Hemiparesis - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 9, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 4 menit

Apakah Hemiparesis itu?

Hemiparesis adalah istilah medis untuk menggambarkan suatu kondisi adanya kelemahan pada salah satu sisi tubuh atau ketidakmampuan untuk menggerakkan anggota tubuh pada satu sisi. Istilah ini berasal dari kata hemi yang berarti separuh, setengah, atau satu sisi dan paresis yang berarti kelemahan. 

Perlu diingat bahwa hemiparesis berbeda dengan lumpuh, karena ini hanya kelemahan bukan kelumpuhan (plegia). Hemiparesis juga sering disebut hemiparese. 

Anggota tubuh yang terkena dampak biasanya pada otot wajah, otot pernafasan bagian dada, lengan, tangan, ataupun tungkai bawah pada salah satu sisi. Bisa terjadi pada sisi sebelah kanan atau sebelah kiri saja dan apabila terjadi pada kedua sisi maka disebut dengan paresis total atau bilateral.

Pasien Hemiparesis masih mampu menggerakkan sisi tubuh yang terkena dan belum sepenuhnya lumpuh. Hanya saja sisi tubuh yang menglami gangguan tersebut begitu lemah dan tidak bertenaga, gerakan yang timbul juga sangat sedikit.

Apabila pasien sudah tidak dapat menggerakan salah satu sisi anggota tubuhnya sama sekali atau lumpuh total, maka disebut dengan hemiplegia. Kondisi ini dapat diperiksa melalui prosedur pemeriksaan kekuatan otot.

Terapis di rehabilitasi medik sangat berperan penting dalam proses kesembuhan pasien hemiparesis. Terapi yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan gerak (motorik) otot sehingga pasien tetap dapat melakukan aktivitas fisiknya sehari-hari dengan baik.

Mengenai Hemiparesis

Penyebab Hemiparesis

Penyebab utama terjadinya hemiparesis adalah adanya kerusakan otak pada salah satu sisi. Kerusakan otak pada sisi tertentu akan menyebabkan terjadinya kerusakan anggota tubuh pada sisi yang berlawanan.

Kerusakan otak yang paling utama disebabkan oleh stroke. Stroke adalah gangguan peredaran darah di otak, bisa berupa perdarahan atau penyumbatan. Lokasi peredaran darah mana yang terganggu di otak menentukan bagian tubuh yang akan mengalami gangguan. 

Gangguan peredaran darah di otak sebelah kanan akan mengakibatkan gangguan pada tubuh sisi sebelah kiri, sedangkan gangguan peredaran darah di otak sebelah kiri akan mengakibatkan gangguan pada tubuh sisi sebelah kanan.

Selain stroke, terjadinya hemiparesis dapat juga disebabkan oleh:

  • Trauma hebat pada kepala yang menyebabkan kerusakan otak
  • Infeksi pada otak dan juga selaput otak
  • Cacat sejak lahir
  • Cerebral palsy
  • Multiple sclerosis
  • Tumor otak
  • Kerusakan korda spinalis (serabut saraf yang berada di dalam tulang belakang)
  • Berbagai penyakit lain yang dapat berpengaruh pada sistem saraf

Gejala Hemiparesis

Gejala yang paling telihat dari pasien yang mengalami hemiparesis adalah tidak dapat menggerakan otot wajah, otot pernafasan di bagian dada, lengan, tangan, ataupun tungkai bawah pada salah satu sisi tubuh. Pergerakan yang ada sangat kecil dan mungkin tidak terlihat jelas. Derajat kelemahan otot-otot tersebut tergantung dari seberapa parah gangguan yang terjadi di otak ataupun jalur saraf lainnya.

