3 Gangguan yang Dapat Menyerang Diafragma

Dipublish tanggal: Okt 28, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Nov 15, 2019 Waktu baca: 3 menit
3 Gangguan yang Dapat Menyerang Diafragma

Organ tubuh yang memiliki fungsi untuk memisahkan rongga perut dan rongga dada disebut dengan diafragma. Tubuh akan menggunakan otot-otot pernafasan dari diafragma untuk mendapatkan jumlah oksigen yang maksimal saat menarik napas.

Diafragma merupakan otot yang memiliki peran penting dalam sistem pernapasan manusia. Sebab otot diafragma digunakan dalam proses menarik dan mengeluarkan napas dari dalam tubuh. Diafragma ini terletak di bawah rongga dada yang memiliki bentuk seperti kubah otot yang memisahkan jantung dan paru-paru dengan organ perut.

Peran diafragma dalam tubuh

Diafragma memiliki peran yang penting saat tubuh menghirup napas. Sebab otot-otot yang berada di rongga dada akan mengembang dan diafragma berkontraksi lebih datar, sehingga oksigen menjadi lebih mudah untuk bergerak masuk ke dalam paru-paru karena tekanan rongga dada turun mendadak. Berbeda jika sedang menghembuskan napas, diafragma menjadi kendur hingga ukuran paru-paru ikut mengecil karena tekanan udara dalam rongga dada meningkat dan udara mengalir keluar.

Selain pernapasan, diafragma memiliki peran lainn di mana diafragma dapat membantu saat muntah, buang air kecil, dan buang air besar dengan meningkatkan tekanan pada rongga perut. Selain itu, diafragma juga mencegah terjadinya kenaikan asam lambung ke kerongkongan dengan menjaga tekanannya.

Penting untuk Anda ketahui bahwa teknik pernapasan yang baik adalah bernapas dengan mengembangkan diafragma bukan bagian dada. Sebab bernapas menggunakan diafragma akan membantu paru-paru berkembang menjadi lebih besar, sehingga udara dapat masuk lebih banyak. Untuk mencobanya, Anda dapat berbaring dengan posisi telentang dan letakkan satu tangan di perut dan tangan lainnya di bagian dada.

Saat Anda menarik napas, doronglah perut hingga atas sehingga tangan di perut dapat bergerak ke atas, bukan tangan di dada. Saat mengeluarkan udara yang tersisa, maka dorong perut ke bawah hingga tangan Anda merasakan bergerak turun di bagian perut.

Baca juga: Penyebab dan Diagnosis Disfungsi Diafragma (Pernapasan Paradoksal)

Apa saja gangguan yang terjadi pada diafragma?

Diafragma dapat mengalami beberapa gangguan seperti yang terjadi pada organ tubuh lainnya, seperti:

Hernia diafragma bawaan

Hernia diafragma bawaan ini terjadi ketika diafragma tidak terbentuk secara sempurna sejak dalam kandungan. Akibatnya, sebagian isi perut menonjol ke arah rongga dada sehingga terdapat salah satu organ yang bergerak ke bagian dada dan menempati tempat yang seharusnya diisi oleh paru-paru.

Jika terjadi hal demikian, maka organ jantung, ginjal, paru-paru, dan sistem pencernaan bayi tidak bisa berkembang dengan baik. Hal ini dapat memungkinkan anak bisa memiliki masalah paru-paru sejak dini.

Hernia hiatus

Hernia hiatus dapat terjadi ketika organ perut telah menembus hingga rongga dada melalui lubang diafragma. Umumnya, penyakit ini sering dialami oleh kaum hawa, orang yang berusia 50 tahun ke atas, dan penderita yang mengalami obesitas.

Hingga saat ini, penyakit hernia hiatus memang belum diketahui penyebabnya, tetapi diduga terjadi karena melemahnya diafragma karena faktor pertambahan usia, masa kehamilan, meningkatnya tekanan perut, sering batuk, mengejan saat buang air besar, dan perkembangan diafragma yang tidak baik akibat bawaan saat di dalam kandungan.

Baca selengkapnya: Penyebab, Gejala, dan Diagnosis Hernia Hiatus

Lumpuh diafragma

Lumpuh diafragma terjadi saat diafragma dan saraf yang mengatur otot-otot pernapasan mengalami kerusakan. Kondisi yang menyebabkan lumpuhnya diafragma ini bisa disebabkan oleh cedera saraf tulang belakang dan sindrom Guillain Barre. Jika gangguan ini terjadi, penderita akan merasakan terganggunya proses pernapasan bahkan yang paling parah kegagalan bernapas. Kondisi ini termasuk dalam kondisi yang memerlukan penanganan secepatnya.

Karena kelainan diafragma yang terdeteksi sejak dini perlu ditangani segera sebelum menimbulkan kondisi kronis dan komplikasi. Biasanya beberapa gejala yang menunjukkan tanda-tanda lumpuh diafragma meliputi sesak napas dan tidak nyaman saat bernapas, merasa mual dan muntah, serta merasa cepat lelah saat beraktivitas. Sebaiknya Anda segera memeriksakan kondisi tersebut ke dokter untuk pencegahan sedini mungkin.


20 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
McCool, F & Tzelepis, George. (2012). Dysfunction of the Diaphragm. The New England journal of medicine. 366. 932-42. 10.1056/NEJMra1007236. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/221684312_Dysfunction_of_the_Diaphragm)
Wolf SG. (1994). Diaphragmatic spasm: A neglected cause of dyspnoea and chest pain [Abstract]. DOI: (https://doi.org/10.1007%2FBF02691282)
Walton D, et al. (2017). Diaphragmatic flutter [Abstract]. DOI: (http://dx.doi.org/10.1136/practneurol-2017-001830)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app