HPV Test untuk Deteksi Virus HPV Penyebab Kanker Serviks

Dipublish tanggal: Des 29, 2021 Update terakhir: Jan 5, 2024 Waktu baca: 2 menit
HPV Test untuk Deteksi Virus HPV Penyebab Kanker Serviks

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Tes HPV bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya virus HPV (human papillomavirus) penyebab penyakit kanker serviks;
  • HPV test direkomendasikan bagi wanita berusia 30-65 tahun, terlebih jika hasil tes Pap Smear menunjukkan adanya tanda abnormal pada serviks;
  • HPV test dilakukan dengan memasukkan alat spekulum ke dalam vagina lalu diambil sampel sel dari serviks dan diperiksa lebih lanjut di laboratorium;
  • Tes HPV umumnya berlangsung singkat dan untuk hasil tes HPV biasanya akan keluar sekitar 1-3 minggu setelah selesai pemeriksaan;
  • Klik untuk membeli paket pemeriksaan HPV test atau pemeriksaan STD lainnya secara online melalui HDmall;
  • Cegah kanker serviks dengan membeli paket vaksin HPV secara online dengan harga bersahabat hanya melalui HDmall.

Penyakit kanker serviks merupakan jenis kanker yang terjadi paling banyak kedua di Indonesia. Kondisi itu bisa disebabkan oleh infeksi virus HPV yang ditularkan dari pasangan seksual yang sudah terpapar terlebih dulu. Untuk mendeteksi kanker serviks, skrining pemeriksaan bisa dilakukan melalui pap smear dan tes HPV.

Apa itu HPV test?

Tes HPV bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya virus HPV (human papillomavirus) yang berisiko menyebabkan penyakit menular seksual, seperti kanker serviks maupun kutil kelamin. Bahayanya, banyak orang yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita infeksi HPV karena minimnya gejala. 

Virus HPV sendiri terdiri dari banyak jenis dan beberapa di antaranya tergolong berisiko tinggi (high risk). Bahkan, 2 jenis virus HPV, seperti tipe 16 dan 18, berisiko menyebabkan penyakit kanker serviks. Oleh karena itu, diperlukan HPV test sebagai bentuk pemeriksaan skrining terhadap keberadaan virus HPV penyebab kanker serviks. 

HPV test ini hanya ditujukan bagi wanita saja dan sering dilakukan bersamaan dengan tes Pap Smear setiap 5 tahun sekali. HPV test direkomendasikan bagi wanita berusia 30-65 tahun, terlebih jika hasil tes Pap Smear menunjukkan adanya tanda abnormal pada serviks. 

Begitupun dengan wanita yang memiliki sistem imun lemah dan menderita HIV juga disarankan melakukan HPV test secara berkala. Sedangkan, untuk wanita di bawah usia 30 tahun tidak dianjurkan melakukan tes HPV karena di usia muda jarang terdeteksi adanya risiko kanker serviks dan terkadang infeksi HPV juga bisa hilang akibat kemampuan kerja sistem imun dalam waktu 1-2 tahun.

Baca juga: Penyebab Kanker Serviks pada Wanita

Prosedur HPV test

Persiapan sebelum melakukan HPV test (H-2), antara lain:

  • Hindari melakukan hubungan seksual
  • Hindari douching atau membersihkan vagina dengan produk tertentu
  • Tidak menggunakan obat vagina, seperti krim atau sabun pembersih
  • Tidak sedang dalam masa menstruasi ataupun menggunakan tampon

Tes HPV umumnya berlangsung singkat dan hanya membutuhkan waktu beberapa menit. Caranya dengan berbaring telentang dengan posisi lutut ditekuk, kemudian dokter akan memasukkan alat berupa spekulum ke dalam vagina untuk memeriksa bagian dalam vagina serta leher rahim.

