Penanganan yang Tepat untuk Ketoasidosis Diabetik

Dipublish tanggal: Mar 14, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Apr 9, 2019 Waktu baca: 3 menit
Penanganan yang Tepat untuk Ketoasidosis Diabetik

Ketoasidosis Diabetik mungkin jarang kita dengar, namun bagi beberapa orang  penderita diabetes, istilah ini mungkin sudah tidak asing di telinga. 

Diabetik adalah kondisi tingginya kadar glukosa atau gula dalam darah sedangkan ketoasidosis diabetik adalah komplikasi mematikan yang disebabkan oleh penumbukan keton (zat sisa pembakaran lemak) dalam darah. 

Keton terbentuk dari pembakaran lemak untuk digunakan sebagai energi. Pada penderita diabetes, insulin tidak dapat diproduksi dengan norma sehingga glukosa tidak mencapai ke sel untuk menghasilkan energi, sehingga tubuh mencari cadangan energi alternatif untuk menghasilkan energi dari keton. 

Lemak seperti yang kita tahu selain berfungsi untuk melindungi tubuh dari cuaca dingin juga dapat digunakan sebagai cadangan energi. Keton akan menumpuk dan dibuang oleh ginjal melalui urin.

Proses pemecahan lemak menjadi energi menghasilkan zat sisa berupa keton, penimbunan keton yang berlebihan dalam darah karena ketidakmampuan rusaknya pankreas akibat tinggi gula ini disebut ketoasidosis diabetik.

Selain karena komplikasi diabetes, penimbunan keton juga dapat terjadi pada peminum alkohol jumlah banyak, yang dikenal dengan sebutan ketoasidosis alkoholik.

Komplikasi ketoasidosis diabetik ini dapat berakhir dengan kematian jika tidak ditangani dengan benar dan tepat. 

Gejala Ketoasidosis Diabetik

Seseorang dapat terduga mengalami ketoasidosis diabetik apabila mengalami beberapa gejala  berikut:

  • Haus yang tidak normal
  • Sering buang air kecil
  • Sesak
  • Mudah lelah dan mengantuk
  • Sulit konsentrasi, bingung dan linglung
  • Nyeri pada bagian perut
  • Napas berbau khas (seperti alkohol atau buah-buahan)

Apabila seseorang mengalami gejala tersebut, pemeriksaan lanjutan dapat dilakukan. Tes yang mungkin dilakukan adalah:

  • Tes pemeriksaan kondisi fisik
  • Tes darah, untuk mengetahui kadar gula dan keton dalam Darah
  • Tes urine, untuk mengetahui kadara keton dan gula dalam urine

Pencegahan Ketoasidosis Diabetik

Walaupun komplikasi ini sangat mungkin muncul pada penderita diabetes, Namun pencegahan yang tepat dapat mengurangi resiko:

  • Menjaga kadar gula Anda dengan konsumsi makanan rendah gula, tinggi serat dan mencukupi aktifitas fisik harian.
  • Cukup konsumsi air minum sehingga tubuh tidak mengalami dehidrasi
  • Tepat waktu saat mengkonsumsi obat-obatan diabetes
  • Selalu memonitor gula darah dan kadar keton dalam Darah Anda
  • Waspada terhadap infeksi, cedera dan radang yang mungkin terjadi pada bagian kulit Anda

Terapi Ketoasidosis Diabetik

Pertama, ketahui bahwa patogenesis utama ketoasidosis diabetik adalah dehidrasi, sehingga yang harus dilakukan adalah rehidrasi. Tahap awal dengan memberikan 500 mL NaCl 0,9% bolus selama 1 jam bila tekanan darah sistol pasien > 90 mmHg.

Namun bila tekan darah sistol < 90 mmHg Anda dapat memberikan 1000 mL NaCl 0,9% dalam durasi 1 jam. Pantau terus tekanan darah, jika tekanan darah sistolik masih < 90 mmHg Anda dapa mengulangi dosis sebelumnya.

Kedua, pasien Diabetes ketoasidosis ini membutuhkan insulin untuk menurunkan hiperglikemia. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan bolus insulin 0,1 unit/kgBB kemudian dilanjutkan dengan dosis yang dipertahankan infus insulin intravena dosis tetap 0,1 unit/kgBB/jam, yang dibuat dengan mencampur 50 unit insulin dengan 50 mL NaCl 0,9%.

Ketiga, lakukan koreksi kalium. Bila hasil tes menunjukkan kalium< 5,5 mEq/L, maka berikan 20-30 mEq/L kalium pada tiap liter kantong infus. Target kalium normal berada di rentang 4-5 mEq/L. Bila kondisi pasien cukup stabil, maka lanjutkan langkah-langkah ini.

Lakukan pemeriksaan kesadaran dengan skor yaitu penilaiam AlertVerbal Pain Unresponsiveness atau Glasglow Coma Scale. Periksa apakah kondisi pupil \dan memberikan respons terhadap penyinaran.

Pemeriksaan jantung dengan rekam jantung atau  EKG disini sangat diperlukan sebagai penunjang pemeriksaan. Karena pada pasien ketoasidosis, dapat terjadi kelainan kadar serum kalium  yang tinggi yang berakibat pada aritmia dan henti jantung. Bila pasien mengalami hal ini maka kemungkinan selamat tidak lebih dari 10%. 

Itulah mengapa memasang EKG dan menginterpretasi hasil EKG dengan baik adalah salah satu syarat penting penatalaksanaan pasien ketoasidosis. EKG juga cukup sensitif memberikan peringatan awal pasien mengalami hiperkalemia maupun hipokalemia. 

Itulah tatalaksana penanganan ketoasidosis diabetik yang tepat, namun penting bagi Anda untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan. Penanganan penyakit yang tidak dilakukan dengan benar, justru dapat membahayakan jiwa.

 


16 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Hirsch IB, et al. Diabetic ketoacidosis and hyperosmolar hyperglycemic state in adults: Treatment. https://www.uptodate.com/contents/search.
Jeffries CA, et al. Preventing diabetic ketoacidosis. Pediatric Clinics of North America. 2015;62:857.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app