Efek Psikologis Kecanduan Rokok yang Jarang Diketahui

Dipublish tanggal: Jun 22, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Tinjau pada Sep 9, 2019 Waktu baca: 2 menit
Efek Psikologis Kecanduan Rokok yang Jarang Diketahui

Membicarakan kecanduan rokok dan dampaknya pada kesehatan memang seakan tidak ada habisnya. Soalnya efek kerugian kesehatan sudah bisa dipastikan akan menimpa mereka yang kecanduan rokok. 

Namun yang belum banyak orang tahu adalah ternyata kecanduan rokok ternyata bisa berefek psikologis. Apa saja itu? Berikut ini beberapa penjelasan lebih detailnya.

Menimbulkan Kecanduan pada Perokok

Efek psikologis yang satu ini memang sudah tidak perlu diperdebatkan lagi akan kenyataannya. Soalnya seperti yang diketahui bahwa mereka yang sudah merokok maka akan sulit sekali untuk bisa lepas dari kebiasaan ini. 

Bahkan bagi mereka yang kecanduannya sudah di titik yang ekstrim akan lebih memilih merokok daripada harus mengkonsumsi nasi yang mengenyangkan.

Lalu apa yang membuat seseorang bisa kecanduan rokok? Jawabannya adalah karena rokok ini memiliki kandungan nikotin di dalamnya. Perlu diketahui bahwa nikotin yang terdapat di dalam rokok akan mencapai otak cukup dalam waktu 10 detik saja setelah dihirup. 

Jadi Anda tidak perlu meragukan lagi bagaimana nikotin dapat mempengaruhi kecanduan seseorang.

Memiliki Perilaku Tidak Tenang

Efek psikologis berikutnya yang bakal dirasakan oleh mereka yang memiliki kebiasaan merokok adalah memiliki perilaku tidak tenang. Biasanya perilaku tidak tenang ini akan muncul ketika orang tersebut tidak merokok atau sedang ingin merokok. 

Kondisi tersebutlah yang kemudian membuat mereka akan sangat berusaha untuk merokok terus dari waktu ke waktu.

Efek psikologis yang satu ini juga masih berhubungan dengan efek kecanduan yang diberikan dari rokok tersebut. Hal ini akan membuat seseorang akan sulit untuk bisa menenangkan pikiran maupun dirinya sendiri ketika belum bisa menghisap rokok. 

Apabila terus dibiarkan maka orang ini bisa berubah menjadi agresif secara seketika dan tentunya akan merugikan banyak pihak.

Memicu Pikiran yang Mudah  Stres

Selama ini banyak orang yang mengklaim bahwa dengan merokok maka lebih mampu untuk menenangkan pikiran mereka. Padahal anggapan tersebut tidaklah sepenuhnya fakta. 

Alasannya karena kandungan nikotin yang dimiliki oleh rokok dapat membuat pikiran menjadi tenang untuk sementara. Namun efek tenang tersebut hanya terjadi selama orang tersebut masih merokok.

Begitu rokok tersebut sudah terlepas dari mulutnya maka akan berbagai efek samping bisa mulai dirasakan. Salah satu efek yang tidak bisa dihindari adalah kecanduan rokok bisa memicu pikiran yang mudah stres. 

Apalagi kalau ditambah dengan fakta bahwa pikiran stres tersebut akan semakin menjadi apabila tidak kunjung mendapatkan rokok dalam waktu yang lama.

Munculnya Gejala Depresi

Gejala depresi adalah sesuatu yang tentunya tidak bisa dipandang sebelah mata begitu saja. Soalnya banyak kasus yang membuktikan bahwa depresi ini merupakan awal dari banyaknya orang yang kemudian melakukan berbagai tindakan nekat.

 Nyatanya mereka yang kecanduan rokok memiliki kemungkinan mengalami depresi 30% lebih besar daripada yang tidak merokok.

Lebih spesifiknya lagi depresi tersebut bsia dialami oleh wanita usia 20an ke atas yang ternyata adalah seorang pecandu rokok. Meski begitu, masih belum ditentukan apakah rokok yang memicu depresi atau rokok memperburuk kondisi depresi yang sudah ada?

Sering Pelupa

Efek terakhir yang bisa saja terjadi pada mereka yang kecanduan rokok adalah menjadi pribadi yang pelupa. Hal tersebut disebabkan karena berbagai kandungan kimia yang dimiliki oleh rokok akan mempengaruhi langsung bagian dalam otak. Selain itu, mereka yang kecanduan rokok juga mudah sekali berubah mood yang dimilikinya.

Dengan semua penjelasan di atas, pastinya membuat Anda lebih waspada terhadap penggunaan maupun kecanduan rokok. Lebih baiknya memang mulai sekarang ini untuk menghentikan atau bisa dari mulai mengurangi kecanduan rokok untuk hidup lebih sehat.


15 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Lawrence, D., Mitrou, F. & Zubrick, S.R. Smoking and mental illness: results from population surveys in Australia and the United States. BMC Public Health 9, 285 (2009). https://doi.org/10.1186/1471-2458-9-285. BMC Public Health. (Accessed via: https://bmcpublichealth.biomedcentral.com/articles/10.1186/1471-2458-9-285)
The Psychological & Physiological Effects of Nicotine. Everyday Health. (Accessed via: https://www.everydayhealth.com/smoking-cessation/three-reasons-nicotine-is-addictive-and-tips-to-help-quit-smoking.aspx)
SATOMURA, K. and NAKAHARA, T. (2003). Consciousness and Psychological Behaviors of Smokers — Factors that cause people to start, continue, or stop smoking, and measures to be taken. JMAJ 46(5): 185–190, 2003. Japan Medical Association. (Accessed via: http://www.med.or.jp/english/pdf/2003_05/185_190.pdf)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app