Cara Mencegah Keputihan Yang Perlu Anda Ketahui

Dipublish tanggal: Mar 11, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Tinjau pada Mar 22, 2019 Waktu baca: 3 menit
Cara Mencegah Keputihan Yang Perlu Anda Ketahui

Para wanita pasti pernah mengalami keputihan. Keputihan atau Flour albus terjadi pada wanita pada saat kehamilan, menstruasi , dan menopause. Keputihan dapat terjadi secara normal atau abnormal. 

Keputihan normal berasal dari peningkatan hormon estrogen. Sedangkan keputihan abnormal disebabkan oleh infeksi bakteri dan memiliki gejala dan bentuk keputihan yang berbeda dengan keputihan normal. 

Keputihan yang abnormal merupakan suatu kondisi medis yang perlu dihindari. Terdapat beberapa cara yang dapat anda lakukan untuk mencegah keputihan. Berikut Penjelasannya.   

Keputihan Normal dan Abnormal

Keputihan (leukorrhea) yang normal muncul pada saat menstruasi dan kehamilan. Keputihan ini diakibatkan hormon progestron dan esterogen pada ovulasi di siklus menstruasi. 

Cairan yang keluar berbentuk bening dan tidak berbau. Keputihan juga terjadi pada masa kehamilan karena adanya peningkatan hormon estrogen pada trimester dua.

Keputihan tidak normal jika berwarna kekuningan, putih seperti susu pecah, kehijauan , berbau dan disertai rasa gatal yang hebat. Keputihan yang abnormal atau leukorea timbul secara patologis akibat adanya infeksi pada alat kelamin anda. Munculnya leukorrhea disebabkan infeksi jamur akibat faktor kebersihan diri yang kurang atau disebabkan infeksi menular seksual, pertumbuhan flora normal vagina yang berlebihan, alergi karena bahan –bahan iritan seperti patiliner, parfum dan sabun pembersih kewanitaan.

Pada leukorea karena infeksi, jamur yang sering ditemukan adalah Candida sp. Jamur tersebut menyebabkan keluarnya carian berwarna putih dan memiliki bau yang khas. 

Penyakit ini dinamakan kandidiasis. Kandidiasis tidak hanya menyerang mulut vagina, infeksi dari jamur tersebut juga sering menyerang daerah mulut seperti lidah, amandel, dan rongga mulut.

Cara mencegah Keputihan

Keputihan yang baik normal atau abnormal bisa datang tiba-tiba tanpa kta ketahui sebelumnya. Ini sering diakibatkan beberapa faktor baik endogen atau eksogen yang memicu munculnya keputihan. Untuk mencegah keputihan, inilah beberapa cara yang mudah yang dapat anda terapkan dalam kehidupan anda sehari-hari.

Mengurangi faktor stres

Kondisi stres mempengaruhi aktivitas kita. Ini disebabkan adanya peningkatan hormon adrenalin pada tubuh kita. Hormon adrenalin bekerja merespon sumber stres sehingga menyebabkan peningkatan detak jantung, tekanan darah meningkat. 

Dengan mengurangi faktor stres maka hormon adrenalin kita akan menuruan dan stabil sehingga pembuluh darah tidak menyempit dan elastisitasnya terjaga serta aliran hormon esterogen tidak terhambat dan mengurangi munculnya infeksi di vagina.

Menjaga stamina

Fisik yang terlalu lelah dapat menekan pengeluaran hormon etsrogen sehingga kadar glikogen juga mengalami penurunan sehingga menimbulkan munculnya infeksi jamur, parasit, dan bakteri karena asam laktat yang sedikit di vagina. 

Jangan menggunakan celana ketat

Celana ketat memang terlihat modis dan stylish bagi kaum wanita. Tetapi penggunaan celana yang terlalu ketat sangat menganggu kelembaban dan sirkulasi udara pada daerah kelamin anda. 

Daerah vagina yang terlalu lembab mengundang tumbuhnya jamur di mulut vagina. Biasakan untuk tidak menggunakan celana ketat apalagi saat berpergian jauh atau ke tempat yang panas.

Sering mengganti pakaian dalam

Pakaian dalam yang dipakai berkali-kali sangat tidak dianjurkan, karena  ini akan mempercepat perkembangan jamur dan parasit di celana dalam dan di alat kelamin anda. 

Jamur yang tertanam lama akan terkontaminasi dengan vagina anda sehingga menimbulkan gejala gatal-gatal dan bau tidak sedap pada awal munculnya keputihan.

Jangan menyentuh vagina dengan tangan kotor

Hampir semua kegiatan kita lakukan menggunakan telapak tangan kita. Tapi anda pasti tahu bahwa tangan yang tidak bersih adalah sarang dari menempelnya bakteri. 

Apalagi anda menyentuh vagina anda dengan tangan yang kondisi kotor. Secara otomatis bakteri akan berpindah ke vagina dan berkembang biak. Biasakan untuk mencuci tangan anda hingga bersih sebelum menyentuh vagina.

Mengeringkan vagina setelah buang air kecil/ besar

Mengeringkan vagina setelah  anada buang air kecil atau besar bermanfaat untuk menjaga kelembaban sehingga tidak mengundang infeksi yang keputihan.

Memperhatikan Pergaulan

Pergaulan yang dimaksud adalah bahwa seks bebas akan menyebabkan infeksi menular seksual. Infeksi sangat mudah menular melalui hubungan intim, bahkan masih banyak penyakit seksual yang dapat berpotensi dari seks bebas.

Banyak Minum Air Putih

Minum air putih sebanyak minimal 10 gelas sehari agar mengurangi potensi terkena keputihan. Infeksi yang menempel di vagina memang tidak semua menimbulkan gejala, dengan minum banyak air putih maka infeksi akan ikut terbuang melalui air seni saat anda buang air kecil.

Gunakan kompres dingin pada area yang gatal, bengkak atau nyeri

Kompres dingin ini akan berguna untuk mengurangi reaksi peradangan (inflamasi)

Kapan Keputihan perlu diperiksa ke dokter?

Jika keputihan tidak membaik dalam waktu seminggu sebaiknya hubungi dokter.Atau jika didapatkan keluhan seperti

  • Berwana hijau,kuning, pekat atau seperti susu pecah
  • Bau keputihan sangat menyengat
  • Kemerahan, gatal, rasa terbakar, iritasi pada vagina Anda
  • Keputihan disertai flek atau perdarahan diluar jadwal mestruasi Anda.

 

 

 

 

 


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Vaginal Discharge: Causes, Types, Diagnosis and Treatment (http://www.webmd.com/women/guide/vaginal-discharge-whats-abnormal)
Abnormal Vaginal Discharge - Causes, Treatment, Types of Vaginal Discharge (http://www.std-gov.org/symptoms/abnormal_vaginal_discharge.htm)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app