Perhatikan Cara Benar dan Salah Membersihkan Vagina

Dipublish tanggal: Jun 12, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 4 menit
Perhatikan Cara Benar dan Salah Membersihkan Vagina

Bagaimanakah cara Anda membersihkan vagina? Ketika akan mandi atau setelah selesai mandi? Dalam membersihkan tubuh, Anda menggunakan tangan atau alat penggosok? 

Mengenai cara membersihkan vagina, apakah cara yang selama ini Anda lakukan sudah benar? Cek sekarang juga berdasarkan penjelasan di bawah ini.

Kesalahan yang kemungkinan sering dilakukan dalam membersihkan Vagina

Kebersihan vagina harus dilakukan untuk menjaga kesehatan organ kewanitaan tersebut. anda harus membersihkan dengan cara yang benar agar tidak menimbulkan risiko. Hindarilah beberapa kesalahan yang justru sering dilakukan. Apa sajakah itu?

Menggosok terlalu Keras

Jika selama ini Anda berpikir bahwa menggosok vagina merupakan suatu keharusan agar vagina bersih dari bakteri dan kuman, tentu saja Anda salah besar. anggapan tersebut tidak benar adanya. 

Menurut dokter spesialis kandungan dan ginekologi di Nortridge Hospital, Los Angeles, Pari Ghodsi, menggosok vagina tidaklah diperlukan.

Perlu diingat, vagina merupakan bagian yang cukup sensitif. Karenanya, Anda harus membersihkannya dengan cara yang benar dan hati-hati. Cukup basuhlah organ kewanitaan tersebut dengan lembut dan tidak mengakibatkan rasa sakit, gatal, dan iritasi.

Melakukan Douching Vagina

Apakah Anda sudah pernah mendengar istilah douching? Pasalnya, istilah ini kurang dipahami oleh sebagian besar orang. Douching merupakan cara membersihkan vagina menggunakan cairan dari campuran berbagai bahan kimia.

Umumnya, cairan douching terdiri dari air, pewangi, baking soda, cuka, dan antiseptik. Cairan tersebut dikemas dalam douche, yaitu kantong dilengkapi selang atau semprotan untuk menyemprotkan cairan ke area kewanitaan.

Sebenarnya, tidak perlu Anda melakukan cara tersebut untuk membersihkan vagina. Terdapat cara lain yang seharusnya dilakukan untuk menangkal bakteri, dibandingkan harus menerapkan cara douching tersebut.

Menurut seorang professor di Yale University School of Medicine bagian Department of Obstetrics Gynecology and Reproductive Sciences, Mary Jane Minkin, M.D., douching vagina justru mengakibatkan kerusakan keseimbangan pH vagina. 

Akibatnya, terdapat peningkatan risiko vagina untuk mengalami infeksi. Tentu saja cara douching ini harus dihindari.

Membersihkan Area dalam Vagina

Banyak wanita berusaha membersihkan area luar sekaligus bagian dalam vagina. Padahal sebenarnya, bagian dalam vagina tidak perlu dibersihkan. Bagian dalam organ kewanitaan tersebut sudah ada mekanisme alami yang bisa membersihkannya.

Mekanisme pembersihan alami tersebut terjadi karena peran bakteri baik yang disebut Lactobacillus. Bakteri baik ini berkembang biak di dalam organ intim wanita serta berfungsi menjaga kebersihan area dalam vagina.

Dengan peran bakteri tersebut, Anda tidak perlu lagi membersihkan bagian dalam vagina. Anda cukup membersihkan bagian luarnya saja. Basuhlah dengan air bersih dan tak perlu menggosok dengan kuat.

Membersihkan Terlalu Sering dan Terlalu Lama

Kesalahan lainnya yang sering dilakukan dalam membersihkan vagina adalah membersihkan dalam waktu yang lama dan terlampau sering. Pasti tujuannya adalah agar membuat vagina lebih bersih. Akan tetapi, sebaiknya Anda tidak perlu membersihkan vagina lebih lama dari 1 menit. Jika melebihi waktu tersebut, maka vagina justru mengalami iritasi serta kehilangan kelembaban.