Akibat adanya kelemahan otot-otot pada salah satu sisi tubuh, maka gejala lain dapat menyertai hemiparasis seperti:

  • Hilangnya keseimbangan tubuh
  • Tidak dapat berjalan
  • Sulit untuk memegang sesuatu
  • Koordinasi gerak terganggu
  • Gangguan berbicara
  • Sulit melakukan aktivitas sehari-hari
  • Kelemahan otot

Pengobatan Hemiparesis

Mengatasi masalah hemiparesis harus dilakukan berdasarkan penyebabnya. Setelah penyebab utamanya teratasi baru dapat dilakukan terapi rehabilitasi atau fisioterapi untuk mengembalikan kemampuan gerak otot pasien. Bagian ilmu kedokteran yang berperan dalam hal ini adalah rehabilitasi medik.

Kemampuan gerak otot yang dilatih dalam terapi rehabilitasi meliputi kemampuan motorik kasar dan kemampuan motorik halus. Kemampuan motorik kasar dapat berupa latihan ketahanan, kekuatan dan pergerakan otot secara umum. Sedangkan pada kemampuan motorik halus, pasien dilatih untuk melakukan aktivitas sehari-hari walaupun terbatas, seperti membuka dan memakai baju, menulis, makan, serta memegang benda tertentu.

Terapi yang dapat diberikan dalam metode fisioterapi dapat berupa:

  • Stimulasi elektrik. Memberikan aliran listrik dalam batas wajar langsung pada otot yang mengalami kelemahan untuk merangsang pergerakan otot-otot yang lemah sehingga dapat memperbaiki pergerakan otot
  • Stimulasi kortikal. Memberikan rangsangan listrik ke daerah otak yang mengalami kerusakan. Daerah otak yang diberikan rangsangan listrik ini terdapat pada bagian korteks
  • Suntik botox. Suntik botox dapat membantu merelaksasi otot-otot pasien yang kaku atau mengalami spasme otot. Otot-otot yang kaku tersebut dapat menghambat pasien untuk bergerak

Selain membutuhkan terapi pada fisiknya, pasien yang sudah mengalami hemiparesis juga membutuhkan terapi psikis oleh psikiater agar tetap bersemangat dan tidak putus asa. Pasien yang sudah mengalami hemiparesis cenderung merasa sudah tidak berguna dan tidak mampu melakukan apa-apa lagi. Terapi psikis ini dapat berupa layanan konseling ataupun sharing session.

Untuk memulihkan kondisi pasien hemiparesis tidak hanya melalui terapis dan juga psikiater, melainkan butuh kerjasama dari seluruh anggota keluarga dan lingkungan sehingga dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari di rumah menjadi lebih mudah dan pasien masih tetap dapat melanjutkan terapinya sendiri.

Dengan melakukan terapi dengan baik, maka pasien yang mengalami hemiparesis dapat sembuh dengan baik. Ada yang mengalami perbaikan, ada juga yang sampai benar-benar sembuh total. Hal tersebut tergantung dari derajat keparahan sebelumnya dan intensitas terapi yang dilakukan.

Pasien hemiparesis harus tetap bersemangat dan aktif dalam kehidupan sehari-hari, sehingga proses penyembuhan semakin cepat. Mereka harus lebih berhati-hati dalam melakukan setiap kegiatan agar tidak terjadi kecelakaan. Apabila pasien putus asa dan berhenti bergerak, maka otot yang lemah tersebut dapat memperburuk kondisi dan bahkan benar-benar menjadi lumpuh.


11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Yadav RK, et al. (2016). Efficacy of modified constraint induced movement therapy in the treatment of hemiparetic upper limb in stroke patients: A randomized study. DOI: (https://dx.doi.org/10.7860%2FJCDR%2F2016%2F23468.8899)
Tanovic E. (2009). Effects of functional electrical stimulation in rehabilitation with hemiparesis patients. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19284395)
Springer S, et al. Effects of dual-channel functional electrical stimulation on gait performance in patients with hemiparesis. DOI: (http://dx.doi.org/10.1100/2012/530906)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Dok kalo kedutt itu kenapa ya dok kadang ditangan di kaki diperut gt kenapaa dok
Pertanyaan ini telah dijawab oleh seorang ahli medis
Buka di app