Formaldehyde: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 6, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Mar 29, 2019 Waktu baca: 3 menit

Formaldehyde - Obat yang Dapat Menyembuhkan Kelembapan pada Kaki dan Tangan

Formaldehyde merupakan salah satu obat yang tergolong dalam obat antivirus topikal yang dioles pada kulit. Obat ini paling sering digunakan dalam penanganan kelembapan yang berlebih pada kulit terutama pada kaki dan tangan. Penggunaan obat ini sebaiknya dilakukan sesuai petunjuk obat atau arahan dari dokter, seperti sebelum digunakan sebaiknya kulit dibersihkan dan dikeringkan setelah itu baru dioleskan secara tipis-tipis perhari serta melakukan penggunaan secara rutin dan teratur untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari obat ini. 

Obat ini biasanya dijual dalam bentuk generik dengan nama formaldehyde 10% atau dengan nama merk paten yaitu Formadon atau Lazerformalyde. Untuk lebih banyak mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dari obat ini. Mari simak dengan seksama artikel berikut.

Mengenai Formaldehyde

Golongan:

Obat resep

Kemasan:

Topikal oles

Kandungan:

Antiviral topikal 

Manfaat Formaldehyde

Formaldehyde diindikasikan terutama untuk membatu mengeringkan dan mengeraskan lapisan terluar dari kulit akibat kelembapan yang berlebih pada kaki yang sering berkeringat. 

Selain itu, untuk orang dengan kelainan kulit berupa kutil atau benjolan kecil dengan permukaan kasar pada kulit yang sedang menjalani pengobatan sebaiknya menggunakan obat ini sebagai zat pengering. Obat ini sangat bagus dalam perawatan, kontrol, dan perbaikan beberapa kondisi kelainan kulit lainnya sesuai dengan anjuran dari dokter.

Pada kondisi apa formaldehyde tidak diperbolehkan ?

Ada beberapa kondisi yang tidak memperbolehkan penggunaan formaldehyde yaitu apabila kondisi orang tersebut memiliki respon hipersentivitas yang tinggi terhadap obat ini seperti adanya alergi. Obat ini juga tidak dianjurkan untuk kontak dengan mata atau selaput lender, kondisi kulit dengan luka terbuka, dan penggunaan obat secara berlebihan. Bagi ibu yang hamil atau menyusui tidak dianjurkan sebab dari beberapa studi uji coba dari ahli menunjukkan adanya risiko kecacatan atau kematian pada janin.

Efek samping apa yang ditimbulkan oleh formaldehyde ?

Reaksi setiap orang terhadap sebuah obat berbeda-beda, tidak semua orang mengalami efek samping dari obat ini. Beberapa efek samping formaldehyde yang umumnya terjadi adalah kulit menjadi bengkak dan menebal namun terkadang juga bisa terjadi sebaliknya malah terjadi penipisan kulit.

Selain itu gejala-gejala reaksi kulit yang serius seperti gatal-gatal, kepala pusing, ruam kulit, dan bahkan kesulitan bernapas juga bisa terjadi selama penggunaannya, sehingga dibutuhkan perhatian segera bila terjadi apa-apa. Diantara itu semua efek samping yang paling sering terjadi iyalah iritasi atau kemerahan pada kulit. 

Jika timbul efek-efek tersebut dan tidak membaik malahan semakin memburuh, perlu segera untuk di konsultasikan dengan dokter. Perlu di ingat bahwa setiap resep yang diberikan oleh dokter termasuk formaldehyde, itu dikarenakan dokter telah menilai manfaat obat ini lebih besar daripada risiko efek samping.

Berapa dosis yang dianjurkan pada formaldehyde ?

Untuk dosis formaldehyde sendiri pemberiannya berbeda-beda pada setiap orang. Dosis pemakaian obat ini secara umum adalah di oles pada kulit satu kali setiap hari. 

Secara khusus, dosis formaldehyde bagi orang dewasa adalah larutan 3% v/v atau 0,75% gel larut pada air yang dapat diterapkan ke daerah yang terkena. Sedangkan untuk anak-anak belum ada dosis yang pasti telah ditentukan, sebaiknya dikonsultasi terlebih dahulu. 

Kalau di pasaran dosis formaldehyde yang tersedia adalah dalam bentuk obat salep formaldehyde dengan konsentrasi 10%. Selama penggunaan formaldehyde disarankan untuk tidak menambah atau mengurangi dosis yang tertera atau telah dianjurkan oleh dokter, sebab melakukan penambahan tidak akan mempercepat proses penyembuhan namu hanya akan menambah risiko munculnya efek samping dari obat tersebut.

Apa saja interaksi yang bisa timbul dari penggunaan formaldehyde ?

Dalam menggunakan setiap obat baik oral maupun topikal perlu lebih berhati-hati, karena obat-obatan dapat menimbulkan beberapa interaksi yang berbeda-beda bahkan dampak yang negatif atau kurang baik bagi tubuh. 

Secara khusus, saat menjalani pengobatan dengan formaldehyde diperlukan perhatian yang lebih jika akan menggunakannya bersamaan dengan obat-obatan oles lainnya pada kulit, terutama obat yang berguna sebagai antimikroba pada kulit karena dapat mengurangi keefektifan obat tersebut. Dan interaksi yang buruk juga dapat terjadi pada ibu hamil yang menggunakan formaldehyde, karena obat ini toksik bagi janin ibu hamil. Serta kondisi-kondisi tubuh lainnya seperti alergi terhadap obat dapat menimbulkan risiko buruk.

Perhatian

  • Beritahukan dokter bila Anda sedang menggunakan obat kulit lain untuk menghindari reaksi interaksi antar obat.
  • Beritahukan dokter jika Anda memiliki alergi terhadap satu jenis obat, makanan, atau bahan pengawet tertentu.
  • Jika Anda mengalami reaksi alergi atau overdosis setelah menggunakan formaldehyde, segera temui dokter.
  • Hindari penggunaan formaldehyde pada wanita hamil. Sedangkan untuk wanita yang sedang merencanakan kehamilan atau menyusui, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan obat ini.



11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Zhuan-chang Wu, Xin Wang, Jian-chao Wei, Bei-bei Li, Dong-hua Shao, Yu-ming Li, Ke Liu, Yuan-yuan Shi, Bin Zhou, Ya-feng Qiu, Zhi-yong Ma, Antiviral activity of doxycycline against vesicular stomatitis virus in vitro, FEMS Microbiology Letters, Volume 362, Issue 22, November 2015, fnv195, https://doi.org/10.1093/femsle/fnv195. Oxford Academic. (https://academic.oup.com/femsle/article/362/22/fnv195/1816092)
Liu, G., Lu, Y., Thulasi Raman, S.N. et al. Nuclear-resident RIG-I senses viral replication inducing antiviral immunity. Nat Commun 9, 3199 (2018). https://doi.org/10.1038/s41467-018-05745-w. Nature. (https://www.nature.com/articles/s41467-018-05745-w)
Ang, L.Y.E., Too, H.K.I., Tan, E.L. et al. Antiviral activity of Lactobacillus reuteri Protectis against Coxsackievirus A and Enterovirus 71 infection in human skeletal muscle and colon cell lines. Virol J 13, 111 (2016). https://doi.org/10.1186/s12985-016-0567-6. Virology Journal. (https://virologyj.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12985-016-0567-6)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app