Perlukah Penggunaan Suplemen untuk Bayi Anda?

Dipublish tanggal: Feb 26, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jul 23, 2019 Waktu baca: 3 menit
Perlukah Penggunaan Suplemen untuk Bayi Anda?

Apa itu suplemen?

Jika Anda perhatikan, ada banyak iklan yang menjual suplemen atau multivitamin untuk bayi. Dari bentuknya yang lucu-lucu hingga warna dan rasanya yang bervariasi yang membuatnya disukai. 

Namun, apakah benar bayi Anda butuh suplemen vitamin tambahan? Kapan seorang bayi perlu diberikan suplemen makanan atau vitamin? Apakah vitamin ini dapat menggantikan makanan, ataupun membuat nafsu makan meningkat?   

Sesuai dengan namanya, suplemen adalah tambahan dari makanan pokok dengan tujuan mencapai tumbuh kembang yang optimal. Perlu dicermati bahwa optimal yang dimaksud bukan sesuatu yang lebih dari normal ataupun berlebihan. 

Suplemen, baik dalam bentuk vitamin atau mineral digunakan untuk melengkapi kekurangan vitamin dan mineral dalam tubuh. Merupakan anggapan yang salah jika suplemen vitamin dapat digunakan untuk menggantikan vitamin alami (vitamin yang diperoleh dari makanan). 

Pemberian vitamin dan mineral tambahan pada anak dan bayi hanyalah merupakan sebuah suplementasi alias tambahan atau pelengkap.

Apakah bayi harus diberikan suplemen?

Jawabannya adalah tergantung kondisi bayi itu sendiri. Suplemen tentu diperlukan apabila anak Anda kekurangan zat gizi akibat kurangnya asupan makanan sehari-hari. Misalnya pada anak yang sangat pemilih ketika makan.

Salah satu cara untuk mengetahui apakah anak kekurangan zat gizi adalah dengan memeriksakan bayi atau anak Anda ke dokter anak. Dari situ, dokterlah yang akan menganjurkan suplemen apa saja yang mungkin dibutuhkan bayi atau anak Anda. 

Jadi orang tua tidak bisa sembarangan memberikan suplemen untuk bayi tanpa sepengetahuan dokter.

Tetapi perlu diingat bahwa Air Susu Ibu (ASI)  adalah makanan terbaik bagi bayi Anda. Setelah berusia 6 bulan bayi Anda  kemudian harus diberikan MPASI (Makanan Pendamping ASI). 

Bila bayi dengan mudah menikmati dan mendapatkan asupan makanan seperti hati ayam minimal 3x per minggu, bayi tidak memerlukan suplementasi makanan atau vitamin.

Namun, bila bayi mendapatkan ASI eksklusif sampai lebih dari 6 bulan, atau mendapatkan MPASI tidak baik (misalnya bayi Anda sulit makan, hanya mau satu jenis makanan, cenderung hanya mau minum susu saja), atau bayi sering sakit, sebaiknya bayi mendapatkan suplemen makanan atau vitamin. Suplementasi pada bayi ini terutama yang mengandung zat besi tinggi.

Pada anak yang lebih besar, bila anak makan dengan baik (baik jumlah maupun jenisnya) anak tidak memerlukan suplementasi makanan atau vitamin. 

Jenis yang dimaksud disini adalah bila anak setidaknya makan 5 jenis sayuran atau buah dalam sehari dalam jumlah yang cukup, maka anak tidak memerlukan suplementasi makanan atau vitamin. Namun bila anak tidak dapat memenuhi hal tersebut, maka sebaiknya anak mendapatkan tambahan suplementasi makanan atau vitamin.

Bagaimana memilih suplemen yang aman untuk bayi Anda?

Berikut tips memilih suplemen yang baik untuk bayi Anda: 

  • Memberikan suplemen vitamin yang sesuai dengan kebutuhan anak.
    Contohnya : bila bayi atau anak Anda kekurangan vitamin D, berikanlah vitamin D. Karena itu, sebelum memberikan vitamin, sebaiknya konsultasikan terlebih dulu dengan dokter.
  • Jangan sembarangan memberikan suplemen vitamin pada bayi tanpa rekomendasi dokter, terutama yang berusia kurang dari 6 bulan. Jika bayi Anda mendapat ASI eksklusif dari ibunya, hampir dapat dipastikan bayi Anda tidak memerlukan suplemen vitamin. ASI sendiri sudah mengandung berbagai vitamin dan mineral yang lengkap.
  • Jangan memberikan dosis suplemen yang melebihi angka kecukupan gizi (RDA/Recommended Daily Allowance), meskipun kelebihan itu hanya untuk satu jenis vitamin atau mineral. Idealnya, kandungan suplemen multivitamin itu lebih rendah dari AKG (angka kecukupan gizi).
  • Bagi anak batita, suplemen multivitamin yang berbentuk cair lebih aman diberikan karena tablet kunyah berpotensi membuat bayi atau anak Anda tersedak. Jangan sekali-kali berbohong kepada bayi atau anak Anda dengan mengatakan suplemen vitamin sebagai permen, karena ini akan mendorong anak ingin mengkonsumsi semaunya.
  • Periksa tanggal kadaluarsa, izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan Departemen Kesehatan (Depkes). Selain itu, perhatikan kandungan produk yang tertera di dalam setiap kemasan karena banyak produk yang menggunakan bahan pemanis, pewarna, dan pengawet yang kurang baik.
  • Satu hal yang harus ditekankan pada Anda dan setiap orang tua bahwa vitamin bukan satu-satunya yang diperlukan oleh tubuh. Sungguh ironis bila Anda begitu bernafsu memberi bayi atau anak Anda suplemen agar kebutuhan vitamin dan mineralnya terpenuhi, tetapi tidak berupaya untuk memperbaiki pola makannya. Vitamin dan mineral pun akan mubazir tanpa adanya kecukupan zat gizi utama seperti karbohidrat, protein (hewani dan nabati), maupun lemak.  

7 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Vitamins for Kids: Do They Need Them (And Which Ones)?. Healthline. (Accessed via: https://www.healthline.com/nutrition/vitamins-for-kids)
Infant Nutrition: What To Feed Babies During the First 6 Months. WebMD. (Accessed via: https://www.webmd.com/parenting/baby/nutrition#1)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app