Ketika orang dewasa terkadang merasa kesulitan dalam mengidentifikasi masalah kulit yang dialami, begitu pula pada bayi. Karena pada dasarnya kulit setiap orang berbeda dan jenis gangguan kulit pun beragam, termasuk munculnya ruam serta jerawat. Oleh karena itu, sebagai orang tua perlu mengetahui berbagai jenis dan cara perawatan ruam ataupun jerawat yang terjadi pada bayi.
5 Jenis dan Cara Merawat Jerawat atau Ruam pada Bayi
1. Jerawat bayi
Jerawat bayi biasanya berkembang sekitar 2-4 minggu setelah kelahiran. Benjolan kecil berwarna merah atau putih ini biasanya muncul di pipi, hidung, dan dahi bayi. Penyebabnya tidak diketahui dan biasanya dapat menghilang sendiri dalam waktu sekitar 3-4 bulan tanpa meninggalkan bekas.
Mikrodermabrasi Facial 1 Kali Di Aveia Clinic
Facial berfungsi untuk mengangkat komedo, mencerahkan, mengangkat sel kulit mati, merangsang pembentukan kulit baru tanpa rasa sakit, mendinginkan, dan melembabkan kulit juga. Paket ini termasuk facial treatment dan masker, tetapi belum termasuk biaya konsultasi dokter dan obat.
Untuk mengobati jerawat bayi, jangan gunakan salah satu produk jerawat bebas yang biasa digunakan oleh orang dewasa karena produk jerawat tersebut justru dapat merusak kulit halus bayi. Perawatan rumah berikut ini dapat membantu mengobati jerawat bayi bila digunakan secara teratur, yaitu dengan:
- Mencuci wajah bayi setiap hari dengan sabun lembut
- Jangan menggosok keras atau mencubit daerah yang teriritasi
- Hindari penggunaan lotion atau produk wajah berminyak
Jika perawatan sederhana di atas belum mampu mengatasi jerawat pada bayi dan menimbulkan kekhawatiran akan kondisi kulit bayi, maka konsultasikan pada dokter agar mendapat rekomendasi atau resep perawatan kulit yang aman.
2. Eksim
Eksim adalah kondisi kulit yang menyebabkan timbulnya ruam kering, merah, gatal, dan kadang terasa menyakitkan. Jenis kondisi ini lebih sering terjadi pada anak-anak dan cukup sering berkembang dalam 6 bulan pertama kehidupan bahkan dapat berlanjut ketika anak bertambah besar. Pada usia bayi hingga usia 6 bulan, eksim sering muncul di pipi atau dahi dan saat bayi bertambah besar, ruam mungkin bergerak ke siku, lutut, dan lipatan kulit.
Eksim dapat terjadi ketika kulit kering atau ketika kulit bersentuhan dengan alergen atau iritasi, seperti:
- Bulu hewan peliharaan
- Tungau debu
- Deterjen
- Pembersih rumah tangga
Kebiasaan keluarnya iler oleh bayi juga bisa menimbulkan iritasi eksim di sekitar dagu atau mulut. Belum ada obat untuk eksim tetapi ada cara untuk mengelola gejala bayi, yaitu:
- Mandi air hangat yang singkat sekitar 5-10 menit dan gunakan sabun lembut
- Gunakan krim kental atau salep sebagai pelembab dua kali sehari
- Gunakan deterjen bebas pewangi yang dirancang untuk kulit sensitif
Dokter anak juga mungkin akan meresepkan salep steroid untuk membantu mengurangi peradangan. Gunakan obat steroid ini hanya sesuai dengan dosis dan anjuran dari dokter.
Mikrodermabrasi Facial 1 Kali Di Aveia Clinic
Facial berfungsi untuk mengangkat komedo, mencerahkan, mengangkat sel kulit mati, merangsang pembentukan kulit baru tanpa rasa sakit, mendinginkan, dan melembabkan kulit juga. Paket ini termasuk facial treatment dan masker, tetapi belum termasuk biaya konsultasi dokter dan obat.
Baca juga: 7 Jenis Eksim atau Dermatitis pada Kulit
3. Milia
Milia adalah benjolan putih kecil di hidung, dagu, atau pipi bayi yang baru lahir yang terlihat mirip dengan jerawat. Kondisi ini juga dapat muncul di lengan dan kaki bayi. Benjolan tersebut disebabkan oleh serpihan kulit mati yang terperangkap di dekat permukaan kulit. Seperti halnya jerawat pada bayi, milia dapat hilang tanpa perawatan khusus.
Untuk mengatasi milia, Anda dapat memberikan perawatan yang sama dalam mengatasi jerawat bayi, yaitu dengan:
- Mencuci wajah bayi setiap hari dengan sabun lembut
- Jangan menggosok keras atau mencubit daerah yang teriritasi
- Hindari penggunaan lotion atau produk wajah berminyak
4. Cradle cap
Kondisi ini terlihat seperti bercak bersisik, kekuningan, dan berkerak di kepala bayi. Gejala ini biasanya berkembang ketika bayi berusia 2 atau 3 bulan. Cradle cap juga memungkinkan timbulnya ruam kemerahan yang dapat terjadi pada daerah leher, telinga, atau ketiak bayi. Craddle cap bukan merupakan penyakit berbahaya dan akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu atau beberapa bulan meski tanpa perawatan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan di rumah untuk mengontrol gejala kondisi cradle cap adalah:
- Cuci rambut dan kulit kepala bayi dengan shampoo lembut khusus untuk bayi
- Sisir rambut dengan sikat rambut berbulu halus
- Hindari mencuci rambut terlalu sering karena akan mengeringkan kulit kepala
- Gunakan baby oil pada rambut bayi
5. Ruam panas
Ruam panas atau heat rash disebabkan ketika keringat terjebak di bawah kulit karena pori-pori tersumbat. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh paparan cuaca panas atau lembab. Ketika bayi mengalami ruam panas, mereka akan mengalami beberapa gejala seperti munculnya lepuhan kecil, kemerahan, dan berisi cairan yang muncul pada area leher, bahu, dada, ketiak, lipatan siku, maupun paha bagian dalam.
Standard Facial 1 Kali Di Reface Clinic
Sudah termasuk cuci wajah, peeling, ekstrak komedo, dan masker.
Ruam pada bayi umumnya hilang dalam beberapa hari tanpa pengobatan, namun segera konsultasikan dengan dokter apabila anak mengalami demam atau ruam yang tak kunjung membaik, semakin parah, atau timbulnya infeksi pada kulit.
6. Bintik-bintik mongolia (Mongolian Blue Spot)
Bintik mongolia adalah jenis tanda lahir yang muncul segera setelah bayi lahir. Bintik-bintik itu dapat memiliki ukuran yang bervariasi dan memiliki warna abu-abu kebiruan. Mongolian spot ini dapat ditemukan di bagian mana saja pada tubuh bayi, tetapi biasanya terlihat di bokong, punggung bawah, atau belakang bahu.
Bintik Mongolia paling umum terjadi pada bayi dengan keturunan Afrika, Timur Tengah, Mediterania, atau Asia. Kondisi ini tidak berbahaya dan dapat memudar seiring waktu meski tanpa perawatan.
Baca juga: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Mongolian Blue Spot
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.