Mengenal Beberapa Jenis Pemeriksaan Untuk Mendiagnosa Buta Warna

Secara garis besar, ada dua jenis pemeriksaan buta warna, yaitu :
Dipublish tanggal: Agu 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mar 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Mengenal Beberapa Jenis Pemeriksaan Untuk Mendiagnosa Buta Warna

Apakah Anda punya firasat bahwa Anda tidak dapat melihat warna seperti yang seharusnya? Apakah Anda pernah diberi tahu bahwa ada sesuatu yang memiliki nuansa berbeda, tetapi semuanya terlihat sama untuk Anda? Jika demikian, Anda mungkin mengalami buta warna.

Beberapa orang mungkin mengalami kondisi buta warna dan tidak mengetahuinya. Misalnya, mereka tahu daun pohon berwarna hijau, jadi mereka pikir warna yang mereka lihat adalah "hijau."

Masalah penglihatan ini biasanya tidak membuat Anda melihat sesuatu dalam nuansa abu-abu. Karena buta warna monokromasi yang melihat segala sesuatunya menjadi hitam putih adalah kondisi yang sangat jarang terjadi. 

Kebanyakan orang yang buta warna mengalami kesulitan membedakan beberapa warna. Mereka mungkin tidak dapat membedakan antara merah dan hijau atau biru dan kuning.

Untuk menentukan kondisi apa yang Anda alami, dokter ahli mata memiliki lebih banyak cara untuk memeriksa kondisi Anda secara spesifik. Pemeriksaan yang paling umum menggunakan tablet atau diagram berwarna.

Ada berapa jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengetahui kebutaan warna?

Secara garis besar, ada dua jenis pemeriksaan buta warna, yaitu :

1. Tes skrining yang dapat mendeteksi ada atau tidaknya masalah penglihatan warna

Tes skrining yang paling banyak digunakan untuk kebutaan warna adalah Ishihara Color Vision Test. 

Selain itu, beberapa jenis tes skrining yang mungkin dilakukan meliputi :

  • Tes warna Ishihara. Tes ini dinamai sesuai dengan dokter mata Jepang Shinobu Ishihara (1879-1963), yang merancang prosedur dan pertama kali menerbitkan deskripsi pada tahun 1917. Pemeriksaan ini dapat dilakukan untuk mendeteksi kebutaan warna merah-hijau. Pemeriksaan ini dilakukan dengan melihat serangkaian lingkaran (juga disebut plate) dengan titik-titik warna dan ukuran yang berbeda. Beberapa titik membentuk bentuk atau angka satu atau dua digit. Jika Anda kesulitan melihat merah dan hijau, bentuk-bentuk itu akan sulit dilihat, atau Anda mungkin tidak melihatnya sama sekali.
  • Tes warna Cambridge. Pemeriksaan ini sangat mirip dengan tes Ishihara, kecuali Anda melihat layar komputer. Anda akan mencoba menemukan bentuk "C" yang warnanya berbeda dari latar belakang. Muncul secara acak. Ketika Anda melihatnya, Anda menekan salah satu dari empat tombol.
  • Anomaloskop. Pemeriksaan ini dilakukan dengan melihat melalui lensa mata dan melihat lingkaran. Setengah bagian atas lingkaran adalah lampu kuning. Setengah bagian bawah terdiri dari lampu merah dan hijau. Anda memutar knop sampai kedua bagian memiliki warna dan kecerahan yang sama. Dokter menggunakan tes ini untuk memeriksa masalah saat melihat warna merah dan hijau.

2. Tes kuantitatif yang dapat mendeteksi gangguan penglihatan warna dan menentukan jenis dan tingkat keparahan buta warna.

Pemeriksaan buta warna kuantitatif diperlukan untuk analisis buta warna yang lebih terperinci dan / atau kemampuan seseorang untuk secara akurat memahami warna. Pemeriksaan buta warna kuantitatif meliputi

  • Tes rona Farnsworth-Munsell 100. Pemeriksaan ini menggunakan blok atau pasak yang memiliki nuansa berbeda dengan warna yang sama. Tugas Anda adalah menyusun pasak-pasak dengan cara tertentu. Pemeriksaan ini memeriksa untuk melihat apakah Anda dapat membedakan warna-warna yang mirip. Perusahaan yang membutuhkan pekerja untuk melihat warna dengan benar terkadang menggunakannya.
  • Tes lentera Farnsworth. Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat apakah seseorang memiliki kondisi buta warna yang ringan atau parah. 

Siapa saja yang perlu menjalani pemeriksaan buta warna?

Pemeriksaan buta warna harus dilakukan kepada siapa pun yang mempertimbangkan profesi di mana persepsi warna yang akurat sangat penting. Contohnya termasuk tukang listrik, seniman, perancang, teknisi, dan personil manufaktur dan pemasaran tertentu.

Efek kebutaan warna terhadap kinerja pekerjaan seseorang sebagian besar tergantung pada persyaratan warna terkait posisi dan tingkat keparahan kekurangan penglihatan warna seseorang.

Dalam kebanyakan kasus, karena kondisi ini hadir saat lahir, kebanyakan orang yang mengalami buta warna tidak menyadari kekurangan penglihatan warna mereka dan tidak menemukan bahwa hal tersebut mengganggu kehidupan sehari-hari mereka secara signifikan.

Meskipun tidak ada pengobatan untuk menyembuhkan buta warna, dalam beberapa kasus lensa kontak berwarna khusus dapat meningkatkan kemampuan seseorang yang mengalami buta warna untuk dapat melihat perbedaan antara warna tertentu.


19 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Colour vision deficiency (colour blindness). National Health Service. https://www.nhs.uk/conditions/colour-vision-deficiency/.
Hassall MM, et al. Gene therapy for color blindness. Yale Journal of Biology and Medicine. 2017;90:543.
Yanoff M, et al., eds. Molecular genetics of selected ocular disorders. In: Ophthalmology. 5th ed. Elsevier; 2019. https://www.clinicalkey.com.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app