Pemeriksaan TORCH pada Ibu Hamil

Dipublish tanggal: Jul 26, 2019 Update terakhir: Jan 4, 2022 Tinjau pada Jul 24, 2019 Waktu baca: 3 menit
Pemeriksaan TORCH pada Ibu Hamil

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Pemeriksaan TORCH dilakukan untuk mendeteksi infeksi Toksoplasma, Others atau infeksi lainnya, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes;
  • Tes TORCH bertujuan untuk mencegah cacat lahir pada bayi ketika lahir yang menyebabkan terjadinya katarak, tuli, kejang, masalah jantung, penyakit kuning, hingga kadar trombosit rendah;
  • Pemeriksaan TORCH terdiri dari dua tahap, yaitu pengambilan sampel darah dan tes deteksi antibodi yang fokus pada IgG dan IgM;
  • Jika hasil pemeriksaan TORCH negatif, berarti kondisi janin dalam keadaan baik dan tidak memiliki risiko infeksi apapun;
  • Jika hasilnya diduga positif, maka untuk memastikannya diperlukan pemeriksaan lanjutan;
  • Dapatkan paket pemeriksaan TORCH dengan promo menarik dan dokter berpengalaman melalui HDmall;
  • Gunakan fitur chat untuk berbicara dengan apoteker kami secara gratis seputar obat dan pemeriksaan kesehatan yang kamu butuhkan.

Pada masa kehamilan, ibu hamil harus rutin memeriksakan diri ke dokter dan mewaspadai risiko penyakit TORCH karena dapat membahayakan kondisi bayi. Penyakit TORCH dapat dideteksi melalui pemeriksaan tes darah dan deteksi antibodi. Virus TORCH sendiri terdiri dari 5 jenis penyakit infeksi yang dapat menyebabkan gangguan serius pada masa kehamilan, yaitu:

  • Toksoplasma
  • Other agents (virus lain): HIV, sifilis, varicella zoster (VZV), dan fifth disease
  • Rubella
  • Cytomegalovirus (CMV)
  • Herpes Simplex Virus (HSV)

5 jenis penyakit infeksi TORCH dapat menyerang ibu hamil apabila terkena kontak dengan virus penyebab penyakit TORCH, lalu virus TORCH menular ke bayi melalui aliran darah dan plasenta. Jika tidak mendapatkan pengobatan yang tepat, virus TORCH dapat membahayakan kondisi ibu hamil dan bayi sehingga menyebabkan bayi lahir prematur, bayi lahir cacat, ataupun bayi mengalami masalah perkembangan otak. Baca juga: Virus TORCH Saat Kehamilan, Apa Bahayanya Bagi Ibu Hamil dan Bayi?

Pemeriksaan TORCH pada ibu hamil

Pada pemeriksaan awal kandungan, ibu hamil biasanya diminta untuk melakukan pemeriksaan beberapa komponen TORCH. Pemeriksaan ini akan semakin kompleks dan mendalam jika ditemukan gejala penyakit tertentu selama kehamilan. Hal ini bertujuan untuk mencegah cacat lahir pada bayi ketika lahir yang menyebabkan terjadinya katarak, tuli, kejang, masalah jantung, penyakit kuning, hingga kadar trombosit rendah.

Pemeriksaan TORCH terdiri dari dua tahap, yaitu pengambilan sampel darah dan tes deteksi antibodi. Sebelum melakukan pemeriksaan TORCH, Anda harus memberitahu dokter mengenai seluruh obat atau perawatan yang sedang Anda jalani sehingga dokter dapat memberikan imbauan sebelum tes pemeriksaan TORCH dilakukan.

Pengambilan sampel darah mungkin dapat menimbulkan risiko seperti kemerahan pada lokasi pengambilan darah, timbulnya rasa nyeri, infeksi, ataupun lebam. Tetapi umumnya, pemeriksaan TORCH tidak memiliki risiko apapun terhadap bayi.

Prosedur pemeriksaan TORCH pada ibu hamil

Pengambilan sampel darah

Sebelum darah diambil melalui pembuluh vena pada lengan, kulit di bagian lengan akan dibersihkan terlebih dahulu agar steril. Lengan atas kemudian diikat menggunakan alat khusus agar vena di lengan menggembung dan terlihat dengan jelas. Lalu jarum akan dimasukkan ke dalam vena dan dipasang tabung steril untuk mengumpulkan sampel darah. Ikatan pada lengan kemudian dilepaskan dan darah akan mengalir dengan sendirinya ke dalam tabung sampel. 

Jika sudah cukup, jarum akan dicabut dan Anda akan diberikan perban kecil pada titik tusukan agar tidak mengalami perdarahan berlebihan. Sampel darah akan diamati di laboratorium untuk dicek antibodi yang spesifik terhadap penyebab penyakit TORCH. 

Tes deteksi antibodi

Sementara itu, tes deteksi antibodi digunakan untuk mencari tahu apakah ada penyakit menular yang dimiliki. Antibodi adalah protein yang dapat mengenali dan menghancurkan zat berbahaya seperti virus atau bakteri dalam tubuh. Secara khusus, pemeriksaan deteksi antibodi akan berfokus pada dua hal, imunoglobulin G (IgG) dan imunoglobulin M (IgM).

Antibodi IgG digunakan untuk mengetahui adanya infeksi yang pernah terjadi di masa lalu dan sudah tidak dirasakan lagi saat ini, sementara antibodi IgM digunakan untuk mencari tahu ketika seseorang sedang mengalami infeksi akut. Pemeriksaan antibodi ini akan dilakukan bersamaan dengan riwayat gejala yang dimiliki untuk menilai apakah janin telah terkena infeksi atau tidak.

Cara mengetahui hasil pemeriksaan TORCH

Jika hasil pemeriksaan TORCH negatif berarti kondisi janin dalam keadaan baik dan tidak memiliki risiko infeksi apapun. Tetapi jika hasilnya diduga positif, maka untuk memastikannya diperlukan pemeriksaan lanjutan. Berikut ini metode diagnosis lanjutan yang diperlukan paska pemeriksaan TORCH:

  • Untuk mendeteksi adanya infeksi toksoplasma, rubella dan herpes simplex, diperlukan tes pungsi lumbal
  • Untuk mencari tahu penyebaran virus herpes simplex, dilakukan tes kultur lesi kulit
  • Untuk mendeteksi cytomegalovirus, diperlukan tes kultur urin

Ibu hamil yang mengalami TORCH, harus melakukan pemeriksaan kandungan secara rutin dan berkonsultasi dengan dokter agar segera menemukan pengobatan yang tepat. Selain itu, menjaga kebersihan diri dan lingkungan juga sangat penting agar mencegah dan terhindar dari virus TORCH.


13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app