HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. SCIENTIA INUKIRANA
Ditinjau oleh
DR. SCIENTIA INUKIRANA

Asma

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 15, 2019 Waktu baca: 8 menit

Asma adalah penyakit paru kronis (jangka panjang) di mana terjadi penyempitan dan pembengkakan saluran pernafasan serta dapat disertai produksi lendir/dahak berlebih. Penyakit ini menyebabkan penderitanya kesulitan bernafas dan memicu batuk, mengi dan sesak napas. Batuk sering terjadi pada malam hari atau dini hari.

Penyakit ini tidak bisa disembuhkan, namun gejalanya bisa dikontrol. Namun, seiring dengan kemajuan teknologi pengobatan, kebanyakan orang yang menderita asma mampu mengatasi penyakit ini. Mereka bisa hidup normal, hidup aktif dan tidur sepanjang malam tanpa gangguan.

Penyebab Asma

Apa penyebab pasti penyakit ini tidak diketahui, tapi para peneliti menduga penyakit ini disebabkan oleh kombinasi faktor  genetik (keturunan). Faktor-faktor ini meliputi :

  • Memiliki kecenderungan (karena faktor keturunan) mengalami alergi tertentu, disebut atopi
  • Memiliki orang tua yang menderita asma

Pemicu

Paparan berbagai iritasi dan zat yang memicu alergi (alergen) bisa memicu tanda dan gejala asma. Pemicu penyakit pernafasan ini berbeda pada tiap penderita. Beberapa pemicu di antaranya :

  • Zat-zat kecil di udara, seperti serbuk sari, tungau debu, spora jamur, bulu binatang (misalnya bulu kucing)
  • Infeksi pernafasan, seperti flu biasa
  • Aktivitas fisik berlebihan
  • Udara dingin
  • Polutan udara dan iritasi, seperti asap
  • Obat-obatan tertentu, termasuk beta blocker, aspirin, ibuprofen dan naproxen
  • Stres
  • Sulfit dan pengawet di beberapa jenis makanan dan minuman, termasuk udang, buah kering, kentang olahan, bir dan anggur.
  • Gastroesophageal reflux disease (GERD), suatu kondisi di mana asam lambung kembali masuk ke tenggorokan Anda. (Baca Juga Naiknya Asam lambung Bisa Memicu Penyakit Serius).

Faktor risiko

Asma menyerang orang dari segala umur, tapi paling sering terjadi pada anak-anak. Di antara anak-anak, penderita lebih banyak anak laki-laki daripada anak perempuan. Tapi di kalangan orang dewasa, lebih banyak wanita memiliki penyakit ini dibanding pria. jenis kelamin dan hormon seksual bisa memicu penyakit ini.

Faktor risiko meliputi interaksi antara genetic dan faktor lingkungan yang memicu. Beberapa faktor tersebut diperkirakan dapat meningkatkan risiko seseorang menderita asma, diantaranya :

  • Memiliki kerabat sedarah (seperti orang tua atau saudara kandung) yang menderita asma
  • Menderita alergi tertentu, misalnya atopic dermatitis atau rhinitis alergi (hay fever)
  • Kelebihan berat badan
  • Perokok aktif
  • Perokok pasif
  • Paparan asap knalpot atau jenis polusi udara lainnya
  • Paparan pemicu lain, seperti bahan kimia yang digunakan dalam pertanian, tata rambut dan lain-lain

Gejala Asma

Di bawah ini adalah tanda dan gejala yang umum terjadi :

  • Batuk : Batuk sering memburuk pada malam hari atau dini hari, sehingga sulit untuk tidur.
  • Mengi (suara seperti bersiul atau berderit yang terjadi saat bernafas).
  • Dada sesak seperti ada sesuatu yang menekan dada dengan keras.
  • Sesak napas.
  • Bersifat kambuhan atau episodik, sering kali sembuh sendiri dengan atau tanpa pengobatan
  • Gejala memberat dengan faktor pemicu setiap orang
  • Merespon terhadap obat pembuka bronkus atau bronkodilator

Tidak semua penderita memiliki gejala tersebut. Demikian juga, memiliki gejala tadi tidak selalu berarti Anda menderita asma. Cara terbaik untuk mendiagnosis secara pasti adalah dengan menggunakan tes fungsi paru-paru, riwayat medis (termasuk jenis dan frekuensi gejala), dan pemeriksaan fisik.

Gejala parah bisa berakibat fatal. Penting untuk mengobati gejala saat pertama kali muncul sehingga tidak menjadi semakin parah. Dengan perawatan yang tepat, kebanyakan penderita dapat mengontrol gejala tidak menjadi lebih buruk.

