ADELIA MARISTA SAFITRI, S.K.M
Ditulis oleh
ADELIA MARISTA SAFITRI, S.K.M
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Pankreatin: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Jan 8, 2021 Update terakhir: Jan 8, 2021 Waktu baca: 3 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Pankreatin adalah obat yang mengandung kombinasi tiga enzim pencernaan, yaitu amilase, protease, dan lipase;
  • Manfaat pankreatin dapat membantu memberikan enzim yang cukup untuk penderita cystic fibrosis, pankreatitis, hingga kanker pankreas;
  • Dosis pankreatin yang umum adalah 8.000-24.000 USP unit lipase, dikonsumsi sebelum atau bersamaan dengan makanan;
  • Efek samping pankreatin adalah diare, nyeri atau kram perut, mual, muntah, ruam kulit, hingga iritasi kulit dan mulut;
  • Konsultasikan dulu dengan dokter sebelum menggunakan pankreatin saat hamil atau merencanakan kehamilan, maupun sedang menyusui;
  • Klik untuk mendapatkan pankreatin berupa Librozym atau obat lambung dan saluran pencernaan lainnya ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia dan bisa COD.

Pankreatin adalah obat yang mengandung enzim pencernaan, yakni zat alami yang dibutuhkan untuk memecah dan mengolah makanan. Suplemen ini mengandung kombinasi amilase (untuk mencerna pati), protease (untuk mencerna protein), dan lipase (untuk mencerna lemak). 

Obat ini digunakan ketika pankreas tidak dapat membuat atau mengeluarkan enzim pencernaan yang cukup ke usus, sehingga proses pencernaan jadi kurang maksimal. Tergantung dari jumlah enzim di dalam masing-masing produk obat, pankreatin dapat digunakan untuk mengatasi gangguan pencernaan, sebagai suplemen, atau pengganti terapi. Misalnya pada penyakit pankreatitis kronis, cystic fibrosis, kanker pankreas, hingga perawatan pasca operasi pankreas atau usus.

Mengenai Pankreatin

Golongan

Suplemen

Kemasan

  • Tablet
  • Kapsul
  • Serbuk

Kandungan

Pankreatin

Manfaat Pankreatin

Pankratin digunakan untuk menggantikan enzim pencernaan ketika tubuh tidak mampu menghasilkan enzim yang cukup untuk mencerna makanan. Beberapa kondisi medis yang menyebabkan terganggunya produksi enzim pencernaan antara lain:

  • Cystic fibrosis;
  • Pankreatisis;
  • Kanker pankreas;
  • Operasi pankreas.

Manfaat pankreatin juga diketahui dapat membantu mengobati steatorrhea, yaitu kondisi ketika feses menjadi encer dan berlemak.

Efek samping Pankreatin

Sama seperti obat pada umumnya, penggunaan pankreatin dapat menimbulkan efek samping. Akan tetapi, reaksinya bisa jadi berbeda-beda, tergantung dari dosis obat, usia, dan daya tahan tubuh masing-masing orang.

Sejumlah efek samping pankreatin yang dapat terjadi antara lain:

  • Diare;
  • Nyeri atau kram perut;
  • Mual;
  • Muntah;
  • Iritasi kulit dan mulut;
  • Ruam kulit;
  • Nyeri sendi;
  • Nyeri saat buang air kecil.

Reaksi alergi yang serius cukup jarang terjadi. Namun, waspadai jika muncul gejala alergi parah (anafilaktik) seperti:

  • Ruam;
  • Gatal atau bengkak (terutama di wajah, lidah, atau tenggorokan);
  • Pusing parah;
  • Kesulitan bernapas.

Bila itu terjadi, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Dosis Pankreatin

Dosis pankreatin bisa jadi berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini tergantung dari usia, jenis kelamin, tingkat keparahan penyakit, dan kebutuhan masing-masing orang.

Dosis pankreatin yang umum diresepkan adalah 8.000-24.000 USP unit lipase, dikonsumsi sebelum atau bersamaan dengan makanan maupun camilan (termasuk susu formula atau ASI untuk anak). Lipase adalah salah satu zat kimia yang terkandung dalam pankreatin, berfungsi untuk membantu mengoptimalkan gerak pencernaan.

Jika Anda menggunakan sediaan tablet, pastikan untuk segera menelan obat tersebut dengan air putih. Hindari mengemut obat terlalu lama di dalam mulut karena hal ini bisa memicu iritasi gusi dan pipi bagian dalam.

Pankreatin juga tersedia dalam bentuk kapsul yang dikonsumsi dengan cara ditelan langsung. Namun, bila Anda mengalami kesulitan menelan, Anda boleh membuka kapsul dan menuangkan bubuknya pada makanan atau cairan. Hati-hati, jangan sampai serbuknya terhirup karena dapat mengiritasi bagian dalam hidung atau memicu serangan asma.

Interaksi Pankreatin

Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh. 

Pankreatin dapat berinteraksi dengan acarbose dan miglitol. Hindari konsumsi keduanya karena dapat meningkatkan risiko efek samping obat. Jika Anda sedang mengonsumsi antasida, sebaiknya berikan jeda satu jam sebelum mengonsumsi pankreatin.

Kemungkinan ada obat-obatan lain yang juga dapat berinteraksi dengan pankreatin. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter.

Perhatian

Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan pankreatin adalah sebagai berikut:

  • Beri tahukan dokter jika Anda memiliki riwayat alergi obat maupun penyakit tertentu, terutama asma, asam urat, alergi, laktosa intoleran, pankreatitis akut, atau penyakit pankreas lainnya yang sudah parah;
  • Sampaikan pada dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, maupun herbal apa pun;
  • Konsultasikan dulu dengan dokter sebelum menggunakan pankreatin saat hamil atau merencanakan kehamilan, maupun sedang menyusui;
  • Obat ini mengandung bahan tidak aktif yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang. Tanyakan lebih lanjut dengan dokter atau apoteker mengenai kandungan obat secara lengkap.

Artikel terkait:


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Drugs.com. Pancreatin. (https://www.drugs.com/mtm/pancreatin.html). 4 Mei 2020.
RxList. Pancreatin. (https://www.rxlist.com/pancreatin/supplements.htm). 17 September 2019.

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app