HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Constrictive Pericarditis - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 27, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 3 menit

Apakah Perikarditis Konstriktif itu?

Perikarditis konstriktif atau constrictive pericarditis merupakan radang perikardium yang sudah berlangsung lama atau kronis. Perikardium sendiri adalah selaput seperti kantung yang mengelilingi jantung. Peradangan pada bagian jantung ini menyebabkan terbentuknya jaringan parut, penebalan, dan pengencangan otot atau kontraktur. Perikardium dapat kehilangan elastisitasnya dan menjadi kaku seiring berjalannya waktu.

Mengenai Perikarditis Konstriktif

Ketika selubung jantung meradang secara kronis maka akan menjadi kaku. Akibatnya jantung tidak bisa meregang sebanyak yang seharusnya ketika berdetak. Ini dapat mencegah ruang jantung terisi dengan jumlah darah yang tepat dan dapat mengarah ke gejala gagal jantung.

Beberapa faktor berikut dapat meningkatkan risiko terkena perikarditis konstriktif:

  • Perikarditis. Ketika perikarditis tidak diobati maka dapat menjadi masalah kronis
  • Gangguan autoimun. Penyakit gangguan autoimun seperti lupus sistemik, rheumatoid arthritis, dan penyakit autoimun lainnya terbukti meningkatkan risiko perikarditis konstriktif.
  • Trauma atau cedera pada jantung. Memiliki serangan jantung atau menjalani operasi jantung dapat meningkatkan risiko perikarditis konstriktif.
  • Obat-obatan. Perikarditis adalah efek samping dari beberapa obat.
  • Jenis kelamin dan usia. Perikarditis paling sering terjadi pada pria berusia antara 20 dan 50 tahun.

Penyebab Perikarditis Konstriktif

Penyebab perikarditis konstriktif tidak selalu diketahui tetapi beberapa penyebabnya dapat terjadi akibat operasi jantung, terapi radiasi di dada, serta penyakit TBC. Selain karena beberapa akibat tersebut, penyebab lainnya dapat berupa infeksi virus maupun bakteri, serta mesothelioma (jenis kanker akibat paparan asbes).

Gejala Perikarditis Konstriktif

Gejala perikarditis konstriktif yang biasa terjadi antara lain:

  • Kesulitan bernapas yang semakin lama semakin buruk
  • Kelelahan
  • Perut membengkak
  • Pembengkakan terjadi di kaki dan pergelangan kaki
  • Demam ringan
  • Sakit dada
  • Bunyi jantung lemah
  • Pembengkakan hati
  • Ada cairan di daerah perut
  • Vena leher yang menonjol akibat tekanan darah meningkat

Kondisi yang dialami ketika seseorang mengalami perikarditis konstriktif sulit didagnosis, karena cukup mirip jika dibandingkan dengan kondisi jantung lainnya, seperti:

  • Kardiomiopati restriktif yang terjadi ketika bilik jantung tidak dapat terisi dengan darah karena kekakuan pada jantung
  • Tamponade jantung yang terjadi ketika cairan antara otot jantung dan perikardium menekan jantung

Dalam mendiagnosis terjadinya perikarditis konstriktif, maka dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan seperti:

  • MRI, CT Scan, dan X Ray, yang menghasilkan gambar jantung dan perikardium secara lengkap Sementara CT Scan dan MRI dapat mendeteksi adanya penebalan pada pericardium serta pembekuan darah.
  • Katerisasi jantung, dengan memasukkan tabung tipis ke jantung melalui selangkakangan atau lengan, untuk mengumpulkan sampel darah, membuang jaringan untuk biopsi, dan melakukan pengukuran dari dalam jantung.
  • Elektrokardiogram, untuk mengukur impuls listrik jantung.
  • Ekokardiogram, membuat gambar jantung dengan menggunakan gelombang suara untuk mendeteksi cairan atau penebalan pada pericardium.

Pencegahan Perikarditis Konstriktif

Perikarditis konstriktif kronis tidak dapat dicegah, tetapi dengan mendapatkan pengobatan dini serta mengikuti rencana pengobatan yang berkelanjutan dan sesuai saran dokter, dapat mengurangi peluang perikarditis konstriktif menjadi lebih parah.

Pengobatan Perikarditis Konstriktif

Tujuan dari pengobatan perikarditis konstriktif lebih berfokus pada peningkatan fungsi jantung. Hal-hal yang dapat dilakukan pada tahap awal terjadinya perikarditis konstriktif, antara lain:

  • Menghilangkan cairan berlebih dengan pil air/diuretik
  • Meminum obat penghilang rasa sakit (analgesik)
  • Mengurangi kepadatan aktivitas
  • Mengurangi jumlah asupan garam
  • Mengonsumsi obat anti-inflamasi yang dijual bebas seperti ibuprofen
  • Mengonsumsi colchicine dan kortikosteroid

Jika hasil diagnosis terbukti adanya gejala perikarditis konstriktif dan bertambah parah, dokter mungkin akan menyarankan dilakukan perikardiektomi. Dalam operasi ini, bagian dari kantung bekas luka dipotong dari sekitar jantung dan merupakan operasi rumit yang memang memiliki beberapa risiko tetapi seringkali merupakan pilihan terbaik.

Jika perikarditis konstriktif tidak segera diobati, maka dapat mengancam nyawa dan dapat mengarah pada perkembangan gejala gagal jantung. Namun orang dengan perikarditis konstriktif tetap dapat menjalani hidup normal jika mendapatkan perawatan yang tepat.

Baca juga: Perikarditis Bakteri 


6 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Medline Plus, Constrictive Pericarditis (https://medlineplus.gov/ency/article/001103.htm).
Gerhard Whitworth, RN, Constrictive Pericarditis (https://www.healthline.com/health/constrictive-pericarditis), 26 February 2020.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app