sejak dini  bisa membantu menghindari keterlambatan penanganan. Maka dari itu, perhatikan setiap perubahan yang terjadi pada tubuh Anda. Jika muncul tanda-tanda yang tak biasa, segera konsultasikan ke dokter.


37 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Male breast cancer: Symptoms, statistics, tests, and treatment. Medical News Today. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/179457.php)
Male Breast Cancer: Symptoms, Risk Factors, and More. Healthline. (https://www.healthline.com/health/breast-cancer/male-breast-cancer-symptoms)
Breast Cancer in Men: Symptoms, Causes, Treatments. WebMD. (https://www.webmd.com/breast-cancer/breast-cancer-men)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app