HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR.VINA SETIAWAN
Ditinjau oleh
DR.VINA SETIAWAN

Cedera Kepala: Risiko & Cara Penanganan yang Harus Dilakukan

Dipublish tanggal: Agu 16, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mar 2, 2020 Waktu baca: 2 menit
Cedera Kepala: Risiko & Cara Penanganan yang Harus Dilakukan

Cedera otak dapat disebabkan oleh banyak hal. Misal terjatuh dari tempat tinggi hingga kepala membentur permukaan keras maupun karena kecelakaan. Meski begitu, kebanyakan korban cedera kepala umumnya disebabkan oleh kecelakaan saat mengendarai sepeda motor.

Salah satu jenis cedera kepala yang sering dialami oleh seseorang adalah gegar otak. Gegar otak dapat menyebabkan gangguan terhadap fungsi otak. Oleh karena efek negatifnya yang cukup besar, Anda tidak boleh menyepelekan kondisi cedera kepala seperti gegar otak. 

Segeralah berobat ke dokter agar mendapat penanganan medis yang tepat.

Jenis cedera kepala yang sering dialami seseorang

Cedera kepala ada berbagai macam jenisnya. Umumnya cedera kepala akan disebabkan oleh cedera fisik yang cukup berat. Berikut ini adalah beberapa jenis cedera kepala, antara lain:

  • Luka memar atau contusion

Contusion atau luka memar merupakan kondisi munculnya luka memar serta adanya bengkak pada otak. Hal ini muncul akibat cedera yang terjadi di bagian kepala.

  • Pendarahan pada bagian otak atau hematoma

Pendarahan pada bagian otak merupakan jenis cedera kepala yang sangat serius. Hal ini dikarenakan ketika seseorang terkena pendarahan otak maka orang tersebut berisiko hilang kesadaran. 

Selain itu cairan darah yang terdapat di otak jika dibiarkan lama kelamaan akan menimbulkan tekanan di bagian otak. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan otak permanen.

  • Gegar otak atau concussion

Gegar otak merupakan jenis cedera kepala yang tentunya sering Anda dengar. Penyebab gegar otak disebabkan oleh benturan kepala oleh benda keras dan tumpul. Orang bisa mengalami gegar otak disebabkan oleh kecelakaan hingga pukulan di bagian kepala. 

Gegar otak dapat menyebabkan gangguan fungsi otak.

Benturan yang sangat hebat dapat menyebabkan tulang tengkorak yang sejatinya keras menjadi pecah. Jika hal ini terjadi, pecahan dari tulang tengkorak dapat melukai otak sehingga menimbulkan pendarahan.

Penanganan setelah mengalami Cedera Kepala

Cedera pada bagian kepala bukanlah keadaan yang dapat disepelekan. Harus diingat bahwa pada kepala terdapat otak yang mengatur seluruh aktivitas pada tubuh. Untuk itu, ketika Anda mengalami cedera kepala, sebisa mungkin untuk beristirahat dalam beberapa waktu. 

Hal ini dilakukan karena ketika cedera kepala, maka zat kimia pada otak akan mengalami perubahan selama beberapa waktu. Istirahat dilakukan agar zat kimia di otak kembali normal.

Istirahat yang sebaiknya Anda lakukan setelah mengalami cedera kepala adalah sebagai berikut:

  • Jangan melakukan aktivitas fisik berat terutama olahraga karena akan membuat kondisi cedera berisiko semakin parah
  • Kurangi aktivitas yang memerlukan konsentrasi lebih seperti membaca buku, menonton TV hingga bermain video games. Lakukan aktivitas yang cenderung ringan efeknya untuk otak Anda.
  • Jangan mengkonsumsi obat yang tidak diresepkan dokter. Jika mengalami gangguan pada tubuh pasca cedera kepala, maka segera konsultasikan dengan dokter agar  dapat diberikan pilihan pengobatan yang tepat. 
  • Saat menjalani pemulihan, jangan melakukan banyak aktivitas bersamaan. Misalnya, kebiasaan untuk menonton TV sembari makan. Hal ini dapat menyebabkan pemulihan terhambat.

Tidak semua orang yang mengalami cedera kepala harus beristirahat terus menerus hingga masa pemulihan. Ada kalanya mereka yang mengalami cedera kepala ringan tetap dapat beraktivitas. Meski begitu, dokter tentu akan menyarankan untuk mengurangi intensitas aktivitas tersebut.

Untuk pemeriksaan kondisi tempurung otak pasca cedera kepala, dokter biasanya akan melakukan MRI dan CT Scan. Pemeriksaan ini ditujukan untuk memperoleh gambaran utuh kondisi bagian dalam tempurung kepala. 

Dengan begini, dokter akan dapat melakukan evaluasi lebih mendalam terhadap kondisi otak dan struktur kepala.


26 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Traumatic brain injury & concussion: Signs and symptoms. Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/traumaticbraininjury/symptoms.html.
What can I do to help feel better after a traumatic brain injury? Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/traumaticbraininjury/recovery.html.
Heads up to youth sports: Coaches clipboard concussion information sheet. Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/headsup/youthsports/coach.html.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app