ADELIA MARISTA SAFITRI, S.K.M
Ditulis oleh
ADELIA MARISTA SAFITRI, S.K.M
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Chlorzoxazone: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Okt 1, 2020 Update terakhir: Okt 26, 2020 Waktu baca: 3 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Chlorzoxazone adalah obat relaksan otot yang sering digunakan untuk mengatasi kejang atau nyeri otot;
  • Dosis chlorzoxazone untuk merilekskan otot pada orang dewasa adalah 3-4 x sehari 500 mg. Dosis untuk anak-anak mengikuti anjuran dokter;
  • Efek samping chlorzoxazone berupa pusing, mengantuk, sakit perut, hingga sakit kepala. Segera periksa ke dokter jika efek samping berlanjut;
  • Hindari mengemudi atau menjalankan mesin berat setelah minum obat karena chlorzoxazone dapat menyebabkan kantuk dan pusing;
  • Konsultasikan ke dokter sebelum menggunakan chlorzoxazone saat hamil atau merencanakan kehamilan, maupun sedang menyusui;
  • Klik untuk mendapatkan obat otot, tulang, dan sendi lainnya ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD.

Chlorzoxazone adalah obat yang biasa digunakan untuk mengatasi kejang atau nyeri otot. Obat ini bekerja dengan cara mengendurkan otot-otot rangka yang tegang, kaku, atau keseleo supaya lebih rileks. Chlorzoxazone biasanya digunakan bersamaan dengan terapi fisik rutin, istirahat yang cukup, dan terapi pereda nyeri lainnya untuk memaksimalkan hasil pengobatan.

Mengenai Chlorzoxazone

Golongan

Resep dokter

Kemasan

Tablet

Kandungan

Chlorzoxazone

Manfaat Chlorzoxazone

Chlorzoxazone adalah obat relaksan otot yang digunakan untuk mengendurkan otot-otot yang tegang atau keseleo. Hal ini dapat membantu meredakan nyeri otot yang mengganggu aktivitas.

Efek samping Chlorzoxazone

Sama seperti obat pada umumnya, penggunaan chlorzoxazone dapat menimbulkan efek samping. Akan tetapi, reaksinya bisa jadi berbeda-beda, tergantung dari dosis obat, usia, dan daya tahan tubuh masing-masing orang.

Sejumlah efek samping chlorzoxazone yang mungkin terjadi antara lain:

  • Mengantuk;
  • Pusing;
  • Kelelahan;
  • Sakit perut;
  • Sakit kepala.

Beberapa orang melaporkan warna urinenya berubah menjadi oranye atau ungu-kemerahan setelah minum obat. Namun, Anda tak perlu khawatir sebab ini bukanlah kondisi berbahaya. Warna urine dapat berangsur-angsur kembali normal setelah pengobatan dihentikan.

Dibandingkan orang dewasa, lansia cenderung lebih sensitif terhadap efek samping obat, terutama dalam hal munculnya rasa kantuk atau kebingungan. Hati-hati, hal ini membuat lansia berisiko tinggi kehilangan keseimbangan atau terjatuh setelah minum obat. Oleh karena itu, sebaiknya konsultasikan lebih lanjut pada dokter untuk menyesuaikan dosis demi mencegah hal tersebut.

Reaksi alergi yang serius cukup jarang terjadi. Namun, waspadai jika muncul gejala alergi parah (anafilaktik) seperti:

  • Ruam;
  • Gatal atau bengkak (terutama di wajah, lidah, atau tenggorokan);
  • Pusing parah;
  • Kesulitan bernapas.

Bila itu terjadi, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Dosis Chlorzoxazone

Dosis chlorzoxazone bisa jadi berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini tergantung dari usia, jenis kelamin, tingkat keparahan penyakit, dan kebutuhan masing-masing orang.

Dosis chlorzoxazone yang umum diresepkan untuk merilekskan otot adalah:

  • Dewasa: 3-4 x sehari 500 mg;
  • Anak-anak: sesuai anjuran dokter.

Minumlah obat pada jam yang sama setiap harinya. Hal ini bertujuan agar obat dapat bekerja secara maksimal, memberikan hasil yang efektif, dan mencegah risiko kelupaan minum obat.

Ingat, chlorzoxazone hanyalah pendukung terapi fisik yang dilakukan oleh pasien. Pastikan untuk selalu mengikuti instruksi dari dokter supaya efektif meredakan nyeri dan kejang otot yang Anda rasakan.

Interaksi Chlorzoxazone

Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.

Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan chlorzoxazone adalah sebagai berikut:

  • Opioid, seperti kodein atau hidrokodon;
  • Obat tidur atau pereda kecemasan, contohnya alprazolam, lorazepam, atau zolpidem;
  • Relaksan otot, misalnya carisoprodol atau cyclobenzaprine;
  • Antihistamin, seperti cetirizine atau diphenhydramine.

Perhatian

Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan chlorzoxazone adalah sebagai berikut:

  • Beri tahukan dokter jika Anda memiliki riwayat alergi obat maupun penyakit tertentu, terutama penyakit hati;
  • Sampaikan pada dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, maupun herbal apa pun;
  • Konsultasikan dulu dengan dokter sebelum menggunakan chlorzoxazone saat hamil atau merencanakan kehamilan, maupun sedang menyusui;
  • Hindari mengemudi atau menjalankan mesin berat setelah minum obat karena chlorzoxazone dapat menyebabkan kantuk dan pusing;
  • Jangan berhenti menggunakan obat tanpa sepengetahuan dokter. Alih-alih menyembuhkan, hal ini malah bisa memicu reaksi efek samping dan memperparah kondisi Anda.

Artikel terkait:


6 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app