Berdasarkan Klasifikasi GINA Asma berdasarkan keparahan gejalanya, penyakit ini dikelompokkan menjadi empat kategori umum :

  • Mild intermittent : gejala muncul tidak lebih dari satu hari dalam seminggu dan dua kali dalam sebulan
  • Mild persistent : gejala muncul lebih dari satu kali seminggu, tapi tidak lebih dari sekali dalam satu hari
  • Moderate persistent : gejala setiap hari dan gejala malam lebih dari satu malam dalam seminggu
  • Severe persistent : gejala yang parah setiap hari dan sering di malam hari

Pengobatan Asma

Asma adalah penyakit jangka panjang yang tidak bisa disembuhkan tetapi hanya dikontrol gejalanya. Tujuan perawatan adalah mengendalikan penyakit, seperti:

  • Mencegah gejala kronis, seperti batuk dan sesak napas
  • Mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan obat-obatan
  • Membantu menjaga fungsi paru-paru
  • Mencegah serangan asma yang bisa berakibat fatal

Untuk mengendalikan penyakit ini, kerja sama antara dokter dan pasien sangat penting. Seorang penderita/orang tua penderita harus berperan aktif dalam penanganan penyakit ini. Obat yang tepat tergantung pada sejumlah hal, yaitu usia, gejala, pemicu dan obat mana yang memberikan hasil terbaik untuk mengendalikan penyakit ini.

Pengobatan akan berjalan fleksibel dan berdasarkan perubahan gejala yang timbul. Misalnya, jika asma terkontrol dengan baik, dokter mungkin meresepkan sedikit obat. Jika tidak terkontrol dengan baik atau semakin parah, dokter mungkin akan meningkatkan pengobatan.

Berikut adalah jenis-jenis obat asma :

A. Obat pengontrol asma jangka panjang

Umumnya dikonsumsi setiap hari, jenis obat ini merupakan landasan pengobatan asma. Obat-obatan ini menjaga asma tetap terkendali setiap hari dan mengurangi risiko terjadinya serangan asma.

Jenis pengobatan kontrol jangka panjang meliputi :

Kortikosteroid inhalasi

Obat antiinflamasi ini meliputi fluticasone, budesonide, flunisolide, ciclesonide, beclomethasone, mometasone, dan fluticasone furoate.

Diperlukan waktu selama beberapa hari sampai seminggu untuk obat ini memberikan manfaat maksimalnya. Tidak seperti kortikosteroid oral, obat kortikosteroid inhalasi memiliki risiko efek samping yang relatif rendah dan umumnya aman untuk penggunaan jangka panjang.

Pengubah Leukotrien

Yang termasuk jenis ini adalah montelukast, zafirlukast dan zileuton. Obat-obat ini diberikan secara oral untuk membantu meringankan gejala asma hingga 24 jam.

Dalam kasus yang jarang terjadi, obat-obatan ini telah dikaitkan dengan reaksi psikologis, seperti agitasi, agresi, halusinasi, depresi dan percobaan bunuh diri. Segera hubungi dokter jika efek samping muncul.

Long-acting beta agonists

Obat-obat ini meliputi salmeterol dan formoterol. Obat-obat jenis ini digunakan secara inhalasi untuk membuka saluran udara.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa obat-obat jenis ini dapat meningkatkan risiko serangan asma yang parah, sehingga hanya digunakan dalam kombinasi dengan kortikosteroid inhalasi. Dan karena obat ini bisa menutupi kerusakan akibat asma, jangan menggunakannya untuk mengobati serangan asma akut.

Inhaler kombinasi

Contohnya, kombinasi Long-acting beta agonists dengan kortikosteroid seperti fluticasone-salmeterol, budesonide-formoterol dan formoterol-mometasone.

Karena inhaler kombinasi ini mengandung Long-acting beta agonists, obat-obat ini dapat meningkatkan risiko serangan asma yang parah.

Theophylline

Theophylline membantu menjaga saluran pernafasan tetap terbuka (bronkodilator) dengan merelaksasi otot-otot di sekitar saluran pernafasan. Obat ini tidak lagi banyak digunakan seperti tahun-tahun sebelumnya.

B. Obat aksi cepat (penyelamatan)

Obat-obat ini digunakan sesuai kebutuhan untuk pemulihan gejala jangka pendek yang cepat selama serangan asma - atau sebelum berolahraga jika dokter merekomendasikannya.

Obat aksi cepat bisa mengurangi gejala dengan segera. Tetapi jika obat kontrol jangka panjang bekerja dengan benar, pasien seharusnya tidak perlu menggunakan inhaler aksi cepat ini dengan sangat sering.

Jenis obat aksi cepat di antaranya :

Short-acting beta agonists

Obat ini digunakan secara inhalasi. Bertindak sebagai bronkodilator aksi cepat yang bekerja dalam beberapa menit untuk segera mengurangi gejala selama serangan asma. beberapa diantaranya seperti, albuterol dan levalbuterol.

Short-acting beta agonists digunakan dengan menggunakan inhaler genggam atau nebulizer portabel - mesin yang mengubah obat asma menjadi kabut halus - sehingga bisa dihirup melalui masker wajah atau corong.

