Fakta Unik & Menarik Tentang Bersin

Dipublish tanggal: Jun 19, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Fakta Unik & Menarik Tentang Bersin

Setiap orang pasti pernah bersin. Biasanya bersin terjadi ketika benda asing masuk ke hidung. Selain itu, bersin juga biasanya terjadi ketika hidung kemasukan virus. 

Itulah sebabnya ketika seseorang terkena flu, sering mengalami bersin. Sebenarnya, bersin bertujuan untuk mengeluarkan benda asing ataupun virus yang masuk ke hidung. Hal ini tentunya akan mencegah kotoran ataupun virus masuk ke dalam tubuh sehingga tidak menyebabkan penyakit. 

Salah satu hal menarik tentang bersin adalah setiap orang memiliki gaya tersendiri saat bersin. Ada yang bersin dengan tenang dan adapula yang mengeluarkan suara unik saat bersin. Selain itu, ada banyak fakta menarik tentang bersin yang belum diketahui. Berikut beberapa fakta menarik tentang bersin.

Bersin itu refleks

Bersin merupakan gerakan refleks yang terjadi karena masuknya benda-benda asing ke hidung. Bersin juga sebuah bentuk pertahanan diri, sehingga benda-benda asing tidak masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan penyakit.

Bersin terjadi ketika debu, serbuk sari, atau bulu binatang masuk ke hidung. Otak kemudian akan menerima sinyal untuk menyingkirkan benda asing tersebut. 

Tubuh akan bereaksi dengan menarik napas panjang dan menahannya. Hal ini menyebabkan otot-otot di dada menjadi tegang. Tekanan ini akan menyebabkan udara keluar dari hidung dengan cepat bersamaan dengan melepaskan napas. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya bersin.

Jantung tidak berhenti berdetak saat bersin

Banyak orang yang beranggapan bahwa ketika bersin, jantung akan berhenti berdetak. Padahal saat bersin, ritme jantung hanya akan melambat. Hal ini karena tarikan napas sebelum bersin menyebabkan otot-otot dada menegang. Hal ini akan mempengaruhi aliran darah, sehingga ritme jantung juga akan berubah.

Bersin berfungsi untuk mengatur ulang rongga hidung

Bersin terjadi ketika rongga hidung sedang diatur ulang. Bersin mampu mengatur ulang lingkungan rongga hidung, dengan mengeluarkan semua partikel-partikel yang masuk dan terperangkap di dalam hidung.

Mata tertutup otomatis saat bersin

Pada saat bersin, maka mata secara otomatis akan menutup. Hal ini karena saat benda asing masuk ke dalam hidung, otak akan mengeluarkan sinyal untuk bersin dan mata akan menerima sinyal untuk menutup. 

Hal ini terjadi secara otomatis, sehingga walaupun Anda mencoba untuk membuka mata saat bersin, hal ini tidak akan bisa terjadi.

Bersin tidak terjadi saat tidur

Tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat bersin saat tidur. Mengapa demikian? Hal ini karena pada saat tidur seluruh saraf tubuh akan beristirahat. Hal ini juga terjadi pada saraf yang mengirimkan sinyal untuk bersin. Saraf ini juga beristirahat dan tidak akan bekerja saat Anda tidur.

Partikel cipratan bersin dapat berpindah dengan jarak yang jauh

Jangan meremehkan orang yang sedang bersin, meskipun Anda berada di posisi yang berjauhan dengan orang tersebut. Partikel cipratan bersih dapat berpindah dengan jarak yang jauh, bahkan mencapai lima langkah kaki atau bisa juga lebih. 

Hal ini terjadi karena reaksi tubuh terhadap bersin cukup kuat, sedangkan partikel yang dikeluarkan sangat kecil, sehingga jarak cipratan juga bisa semakin jauh. Oleh sebab itu, dianjurkan untuk menutup hidung dan mulut saat bersin, sehingga dapat mencegah penyebaran virus.

Alasan bersin berturut-turut

Biasanya orang akan bersin lebih dari satu kali dalam waktu yang sama. Mengapa hal ini bisa terjadi? Hal ini terkait dengan fungsi utama bersin yaitu mengeluarkan partikel-partikel yang masuk ke dalam hidung. 

Oleh karena itu terkadang butuh beberapa kali bersin, agar hidung bisa kembali bersih dan semua partikel keluar dari hidung.


13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Zhao KQ, et al. (2012). Molecular modulation of airway epithelial ciliary response to sneezing. DOI: (http://www.fasebj.org/content/26/8/3178.short)
García-Moreno JM. (2006). Photic sneeze reflex or autosomal dominant compelling helio-ophthalmic outburst syndrome. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16525923)
Fernstrom A, et al. (2013). Aerobiology and its role in the transmission of infectious diseases. DOI; (http://dx.doi.org/10.1155/2013/493960)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app