Setelahnya, dokter akan mengambil sampel sel dari serviks atau leher rahim dengan menggunakan alat khusus. Kemudian, sampel akan dimasukkan ke dalam tabung kecil dan diperiksa lebih lanjut di laboratorium. Prosedur pemeriksaan ini bisa dilakukan di klinik kesehatan atau rumah sakit.

Prosedur HPV test merupakan teknik pemeriksaan yang aman dilakukan, tetapi dalam pelaksanaannya, pasien mungkin mengalami rasa tidak nyaman pada perut bagian bawah seperti kram saat menstruasi dan bisa juga mengalami perdarahan ringan selama 1-2 hari setelah pemeriksaan. 

Baca juga: Cegah Kanker Serviks dengan Vaksin HPV

Hasil tes HPV dan pemeriksaan lanjutan

Hasil tes HPV biasanya keluar sekitar 1-3 minggu setelah selesai pemeriksaan. Jika hasil pemeriksaan HPV bersifat negatif, itu menandakan tidak terdapat virus HPV yang berkaitan dengan kanker pada tubuh.

Sedangkan, jika hasil tes HPV menunjukkan hasil positif, berarti ada jenis virus HPV risiko tinggi yang bisa menyebabkan terjadinya perkembangan kanker serviks di kemudian hari. 

Sama seperti tes skrining lain, tes HPV juga berisiko menghasilkan hasil tes positif palsu (false-positive) maupun negatif palsu (false-negative). Oleh karenanya, diperlukan prosedur pemeriksaan lanjutan yang lebih spesifik.

Pemeriksaan HPV lanjutan

Pemeriksaan HPV lain yang direkomendasikan, di antaranya:

Pemantauan biasa

Bagi wanita berusia lebih dari 30 tahun dengan hasil tes HPV negatif dan tes Pap Smear normal, maka bisa melakukan pemeriksaan HPV secara berkala setiap 5 tahun sekali. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melakukan deteksi dini sehingga jika ditemukan sel abnormal bisa segera dilakukan penanganan.

Kolposkopi (Colposcopy)

Tes HPV kolposkopi umumnya dilakukan sebagai pemeriksaan lanjutan jika hasil Pap Smear menunjukkan tanda tidak normal. Dokter akan melakukan pemeriksaan menggunakan lensa pembesar khusus (colposcope) untuk memeriksa kondisi serviks secara lebih mendalam dan mencari adanya tanda kelainan pada sel serviks.

Biopsi

Prosedur biopsi biasanya menjadi langkah pemeriksaan lanjutan yang dilakukan bersamaan dengan kolposkopi. Pemeriksaan HPV dengan biopsi dilakukan dengan mengambil sampel sel serviks untuk diperiksa lebih teliti menggunakan mikroskop.

Pengangkatan sel serviks abnormal

Untuk mencegah sel abnormal pada serviks berkembang menjadi sel kanker dan menyebabkan kanker serviks, maka dokter mungkin akan menyarankan tindakan pengangkatan area jaringan yang mengandung sel abnormal tersebut. 

Konsultasi dengan dokter ahli

Jika hasil tes HPV maupun Pap Smear menunjukkan hasil tidak normal, maka pasien disarankan berkonsultasi lebih mendalam dengan dokter ahli. Untuk melakukan pemeriksaan kolposkopi, pasien akan dirujuk ke dokter kandungan, sedangkan jika hasil tes menunjukkan ada kemungkinan sel kanker, maka pengobatan akan dilakukan oleh dokter spesialis kesehatan wanita (ginekolog).


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Medlineplus. Human Papillomavirus (HPV) Test. (https://medlineplus.gov/lab-tests/human-papillomavirus-hpv-test/)
Healthline. HPV blood test vs. Pap smear: Which is best? (https://www.medicalnewstoday.com/articles/blood-test-instead-of-pap-smear)
Healthline. HPV Test: Everything You Need to Know. (https://www.healthline.com/health/hpv-test)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app