Obat Batuk yang Aman Untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Dipublish tanggal: Mar 19, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Tinjau pada Jul 7, 2019 Waktu baca: 4 menit
Obat Batuk yang Aman Untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Ibu hamil tidak boleh sembarangan minum obat! Pasti anda sering mendengar kalimat tersebut, Banyak sekali pantangan yang tidak boleh dilakukan oleh ibu Hamil, walaupun beberapa diantaranya hanya nasehat dari orang tua zaman dahulu, tapi beberapa hal di antaranya, memang memiliki dasar ilmiah yang jelas. 

Pemilihan obat adalah salah satunya, tentu saja ibu hamil tidak bisa mengkonsumsi sembarangan obat tanpa melihat petunjuk pemakaian atau tanpa petunjuk langsung dari dokter.

Untuk penyakit-penyakit berat, tentu saja mudah bagi sang calon ibu untuk memilih obat mana yang aman untuk dikonsumsi, dan obat mana yang berbahaya bagi calon janin, karena untuk mendapatkan pengobatan pasti mereka akan pergi ke dokter. 

Tapi, bagaimana dengan penyakit ringan seperti batuk pilek? Apakah ibu hamil tetap harus ke dokter untuk memilih obat batuk mana yang aman untuk kesehatan bayi dan kehamilan? Untuk lebih jelasnya, berikut akan dibahas mengenai sedikit informasi mengenai pemilihan obat batuk untuk ibu hamil.

Penggolongan Pemberian Obat untuk Ibu Hamil

Sebelum berbicara tentang memilih obat batuk, untuk menentukan keamanan suatu obat pada ibu hamil umumnya kita menggunakan standar yang telah ditetapkan yaitu FDA Pregnancy Categories. Secara umum ada 5 kategori yaitu:

  • Kategori A Penelitan pada manusia menyatakan tidak ada bahaya pada ibu dan janin.
  • Kategori B Penelitian pada binatang tidak menunjukkan risiko pada janin tapi pada manusia belum ada penelitian yang dilakukan ATAU pada binatang ditemukan risiko pada janin tapi penelitian pada manusia tidak ditemukan risiko.
  • Kategori C Penelitian pada hewan menunjukan risiko pada janin tapi penelitian pada manusia belum dilakukan, manfaat potensial mungkin lebih besar dari pada risiko. 
  • Kategori D Penelitian pada manusia menunjukkan risiko, tapi manfaat potensial memungkinkan penggunaan pada ibu hamil apabila obat yang digunakan mampu menyelamatkan ibu hamil dari ancaman kematian. 
  • Kategori X Penelitian pada manusia dan hewan menunjukkan risiko pada janin, risiko lebih besar daripada manfaat. Contoh obat batuk yang bisa diberikan untuk ibu hamil

Tidak ada obat yang aman dan bebas efek samping hingga 100%. Bahkan obat yang aman dikonsumsi oleh orang lain selama kehamilan mungkin tidak aman untuk Anda. sebaiknya Anda menghindari konsumsi obat apapun dalam 12 minggu pertama kehamilan atau trimester pertama. 

Obat yang aman untuk ibu hamil yaitu kategori A dan B . Obat kategori C dan D diberikan bila dalam beberapa kondisi tertentu seperti kondisi resistensi (kekebalan) atau kondisi mengancam jiwa.

Sebab, saat itu merupakan saat yang penting untuk perkembangan organ bayi Anda hingga jadi masa paling rentan bayi terhadap efek samping obat.

Tapi dibawah kondisi tertentu, mungkin Anda benar-benar harus menggunakan obat batuk untuk menyembuhkan batuk yang membandel, oleh karena itu, obat-obatan yang boleh diambil ketika batuk saat hamil adalah:

  • Obat batuk golongan ekspektoran atau yang mengandung guaifenesin, biasa digunakan untuk mengobati batuk berdahak. (kategori C)
  • Obat batuk golongan supresan atau yang mengandung dextromethorphan, biasa digunakan untuk mengobati batuk kering.  (kategori C)
  • Salep atau balsam yang dapat dioleskan pada leher untuk melegakan tenggorokan sehingga meringankan batuk dan merelaksasikan otot. Contoh obat yang sama sekali tidak boleh diberikan pada ibu hamil

Selain obat-obatan yang boleh digunakan untuk ibu hamil di atas, ada juga obat-obatan yang harus dihindari selama kehamilan. Yaitu:

  • Codeine, merupakan obat golongan opioid yang dapat diberikan pada batuk kering yang membandel. Obat ini dapat mengakibatkan ketergantungan pada bayi yang masih dalam kandungan sehingga pemberiannya dihindari untuk ibu hamil. (kategori C)
  • Decongestant pseudoephedrine dan phenylephrine, biasanya terdapat dalam kombinasi obat batuk dan flu. Hal ini karena kandungan obat tersebut dapat menghambat aliran darah ke plasenta, bahkan ada yang melaporkan obat ini berhubungan dengan cacat lahir. Hindari obat ini terutama di usia kehamilan trimester pertama. Pseudoefedrine belum secara formal diijinkan keamanannya oleh FDA. Phenylephine dalam kategori C.

Bagaimana Pemberian Obat Batuk pada Ibu Menyusui?

Efektif dan aman, itulah dua prinsip yang harus selalu ada pada obat batuk ibu menyusui. Kita memang berusaha meredakan batuk secepat mungkin, tapi usaha tersebut jangan sampai membahayakan buah hati yang masih dalam masa menyusui. Oleh karena itu, obat-obatan yang dapat dipilih untuk ibu menyusui meliputi:

  • Obat batuk berdahak untuk ibu menyusui
  • Obat batuk berdahak yang aman untuk ibu menyusui adalah obat yang mengandung Guafenesin dan Bromhexine.
  • Obat batuk kering untuk ibu menyusui 
  • Jenis obat batuk kering yang aman untuk ibu menyusui adalah Dekstrometorfan.
  • Obat Gatal Tenggorokan

Disamping obat yang bekerja langsung pada batuk di atas, ada obat lain dari golongan antihistamin yang tujuannya untuk meredakan gatal di tenggorokan. Khususnya pada batuk-batuk yang disebabkan oleh alergi. 

Jadi obat ini dapat dikombinasikan dengan obat batuk kering atau obat batuk berdahak seperti di atas. Obat golongan antihistamin umumnya aman untuk ibu menyusui, obat yang dapat dipilih antara lain : desloratadine, loratadine dan fexofenadine. diphenhydramine (Benadryl), chlorpheniramine, (CTM) belum diijinkan oleh FDA karena dalam jumlah besar disekresikan ke ASI.

Umumnya pengobatan batuk pada ibu hamil dan menyusui dapat dilakukan menggunakan cara-cara alami seperti banyak minum air, beristirahat, minum jeruk nipis dengan madu dan hal-hal tradisional lainnya yang tidak terlalu memiliki efek samping. 

Tapi jika manfaat pengobatan lebih besar dibandingkan dengan efek samping pengobatan maka pengobatan dengan menggunakan obat-obatan dapat digunakan.

 


11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Rennard, B. O., Ertl, R. F., Gossman, G. L., Robbins, R. A., Rennard, S. I. (2000, October). Chicken soup inhibits neutrophil chemotaxis in vitro [Abstract]. Chest, 118(4), 1150-1157 (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11035691)
Pregnant women and influenza (flu). (2017, February 2) (https://www.cdc.gov/flu/protect/vaccine/pregnant.htm)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app