Pentingnya Oximeter bagi Pasien COVID-19

Dipublish tanggal: Jul 12, 2021 Update terakhir: Jul 12, 2021 Waktu baca: 2 menit
Pentingnya Oximeter bagi Pasien COVID-19

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Oximeter atau pulse oximeter merupakan alat pengukur kadar oksigen (saturasi oksigen) terutama bagi pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah;
  • Fungsi oximeter digunakan untuk mengetahui tercukupi atau tidaknya kadar oksigen dalam tubuh pasien Covid-19 mencegah terjadinya hipoksemia dan hipoksia;
  • Hasil oximeter yang normal adalah kadar oksigen normal oximeter (SpO2) berada di angka 95 persen atau lebih dan tingkat PRbpm per menit normal adalah 60-100 bpm;
  • Cara menggunakan oximeter yang benar adalah dengan memasukkan salah satu jari tangan ke tengah alat oximeter dan diamkan hingga keluar hasil pengukuran;
  • Jika saturasi oksigen menunjukkan angka di bawah 90 persen dan terdapat gejala sesak napas, segera periksakan diri ke dokter atau cari bantuan oksigen tambahan;
  • Klik untuk membeli masker atau perlengkapan new normal secara online lewat HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD;
  • Booking paket test COVID-19 berupa swab PCR atau swab antigen dengan harga bersahabat dan tim medis berpengalaman di HDmall.

Oxymeter atau pulse oximeter adalah alat pengukur kadar oksigen dalam darah atau disebut juga saturasi oksigen. Dalam kondisi pandemi COVID-19, pengecekan kadar oksigen dalam darah sangat penting terutama bagi pasien yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah.

Fungsi oximeter untuk apa? Mengapa penting digunakan pada pasien COVID-19?

Oximeter digunakan untuk memantau dan memastikan bahwa kadar oksigen dalam tubuh pasien COVID-19 tercukupi dengan baik. Pasalnya, orang yang terpapar virus corona cenderung mengalami gangguan pernapasan dan rentan akan risiko penurunan saturasi oksigen dalam darah tanpa gejala apa pun. Kondisi ini bisa saja memicu hipoksemia dan berujung pada hipoksia (silent hypoxia).

Iklan dari HonestDocs
Paket Vaksin Hepatitis B Di NK Health Klinik

Cegah Penyakit Hepatitis B dengan Vaksin. Paket ini termasuk 3x suntik vaksin Hepatitis B, biaya registrasi, konsultasi dengan dokter, dan pemeriksaan tanda-tanda vital.

Hipoksemia ditandai dengan rendahnya kadar oksigen dalam darah. Kondisi ini menandakan adanya gangguan pada sistem pernapasan yang bisa menyebabkan sesak napas. Sementara, hipoksia adalah efek lanjutan yang terjadi pada jaringan tubuh akibat rendahnya kadar oksigen tersebut.

Baca juga: Memahami Happy Hypoxia, Gejala Tersembunyi COVID-19 yang Perlu Diwaspadai

Tanda-tanda seseorang mengalami penurunan kadar oksigen dalam tubuh di antaranya adalah lemas, kulit pucat, berkeringat, perubahan denyut jantung, tampak kebiruan pada bibir maupun kuku, nyeri dada, dan hilang kesadaran (pingsan). 

Jika kondisi-kondisi itu terjadi, pasien COVID-19 perlu mendapatkan pemeriksaan dan perawatan mendalam dari dokter sesegera mungkin atau bahkan bantuan oksigen tambahan jika mulai sulit bernapas.

Dengan melakukan pemeriksaan saturasi oksigen dengan oximeter dan mengetahui apakah tubuh mendapat pasokan oksigen yang cukup atau tidak, risiko gagal napas dan kematian mendadak pada penderita Covid-19 bisa diminimalkan.

Baca juga: Lawan COVID-19, Ini Tips Isolasi Mandiri yang Aman buat Kamu

Iklan dari HonestDocs
Paket Vaksin Hepatitis B Di NK Health Klinik

Cegah Penyakit Hepatitis B dengan Vaksin. Paket ini termasuk 3x suntik vaksin Hepatitis B, biaya registrasi, konsultasi dengan dokter, dan pemeriksaan tanda-tanda vital.

Bagaimana cara menggunakan oximeter yang benar? Berapa hasil oximeter yang normal?

Oximeter memiliki ukuran yang tidak terlalu besar dan dilengkapi dengan layar monitor kecil untuk menampilkan hasil pengukuran. Pada umumnya, oximeter memiliki 2 hasil pengukuran penting, yaitu:

  • Tingkat saturasi oksigen (SpO2) untuk mengetahui kadar oksigen pada tubuh. Kadar oksigen normal oximeter: 95-100 persen
  • PRbpm (Pulse Rate beats per minute) untuk mengetahui jumlah detak jantung per menit. Jumlah denyut nadi normal: 60-100 bpm

Cara menggunakan oximeter yang benar adalah dengan memasukkan salah satu jari tangan di antara bagian atas dan bawah oximeter, lalu diamkan selama beberapa detik. Setelah terdeteksi, hasil saturasi oksigen dan PRbpm (HR/heart rate) akan muncul di layar.

Untuk hasil oximeter yang normal, kadar saturasi oksigen (%SpO2) seharusnya berada di angka 95 persen atau lebih. Jika saturasi oksigen menunjukkan angka kurang dari 92 persen dalam 3 pemeriksaan berturut-turut, ada kemungkinan orang tersebut mengalami kekurangan oksigen atau hipoksemia.

Penggunaan oximeter bisa dilakukan secara berkala dan perlu diketahui bahwa tingkat akurasinya mungkin memiliki selisih sekitar 1-2 persen dari hasil sebenarnya.

Selain penting digunakan pada pasien COVID-19, oximeter bisa membantu mengetahui kadar oksigen dalam darah terutama pada pasien dengan gejala gangguan pernapasan, seperti asma, pneumonia, gagal napas, hingga Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) yang berisiko mengalami sesak napas serta mengalami penyakit jantung.

Baca juga: 3 Risiko Komplikasi Virus Corona (Covid-19) pada Paru Paru

5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app