6 Hal Yang Sering Menyebabkan Sesak Napas Saat Hamil

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 3 menit
6 Hal Yang Sering Menyebabkan Sesak Napas Saat Hamil
Keluhan sesak napas yang dialami saat hamil umumnya merupakan hal normal sama seperti timbulnya gejala mengidam, mual atau morning sickness. Biasanya kondisi ini ditenggarai oleh karena meningkatnya volume darah, lonjakan hormon progesteron atau kondisi rahim yang semakin membesar. Namun demikian, dalam beberapa kasus penyebab sesak napas saat hamil dapat pula mengindikasikan hal yang serius.

Untuk lebih memahami, simak berbagai penyebab sesak napas saat hamil berikut ini.

1. Meningkatnya Volume Darah

Selama kehamilan, secara fisiologis akan terjadi peningkatan volume darah sebesar 30-50% yang dimulai sejak trimester pertama hingga mencapai puncaknya pada usia kehamilan 32-34 minggu. Peningkatan volume darah ini berfungsi sebagai media transportasi gizi dan oksigen untuk janin. Namun disisi lainnya, kondisi ini dapat mengakibatkan peningkatan cardiac ouput yang berimbas pada beban kerja jantung yang semakin besar sehingga dapat menimbulkan keluhan sesak napas pada sebagian ibu hamil.

2. Kurang Asupan Zat Besi

Seperti yang diketahui sebelumnya, pada masa kehamilan terjadi peningkatan volume darah yang cukup signifikan. Bila hal ini tak diimbangi dengan asupan zat besi yang cukup, maka akan memicu terjadinya anemia. Lantas akan timbul sejumlah gejala seperti mudah lelah dan lemah, kulit tampak pucat, denyut jantung tidak teratur, pusing atau sakit kepala serta sesak napas. Guna menghindarinya, penuhilah kebutuhan zat besi setiap harinya dengan mengonsumsi beberapa jenis makanan seperti daging tanpa lemak, sayuran berwarna hijau gelap, kacang-kacangan dan biji-bijian, telur juga tahu. Sebagai tambahan, dapat pula mengonsumsi suplemen. Selain itu, perbanyak juga konsumsi makanan tinggi vitamin C yang berguna untuk mengoptimalkan penyerapan zat besi di dalam tubuh.

3. Lonjakan Hormon Progesteron

Penyebab sesak napas saat hamil kerap ditenggarai pula oleh adanya lonjakan hormon progesteron. Kehadiran hormon progesteron sendiri selama kehamilan memegang peranan penting dalam menyokong dan mempertahankan kehamilan. Utamanya dalam mempromosikan relaksasi dan mempertahankan ketenangan uterus. Lonjakan hormon progesteron selama kehamilan juga akan secara langsung memengaruhi dan menstimulasi pusat pernapasan di otak. Meski jumlah napas yang diambil per menit tidak banyak mengalami perubahan, namun jumlah oksigen yang dihirup dan karbon dioksida yang dihembuskan dalam setiap napas akan meningkat secara signifikan.

4. Retensi Air

Retensi air merupakan masalah umum yang kerap dialami oleh ibu hamil. Selain dapat menyebabkan pembengkakan pada kaki dan bagian tubuh lainnya, retensi air selama kehamilan juga dapat memicu timbulnya gejala jantung berdebar dan kesulitan bernapas bila telah memengaruhi paru-paru dan rongga hidung. Sebagai langkah pencegahan atau penanganan, batasi konsumsi garam dan kafein selama kehamilan. Kemudian terapkan gaya hidup aktif dengan rutin berolahraga, misal dengan berenang, berjalan santai atau bersepeda statis. Selengkapnya baca: 6 Jenis Olahraga untuk Ibu Hamil yang Sangat Dianjurkan

5. Rahim yang Semakin Membesar

Rahim yang semakin membesar seiring bertambahnya usia kehamilan dapat menyebabkan tekanan pada diafragma, yakni otot utama yang digunakan dalam proses menarik dan menghembuskan napas. Sebagai akibatnya, ibu hamil pun akan mengalami kesulitan bernapas. Namun biasanya kondisi ini akan mulai membaik beberapa minggu menjelang persalinan di saat bayi yang dikandung sudah mulai turun ke panggul.

6. Riwayat Asma

Gejala sesak napas yang dialami saat hamil bisa juga di picu oleh riwayat penyakit asma yang telah diderita sebelumnya. Bila tidak di kontrol dengan baik, serangan asma pada masa kehamilan ini dapat berdampak buruk pada ibu maupun janin yang dikandungnya. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan beberapa tindakan pencegahan. Misalnya dengan rutin memeriksakan kesehatan paru-paru setiap bulan, menghindari zat iritan atau alergen serta melindungi diri dari serangan flu. Untuk obat asma yang aman digunakan selama kehamilan dapat langsung dikonsultasikan pada dokter ahli. Dalam beberapa kasus, penyebab sesak napas saat hamil  bisa jadi merupakan pertanda dari kondisi medis serius, seperti kardiomiopati peripartum, emboli paru atau emboli cairan amnion. Periksakan diri ke dokter secepatnya bila keluhan sesak napas yang dialami terasa begitu parah atau disertai dengan sejumlah gejala yang meresahkan. Diantaranya yakni, nyeri saat bernapas, denyut nadi cepat dan jantung berdebar-debar, sekitar bibir juga jari-jemari tampak biru, wajah pucat, batuk terus-menerus, kedinginan hingga pingsan.
10 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Why do some pregnant women have trouble breathing? (2016). (http://kidshealth.org/en/parents/breathing.html)
Mayo Clinic Staff. (2017). Third trimester pregnancy: What to expect. (https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/pregnancy-week-by-week/in-depth/pregnancy/art-20046767)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app