ADELIA MARISTA SAFITRI, S.K.M
Ditulis oleh
ADELIA MARISTA SAFITRI, S.K.M
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Disodium Edetat (EDTA): Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Des 4, 2020 Update terakhir: Des 4, 2020 Waktu baca: 3 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Disodium edetat adalah agen pengkelat (chelating agent) yang digunakan untuk mengatasi kelebihan kalsium dari dalam tubuh (hiperkalemia);
  • Manfaat disodium edetat juga dapat memperpanjang daya simpan berbagai macam produk, seperti sampo hingga pewarna rambut;
  • Pemberian EDTA berbentuk injeksi hanya boleh diberikan oleh dokter dalam waktu minimal 3 jam selama 5 hari berturut-turut;
  • Efek samping disodium edetat (EDTA) adalah mual, muntah, diare, sakit kepala, sakit perut, dan nyeri pada area kulit yang disuntik;
  • Konsultasikan dulu dengan dokter sebelum menggunakan EDTA saat hamil atau merencanakan kehamilan, maupun sedang menyusui;
  • Klik untuk mendapatkan disodium edetate (EDTA) atau produk konsumen lainnya ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD.

Disodium edetat adalah agen pengkelat (chelating agent) yang dapat berikatan dengan ion logam seperti kalsium dan magnesium. Karena itulah, agen ini sering digunakan untuk mengatasi hiperkalsemia atau kelebihan kalsium dari dalam tubuh. Zat tersebut juga mampu menghilangkan logam berat yang berbahaya dari dalam darah, seperti timbal atau merkuri, sehingga tubuh terhindar dari keracunan.

Dibandingkan tetrasodium EDTA, disodium edetat mengandung 2 kation natrium dan pH-nya lebih rendah dari 7, yakni sekitar 4 dan 6. Zat ini sering kali ditambahkan ke dalam berbagai jenis kosmetik dan produk perawatan diri, seperti sampo, untuk memperpanjang daya simpan produk. Zat ini pulalah yang menjadi salah satu pemberi sifat busa pada produk.

Mengenai Disodium Edetat (EDTA)

Golongan

Tanpa resep dokter

Kemasan

  • Gel
  • Injeksi
  • Obat tetes mata
  • Larutan nebulizer

Kandungan

Disodium edetat (EDTA)

Manfaat Disodium Edetat (EDTA)

Disodium edetat sering kali digunakan sebagai agen pengkelat untuk memperpanjang daya simpan kosmetik maupun produk perawatan diri. Berbagai produk yang kerap mengandung disodium edetat adalah:

  • Sampo;
  • Pewarna rambut;
  • Gel mandi;
  • Losion.

Dalam dunia medis, disodium edetate digunakan untuk menurunkan kadar kalsium dalam darah ketika sudah sangat tinggi. Zat ini juga dapat dimanfaatkan untuk menangani gangguan irama jantung yang disebabkan oleh konsumsi obat jantung digitalis, contohnya digoxin.

Efek samping Disodium Edetat (EDTA)

Sama seperti obat pada umumnya, penggunaan EDTA dapat menimbulkan efek samping. Akan tetapi, reaksinya bisa jadi berbeda-beda, tergantung dari dosis obat, usia, dan daya tahan tubuh masing-masing orang.

Sejumlah efek samping disodium edetat yang mungkin terjadi antara lain:

  • Mual;
  • Muntah;
  • Diare;
  • Sensasi kebas atau kesemutan pada tubuh, terutama di sekitar mulut;
  • Sakit kepala;
  • Sakit perut;
  • Nyeri, kemerahan, atau bengkak di area yang disuntik.

Reaksi alergi yang serius cukup jarang terjadi. Namun, waspadai jika muncul gejala alergi parah (anafilaktik) seperti:

  • Ruam;
  • Gatal atau bengkak (terutama di wajah, lidah, atau tenggorokan);
  • Pusing parah;
  • Kesulitan bernapas.

Bila itu terjadi, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Dosis Disodium Edetat (EDTA)

Dosis disodium edetate bisa jadi berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini tergantung dari usia, jenis kelamin, tingkat keparahan penyakit, dan kebutuhan masing-masing orang.

Pemberian EDTA berbentuk injeksi hanya boleh diberikan oleh dokter dan tim medis yang berpengalaman, baik di rumah sakit maupun saat keadaan darurat. Obat diberikan secara perlahan melalui infus dalam waktu minimal 3 jam. Tindakan ini akan dilakukan selama 5 hari berturut-turut, lalu jeda 1 hari tanpa pemberian obat. Jadwal tersebut kemudian diulang sesuai kondisi dan kebutuhan masing-masing pasien sampai kadar kalsium dalam darahnya menurun ke tingkat yang lebih aman.

Beri tahukan dokter maupun perawat jika Anda memiliki riwayat penyakit lainnya, terutama penyakit jantung, gagal jantung kongestif, gangguan irama jantung, diabetes, kadar kalium rendah dalam darah (hipokalemia), riwayat kejang, tumor otak, atau cedera kepala. Setelah pemberian obat, kondisi pasien akan terus diawasi tim medis untuk memastikan obat tersebut bekerja efektif dan kadar kalsium pasien mulai menurun secara bertahap.

Interaksi Disodium Edetat (EDTA)

Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh. 

Beberapa jenis obat yang dapat berinteraksi dengan disodium edetate adalah:

  • Kalsium;
  • Digoxin;
  • Insulin;
  • Magnesium;
  • Obat diuretik, seperti chlorothiazice, chlorthalidone, furosemide, dan hydrochlorothiazide.

Kemungkinan ada zat atau obat lain yang juga dapat berinteraksi dengan EDTA, tetapi belum dicantumkan dalam daftar di atas. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter.

Perhatian

Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan disodium edetat adalah sebagai berikut:

  • Beri tahukan dokter jika Anda memiliki riwayat alergi obat maupun penyakit tertentu, terutama penyakit jantung, gagal jantung kongestif, gangguan irama jantung, riwayat kejang, tumor otak, cedera kepala, diabetes, dan kadar kalium rendah dalam darah (hipokalemia);
  • Sampaikan pada dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, maupun herbal apa pun;
  • Konsultasikan dulu dengan dokter sebelum menggunakan EDTA saat hamil atau merencanakan kehamilan, maupun sedang menyusui;
  • Hindari mengemudi atau mengoperasikan mesin berat selama menggunakan disodium edetate, sebab obat ini dapat menyebabkan pusing;

Artikel terkait:


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app