Lalu, Bagaimana Cara Membersihkan Vagina dengan benar?

Kebersihan vagina yang harus selalu terjaga demi kesehatan juga harus dipantau. Anda harus rajin memperhatikan kebersihan organ kewanitaan ini dengan cara yang baik dan benar. Penasaran bagaimana caranya? Simak penjelasannya berikut ini.

Hanya membersihkan bagian Vulva

Vulva adalah bagian dari vagina yang perlu dibersihkan, termasuk bagian labira mayora dan minora. Bagian dalam vagina tidak perlu dibersihkan karena sudah ada mekanisme pembersihannya sendiri yang alami.

Menurut ahli kebidanan dan kandungan di University of Illinois, Jessica Shepherd, MD., Anda tidak perlu membersihkan bagian dalam supaya tidak merusak flora vagina. Jangan sampai hal tersebut justru merusak fungsi vagina.

Memilih pembersih Wanita yang mengandung Povidine Iodine

Organ kewanitaan juga harus dijaga pH atau derajat keasamannya, yaitu di antara 3,5-4,5. Menurut Shepherd, pH dari vagina harus dijaga agar flora tetap hidup dengan baik dan jamur atau bakteri tidak akan menyerang.

Jangan membersihkan vagina menggunakan pembersih tubuh yang mengandung parfum karena pH-nya sangat basa dan bisa merusak vagina. Hal tersebut sangat fatal karena mengakibatkan gatal-gatal, bau tak sedap, dan iritasi.

Pembersih tanpa pewangi adalah yang seharusnya dipilih karena tanpa zat penyebab iritasi. Anda juga disarankan memilih pembersih organ kewanitaan yang mengandung povidine iodine. 

Menurut sebuah penelitian, kandungan tersebut mampu mengembalikan kadar flora yang normal dari vagina agar kadar pH vagina tetap normal.

Memperhatikan frekuensi

Frekuensi Anda dalam membersihkan vagina juga harus diperhatikan. Jika frekuensinya kurang, maka masih tersisa keringat juga sekresi. Akan tetapi, jika dibersihkan secara berlebihan, maka Anda dapat mengganggu keseimbangan pH vagina.

Faktanya, membersihkan vagina dengan tangan lebih baik jika dibandingkan dengan alat penggosok tubuh (loofah). Tekstur loofah berpotensi menimbulkan luka. 

Jika pasangan Anda punya risiko penyakit menular seksual, maka penyakit tersebut mudah ditularkan lewat luka tersebut. Karenanya, cukup bersihkan vagina sebanyak satu atau dua kali sehari.

Mengeringkan dengan handuk lembut

Mengeringkan vagina yang basah setelah mandi atau buang air menggunakan handuk lembut adalah pilihan tepat. Vagina bisa kering dan tidak terlampau lembab yang bisa menimbulkan infeksi akibat jamur atau bakteri.

Berbagai penjelasan mengenai cara membersihkan vagina yang benar tersebut perlu diperhatikan. Cara yang benar beserta tips bahan pembersih vagina tersebut sangat membantu menjaga kebersihan organ intim kewanitaan Anda.


12 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Vulvovaginal health. (2015).   (https://www.acog.org/Patients/FAQs/Vulvovaginal-Health)
Vandenburg T, et al. (2016). ‘Basically, it’s sorcery for your vagina’: unpacking Western representations of vaginal steaming. DOI: (https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/13691058.2016.1237674)
Thorp J, et al. (2008). Alteration in vaginal microflora, douching prior to pregnancy, and preterm birth. DOI: (https://dx.doi.org/10.1111%2Fj.1365-3016.2008.00970.x)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app