Metilsantin

Antikolinergik

Termasuk dalam bronkodilator walau efek bronkodilatasinya lebih lemah dibandingkan agonis beta-2 kerja singkat. Aminofillin kerja singkat dapat dipertimbangkan untuk mengatasi gejala walau disadari onsetnya lebih lama daripada agonis beta-2 kerja singkat

Seperti bronkodilator lainnya, ipratropium bekerja cepat merelaksasi saluran pernafasan, sehingga lebih mudah bernafas. ipratropium bromide mempunyai efek meningkatkan bronkodilatasi agonis beta-2 kerja singkat pada serangan asma, memperbaiki faal paru dan menurunkan risiko perawatan rumah sakit secara bermakna

Kortikosteroid oral dan intravena

Adrenalin

Obat-obat jenis ini misalnya, prednison dan methylprednisolone digunakan untuk meredakan peradangan saluran pernafasan yang disebabkan oleh asma berat. Obat-obat ini dapat menyebabkan efek samping yang serius bila digunakan dalam jangka panjang, jadi obat ini hanya digunakan secara jangka pendek untuk mengobati gejala yang parah.

Dapat sebagai pilihan pada asma eksaserbasi sedang sampai berat, bila tidak tersedia agonis beta-2, atau tidak respons dengan agonis beta-2 kerja singkat. Pemberian secara subkutan harus dilakukan hati-hati pada penderita usia lanjut atau dengan gangguan kardiovaskular.

C. Obat alergi

Obat alergi dapat membantu jika asma dipicu atau diperparah oleh alergi. beberapa jenis obat alergi yang bisa digunakan misalnya :

Imunoterapi

Seiring waktu, obat ini secara bertahap mengurangi reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap alergen tertentu. Biasanya pasien diberikan sekali seminggu selama beberapa bulan, lalu sebulan sekali untuk jangka waktu tiga sampai lima tahun.

Omalizumab

Obat ini, diberikan sebagai suntikan setiap dua sampai empat minggu, khusus untuk orang yang memiliki alergi dan asma berat. Obat ini bertindak dengan mengubah sistem kekebalan tubuh.

D. Bronchial thermoplasty

metode pengobatan ini belum banyak digunakan dan tidak selalu cocok untuk semua orang. Ini hanya digunakan untuk asma berat yang tidak membaik dengan kortikosteroid inhalasi atau obat asma jangka panjang lainnya.

Metode ini dengan cara memanaskan bagian dalam saluran udara di paru-paru dengan elektroda, mengurangi otot polos di dalam saluran udara. Hal ini akan membatasi kemampuan saluran udara untuk mengencang, membuat pernapasan lebih mudah dan mungkin mengurangi serangan asma.

Pencegahan dan pengobatan di rumah

Kebanyakan penderita mengandalkan obat untuk mencegah dan meredakan gejala, namun sebenarnya ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi kemungkinan serangan asma. Mengindari pemicu adalah salah satu hal penting yang mendorong kontrol penyakit ini bisa berhasil dengan baik. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan :

  • Penggunaan AC mengurangi jumlah serbuk sari di udara yang berasal dari pohon, rumput dan gulma yang sering masuk ke dalam rumah. AC juga menurunkan kelembaban dalam ruangan dan dapat mengurangi paparan tungau debu. Jika Anda tidak memiliki AC, tutup jendela selama musim serbuk sari.
  • Selalu bersihkan perlengkapan kamar seperti tutup bantal, kasur, karpet, atau tirai dari debu.
  • Bersihkan daerah lembab di bak mandi, dapur dan di sekitar rumah agar spora jamur tidak berkembang.
  • Jika Anda alergi terhadap bulu binatang semacam kucing atau anjing, hindari memelihara mereka atau selalu bersihkan mereka secara rutin.
  • Bersihkan rumah setidaknya seminggu sekali. Kenakan masker saat bersih-bersih.
  • Tutupi hidung dan mulut jika dingin. Jika asma memburuk saat udara dingin atau kering, kenakan masker wajah.

Perawatan asma adalah sebuah proses jangka panjang. Karena penyakit ini tidak bisa disembuhkan, tujuan pengobatan adalah untuk mengontrol gejala supaya tidak bertambah parah. untuk mencapai tujuan ini, mengharuskan pasien berperan aktif dalam perawatan dan mengikuti rencana tindakan yang telah ditetapkan oleh dokter.


7 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Asthma. Natural Medicines Comprehensive Database. http://www.naturaldatabase.com.
Ferri FF. Asthma. In: Ferri's Clinical Advisor 2015: 5 Books in 1. Philadelphia, Pa.: Mosby Elsevier; 2015. https://www.clinicalkey.com.
Expert panel report 3 (EPR-3): Guidelines for the diagnosis and management of asthma. Bethesda, Md.: National Heart, Lung, and Blood Institute. http://www.nhlbi.nih.gov/guidelines/asthma/.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app